BerandaHits
Jumat, 7 Mei 2020 09:15

Mengapa Perayaan Waisak Identik dengan Pelepasan Lampion?

Tradisi menerbangkan lampion di puncak perayaan Waisak tahun 2018 (Inibaru.id/Hayyina Hilal)

Salah satu rangkaian acara yang dinanti saat perayaan Hari Waisak adalah pelepasan lampion atau Lentera Puja. Sebenarnya, apa sih arti dari tradisi ini bagi umat Buddha?

Inibaru.id – Hari Waisak adalah salah satu hari raya yang dapat dibilang sangat dinanti perayaannya. Selain dinanti pemeluk agama Buddha, hari raya ini juga dinanti para wisatawan. Nggak jarang para wisatawan memadati tempat pelaksanaan ibadah pemeluk Buddha seperti Candi Borobudur atau di Vihara Dhamma Harja, Banyuwangi saat Waisak tiba.

Salah satu rangkaian acara yang dinanti para wisatawan adalah pelepasan lampion. Tiap tahun, ratusan atau bahkan ribuan lampion akan diterbangkan ke langit pada malam puncak perayaan Waisak. Para wisatawan dan fotografer biasanya menunggu momen tersebut untuk mengambil gambar dari berbagai sudut.

Lampion itu disebut sebagai Lentera Puja. Bagi pemeluk agama Buddha, pelepasan Lentera Puja itu memiliki makna tersendiri yang sakral. Hal ini diungkapkan Saka Ria Gumilang, Ketua Pemuda Patria Banyuwangi.

“Pelepasan Lentera Puja itu penanda penutupan penghayatan sebulan Dhamma. Pelepasan ini adalah simbol melepaskan hal-hal negatif dari tiap diri manusia,” jelasnya pada Selasa (29/5/2018).

Tiap lampion yang diterbangkan ditulisi doa dan harapan. Harapan yang ditulis adalah harapan untuk menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupan.

Lentera puja diterbangkan saat puncak perayaan Waisak di Candi Borobudur tahun 2018 (Inibaru.id/Hayyina Hila)

“Pada pelepasan Lentera Puja, umat Buddha berdoa agar selalu dilimpahi kesehatan, kesejahteraan, dan berkah,” imbuh Saka.

Api yang ada pada Lentera Puja itu juga memiliki arti tersendiri. Bagi umat Buddha, api diartikan sebagai semangat dalam diri dalam menjalani kehidupan sekaligus mengharapkan petunjuk.

Selain itu, hal unik lainnya dalam perayaan ini adalah pelepas lampion menggunakan busana yang berbeda-beda. Bagi yang memakai busana berwarna putih, itu melambangkan kesucian. Sementara, bagi yang memakai busana hitam, melambangkan keberanian.

Saking ikoniknya pelepasan lampion Lentera Puja, pihak vihara biasanya menyediakan lampion bagi para wisatawan. Hal ini dilakukan juga di Candi Borobudur. Wisatawan hanya diminta membayar sumbangan agar bisa turut melepas lampion.

Sayang, tahun ini Hari Waisak nggak dirayakan secara besar-besaran seperti biasa demi mencegah penularan virus Covid-19. Kita pun nggak bisa lagi menikmati tradisi pelepasan lampion yang sangat indah ini.

Meski nggak bisa merayakan Waisak seperti biasa, semoga Waisak tahun ini tetap bermakna ya, Millens! Selamat merayakan Hari Waisak. (Ber/IB03/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024