BerandaHits
Senin, 14 Feb 2021 16:39

Masjid Raya Djienne dan Tradisi Melabur Bangunan dengan Lumpur di Mali

Masjid Djenne. Masjid ini 'mandi' lumpur setahun sekali. (Flickr/annedavid2012)

Beda dengan masjid-masjid di Indonesia yang sebisa mungkin bersih dari lumpur, di Masjid Djenne, Mali, justru ada festival yang membuatnya 'mandi' lumpur setiap tahun. Apa alasannya, ya?

Inibaru.id – Masjid biasanya dianggap sebagai tempat yang bersih dan bebas dari berbagai macam kotoran, termasuk lumpur. Namun, ini berbeda dengan Masjid Djenne. Setiap tahun, masyarakat setempat justru memadikan masjid terkenal di Mali ini dengan lumpur.

Perlu kamu tahu, beberapa bangunan masjid di Mali diketahui menggunakan lumpur atau tanah liat untuk membangunnya. Selain Masjid Djinguereber di Timbuktu, Masjid Djienne juga berbahan dasar lumpur.

Konon, Masjid Djienne telah berdiri sejak 1901. Sebetulnya, bahan rangka bangunan masjid yang ada di selatan Mali ini adalah kayu. Namun, seluruh bangunannya dilapisi dengan lumpur basah yang dibiarkan mengering dengan sendirinya.

Dinding Masjid Djenne terbuat dari lumpur. (Flickr/300tdorg)

Ukuran masjid ini cukup besar dengan panjang mencapai 91 meter dan tinggi 20 meter. Kalau kamu perhatikan, bentuk bangunannya sangat unik, mirip istana pasir di pinggir pantai, tapi dengan ukuran yang sangat besar.

Karena terbuat dari lumpur, dinding masjid ini bisa retak atau terkikis. Nggak ingin masjid bersejarah itu rusak atau bahkan hancur, masyarakat setempat pun melakukan perbaikan setiap tahun. Mereka melapisi dinding masjid dengan lumpur baru untuk menghilangkan retakan dan memperkuatnya.

Menjadi Tradisi Tahunan

Kegiatan melabur masjid dengan lumpur ini pun menjadi tradisi tahunan sekaligus atraksi wisata yang menarik perhatian turis asing. Tradisi ini bernama Le Crepissage yang secara harafiah berarti pemelesteran.

Biasanya, tradisi ini dilakukan saban April, saat musim hujan tiba. Pada malam hari menjelang masjid dilabur dengan lumpur, warga sekitar bernanyi dan menari dalam festival La Nuit de Veilla.

Ada setidaknya 80 pakar bangunan yang dilibatkan dalam pemelesteran masjid tersebut. Setiap ahli ini membimbing sejumlah tim yang dibagi secara terpisah di berbagai bagian masjid. Setiap tim kemudian membawa lumpur basah dengan dalam wadah khusus untuk melapisi "wilayah kerja"- nya.

Proses pelumuran dinding Masjid Djenne dengan lumpur. (Flickr/ralf-steinberger)

Proses pelumuran masjid ini dilakukan setelah Subuh dan selesai pada pukul 09.00. Pada siang hari, lumpur pun mengering. Hal ini menandakan bahwa perbaikan masjid selesai dilakukan.

Menariknya, tim yang melakukan pelumuran lumpur paling gesit dengan hasil terbaik berhak atas hadiah sebanyak 50 ribu CFA Francs atau sekiar Rp 1 juta. Terkesan nggak seberapa, namun sangat berharga bagi warga Djenne yang berpenghasilan lebih rendah dari Rp 15 ribu setiap hari.

Kapan lagi, Millens, bisa melihat masjid “mandi” lumpur? Yuk, kapan kita bisa berkunjung ke Masjid Djenne? (Det/IB09)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: