Inibaru.id – Tulisan ini saya buat karena terinspirasi dengan status Instagram kenalan saya yang tengah melakukan kelas kajian secara daring dalam unggahannya. Dia menulis, salah satu kelebihan dari diskusi "jarak jauh" adalah seseorang bisa mendengarkan sambil “ngapain aja”.
Kamu bisa sambil rebahan, sambil nyanyi, sambil cuci piring, sambil salto juga semisal, ha-ha. Asal video dalam kondisi mute baik suara dan video, dan yang terpenting ada komitmen menyimak. Teman saya yang lain pernah memasang status meme di Whatsapp yang berisi work from home antara expectations yang serius menyimak sambil bawa laptop dan reality menyimak sambil masak.
Sepengalaman saya ketika melakukan pertemuan lewat Google Hangout atau Zoom, hal sampingan yang sering saya lakukan lebih ke hal-hal standar. Termasuk rebahan, memotong kuku, atau makan. Hal yang sama dilakukan pula oleh Yuliadi Adiningsih, mahasiswi jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
“Rebahan sama makan. Soalnya yang pentingkan mendengarkannya,” kata perempuan yang kerap disapa Uwik tersebut saat dihubungi via pesan daring, Sabtu (18/4) malam.
Sejauh ini aplikasi yang sering dia gunakan adalah Zoom dan jika rapatnya skala kecil menggunakan WhatsApp. Dia kerap mengikuti bentuk diskusi isu-isu terkini, hingga sidang skripsi teman secara daring menggunakan aplikasi teleconference.
“Terus gabung skripsi temen, bukan aku yang disidang jadi santai juga. Nonaktif video dan audio jadi santai,” lanjutnya.
Penulis lepas, penerjemah, sekaligus mahasiswa Kajian Budaya dan Media Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Renanda Yafi Atolah atau Ofek mengaku, dirinya nggak bisa melakukan kegiatan banyak hal sekaligus, dia lebih memilih monotasking. Dia berujar nggak bisa melakukan hal-hal sampingan lain selama pertemuan online.
“Enggak, aku nggak bisa multitasking,” terang penerjemah buku Anarkisme Postmodern karya Lewis Call (Basabasi, 2019) itu pada Sabtu (18/4).
Dia melanjutkan sebenarnya pertemuan maya kurang efektif karena selain hanya sedikit yang tersampaikan, atmosfer rapatnya juga belum terbangun.
“Kurang efektif ya, banyak hal yang nggak kesampaian. Mau interupsi juga susah wkwk. Lalu kalau diskusi entah kenapa atmosfirnya susah kebangun,” tuturnya.
Ofek mengatakan sampai sekarang aplikasi yang paling efektif dia gunakan adalah grup WA, karena lebih fleksibel. Apalagi untuk kepentingan kuliah dan pengiriman dokumen seperti tulisan, PPT, dan voice note.
Kalau kamu sendiri cenderung melakukan hal-hal sampingan juga nggak, Millens? (Isma Swastiningrum/E05)
Baca Juga:
Transformasi Dugderan, Dug Tanpa Der!