BerandaHits
Minggu, 22 Jun 2024 08:30

Mengambil Cangkang Kerang Bisa Rusak Ekosistem Pantai, Kenapa?

Mengambil cangkang atau kulit kerang dapat mengganggu ekosistem pesisir pantai. (Pexels/Engin Akyurt)

Saat piknik ke pantai, nggak jarang kita mengambil cangkang kerang untuk kenang-kenangan atau bahan kerajinan tangan. Tapi ternyata, mengambil cangkang kerang bisa merusak ekosistem pantai, lo.

Inibaru.id - Banyak orang mengira, kulit atau cangkang kerang yang tersebar di pinggir pantai hanyalah rumah-rumah nggak terpakai yang sudah ditinggalkan oleh si kerang. Maka dari itu, nggak sedikit orang yang membawa beberapa kulit kerang karena motifnya yang cantik atau bentuknya yang unik.

Tapi faktanya, keberadaan kulit-kulit kerang tersebut memberikan peran penting bagi keseimbangan pesisir pantai, lo. Jadi, kamu sebaiknya nggak berburu lagi kulit kerang karena bisa mengganggu ekosistem di sana. Nggak percaya?

Dikutip dari IFL Science, sebuah penelitian yang dipublikasi di jurnal Plos One tahun 2014 menunjukkan pentingnya cangkang kerang untuk berbagai organisme. Ahli paleontologi dan penulis utama studi ini, Michal Kowalewski mengatakan, "kerang sangat luar biasa karena memiliki banyak fungsi dalam ekosistem alami".

Ya, cangkang kerang yang ada banyak di daerah pesisir itu digunakan sebagai rumah atau tempat untuk menempel oleh berbagai organisme laut, seperti alga, tumbuhan lamun, spons laut atau bunga karang, dan krustasea.

"Banyak organisme kecil yang menetap pada cangkang mati, sehingga menghilangkan cangkang tersebut akan menghilangkan habitat bagi para kolonis ini," kata pakar cangkang moluska dan profesor geologi di Universitas California Davis, Geerat Vermeij.

Berburu Cangkang Kerang Nggak Dibenarkan

Jumlah kulit kerang di pantai semakin lama semakin berkurang. (Pixabay)

Meski jumlahnya terlihat melimpah, keberadaan kulit kerang di pantai semakin tahun semakin berkurang. Sebagai contoh survei yang dilakukan dalam penelitian sejak 1978 hingga 1981 dan tahun 2008 hingga 2010 menunjukkan bahwa pantai Llarga di Spanyol telah kehilangan cangkang kerang mencapai 60%.

Berkurangnya cangkang tersebut diduga dari semakin banyaknya kunjungan wisatawan ke pantai tersebut.

"Manusia mungkin memainkan peran penting dalam mengubah habitat melalui aktivitas yang dianggap tidak berbahaya, seperti menyisir pantai dan mengumpulkan kerang. Penting bagi kita untuk terus menyelidiki aspek yang lebih halus dari aktivitas terkait pariwisata dan dampaknya terhadap habitat garis pantai," papar Kowalewski.

Untungnya di beberapa negara ada payung hukum tentang pengambilan cangkang kerang. Tindakan mengambil cangkang kerang dinilai sebagai tindakan ilegal. Salah satu contohnya Inggris dan Amerika Serikat.

Di Inggris, terdapat undang-undang perlindungan pesisir tahun 1949 tentang larangan mengambil bahan alami apa pun dari pantai. Sementara di Amerika Serikat, spesies tertentu yang dilindungi dan mengambil cangkang hidup adalah tindakan ilegal.

Nah, kalau di negara-negara besar sudah sadar akan bahaya dari pengambilan kulit kerang, bagaimana dengan payung hukum di Indonesia, ya? Tapi, nggak perlu menunggu sikap tegas dari pemerintah, kita hendaknya sudah sadar bahwa berburu kulit kerang saat sedang piknik ke pantai sebaiknya nggak dilakukan lagi. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: