BerandaHits
Kamis, 20 Mei 2020 09:59

Membicarakan Puasa Khawasil Khawwas bersama Ahmad Rizky Mardhatillah Umar

Menurut Imam Al-Ghazali puasa ada tiga jenis. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Puasa nggak cuman soal menahan lapar, dahaga, dan syahwat. Ahmad Rizky Mardhatillah Umar mengambil konsep puasa Imam Al-Ghazali dan membawa puasa ke konteks kehidupan sosial. Hm, apa sih maksudnya?<br>

Inibaru.id – Kalau kami membicarakan tentang puasa, pasti yang mendominasi perbincangan tentang menahan lapar, dahaga, dan syahwat, kan, Millens? Ternyata, konsep puasa ini memiliki banyak jenisnya. Salah satunya adalah pemikiran tentang puasa oleh Imam Al-Ghazali.

Saya berkesempatan berbincang secara daring mengenai ini dengan Ahmad Rizky Mardhatillah Umar, peneliti dan mahasiswa doktoral University of Queensland, Australia. Menurut Umar, panggilan akrabnya, Imam Al-Ghazali membagi puasa menjadi tiga jenis; puasa awwam, puasa khawwas, dan puasa khawasil khawwas.

Menurut Umar, secara singkat puasa awwam dapat diartikan sebagai tindakan untuk menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, puasa khawwas berarti menjaga diri dari hal-hal yang nggak disukai Allah, sementara puasa khawasil khawwas berarti menjaga hati dan pikiran dari perbuatan atau pemikiran yang dapat merusak kemurnian kita kepada Allah.

“Ini konsep tasawwuf; konteks Al-Ghazali adalah dalam pemurnian hati,” tullis Ketua Ranting Istimewa Muhammadiyah Queensland ini dalam surat elektronik, Jumat (15/5).

Puasa khawasil khawwas ini nggak sekadar menjauhkan diri pada apa yang nggak dikehendaki Allah, tatapi juga menjauhkan hati dan pikiran kita dari segala yang berasal selain dari Allah.

“Saya ingin membawanya ke dalam konteks yang lebih sosial, yaitu memahami puasa khawwasul khawwas ini sebagai upaya menjaga masyarakat dari perilaku zalim, koruptif, dan tidak bertanggungjawab atas apa yang diperbuat, apalagi penyalahgunaan kekuasaan dan sejenisnya,” tambah Umar.

Berpuasa bukan hanya tentang menahan lapar, dahaga, dan syahwat. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Menurut Umar, puasa khawasil khawwas, bahkan puasa secara umum, memiliki dimensi sosial dalam perilaku manusia. Hal ini dikarenakan puasa nggak sebatas pada ibadah ritual yang dilaksanakan secara individual. Puasa bagi Umar berarti menahan diri atas hawa nafsu – yang bukan sebatas lapar, dahaga, dan syahwat – karena ketakutan kita pada Allah semata. Hal ini bisa direfleksikan menjadi menahan diri dari berbuat zalim ke sesama manusia dan melakukan kerusakan pada alam.

Hal ini berhubungan dengan penciptaan manusia sendiri, yaitu sebagai khalifah di dunia. Menurut Umar, Allah men-tanfidz-kan Nabi Adam sebagai khalifatullah fil ardli, yaitu penanggung jawab di muka bumi. Tanggung jawab di sini, menurut Umar, bermaksud bahwa manusia perlu menjaga dan mengelola semua ciptaan Allah yang ada di muka bumi, baik yang hidup maupun yang mati.

Maka dari itu, dalam praktiknya puasa nggak terbatas pada mengajak kita menjadi individu yang jauh dari hal-hal yang bukan dari Allah. Berpuasa, menurut Umar, juga mengajak kita menjadi masyarakat yang memiliki kepedulian sosial dan nggak merusak alam tempat kita hidup.

“Puasa memberikan kita pembelajaran sederhana untuk itu sebenarnya,” tulis penulis buku Puasa dan Transformasi Sosial (2017) ini.

Kalau menurutmu, puasamu masuk jenis yang mana, Millens? (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: