BerandaHits
Senin, 8 Nov 2020 19:00

Kontroversi Rape Axe, Kondom yang Bakal Bikin Para Pemerkosa Jera

Kondom Rape-Axe. (Kumparan/Snopes)

Terinspirasi dari seorang korban pemerkosaan, dokter asal Afrika Selatan bernama Sonnet Ehlers menciptakan kondom nggak biasa untuk perempuan. Fungsinya, untuk melindungi perempuan dari tindakan pemerkosaan. Kondom ini mungkin akan mengerikan bagi laki-laki. Mau tahu kenapa?

Inibaru.id – Perempuan masih menjadi menjadi golongan yang rentan akan kejahatan seksual. Seberat apa pun hukuman yang diberikan bagi para pelaku pelecehan seksual, nyatanya nggak juga membuat jera. Karena itu, berbagai cara dilakukan perempuan untuk melindungi dirinya termasuk dengan membawa alat.

Eh, ada lo satu alat yang bisa bikin orang yang mau merudapaksa perempuan berpikir dua kali. Berbentuk kondom, alat ini diciptakan untuk perempuan. Namanya Rape-Axe. Kondom ini dibuat dengan gigi-geligi nan tajam.

Penciptanya Dr Sonnet Ehlers dari Afrika Selatan. Dia terinspirasi dari seorang korban pemerkosaan yang mirip “mayat bernapas” akibat trauma yang diperolehnya. Nggak tahan dengan penderitaan psikis sang pasien, Dr Ehlers bertekad untuk melakukan sesuatu.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Ehlers bercerita bagaimana perempuan korban tersebut mengatakan, "Jika saya punya gigi di bagian bawah sana". Dari sinilah kondom berkait itu terpikirkan.

Dr Sonnet Ehlers menunjukkan cara kerja Rape-Axe. (Tribunnews/afriqtalkdiaspora)

Kait ini akan menghalangi masuknya penis. Bukan cuma itu. Kondom akan langsung mengait pada penis dengan kuat dan hanya dapat dilepas oleh dokter. Ehlers berharap pelaku akan langsung bisa ditangkap polisi.

"Kondom itu akan menyakitkan. Laki-laki itu tak akan bisa buang air kecil dan berjalan. Jika kondom itu berusaha dilepas sendiri, maka geriginya akan menjepit lebih ketat. Namun, tidak akan melukai kulit dan tidak berbahaya jika terkena cairan," paparnya.

Dr Ehlers mengaku telah melakukan riset dan pengembangan sebelum merilis produk tersebut. "Saya berkonsultasi dengan para insinyur, ginekolog dan psikolog untuk meminta bantuan mereka terhadap desain sekaligus memastikannya tetap aman," tuturnya.

Rencananya, setelah percobaan selesai, kondom bergerigi itu akan dijual sekitar 2,2 dolar AS.

"Hal itu akan membuat sebagian laki-laki berpikir ulang sebelum mereka melecehkan seorang perempuan," tegasnya.

Sempat Dikritik

Sayangnya, kondom ini nggak disambut “baik” para kritikus. Mereka yakin bahwa perempuan justru akan lebih rentan dari aksi kekerasan laki-laki yang tengah terjebak tersebut. Bisa saja mereka akan berbuat lebih brutal karena kesakitan.

Alat ini juga dianggap sebagai bentuk perbudakan oleh Victoria Kajja dari Pusat kontrol dan pencegahan penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention dari negara Afrika Utara, Uganda.

Ketakutan para korban, tindakan mengenakan kondom untuk mencegah pelecehan, direpresentasikan sebagai perwakilan dari perbudakan yang seharusnya nggak ditujukan bagi perempuan.

Ilustrasi: Pelecehan seksual. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

O ya, menurut Human Right Watch, Afrika Selatan merupakan negara dengan angka perkosaan paling tinggi. Bahkan dalam laporan Medical Research Council pada 2009 mengungkap, 28 persen laki-laki yang disurvei pernah memerkosa seorang perempuan dewasa atau remaja. Satu dari 20 orang mengaku mereka melakukannya satu tahun yang lalu (2008). Diyakini juga, sekitar 16 persen populasi di negara tersebut telah terinfeksi HIV.

Kasus perkosaan yang marak tersebut membuat para perempuan makin waspada. Kata Ehlers, ada juga yang sampai memasukkan pisau cukur di bagian kewanitaan.

"Saya percaya ada sesuatu yang bisa dilakukan, dan hal ini akan membuat mereka berpikir dua kali sebelum melecehkan wanita," pungkasnya.

Berita yang menyebar adalah sekitar 30 ribu kondom khusus perempuan itu kini sudah didistribusikan di berbagai kawasan Afrika Selatan yang kala itu tengah menjadi tuan rumah ajang Piala Dunia 2010.

Sayangnya, ketika ditelusuri, klaim itu belum bisa dibuktikan. Pada situs resmi rape-axe, kondom baru berupa prototipe. Artinya belum bisa didapat. Developer Rape-Axe bahkan membuka sumbangan di halaman Gofundme. Berita mengenai kondom ini memang sudah ada sejak 2005.

Kalau menurutmu, kondom ini perlu atau nggak, Millens? (Rep/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024

Memahami Stigma Terhadap Perempuan yang Memilih Menikah Lagi Setelah Perceraian

14 Nov 2024

Lakukan Misi Kemanusiaan di Filipina, 10 Kru Heli Dapat Penghargaan Khusus

15 Nov 2024

Dapatkan Promo Pilkada 10 Persen Tiket Kereta Api untuk Keberangkatan 26-28 November 2024!

15 Nov 2024

Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ivan Dijerat Pasal Perlindungan Anak

15 Nov 2024

Soto Rem-Bang Gang Kuwera, Andalan Mahasiswa UNY Memadamkan Kelaparan

15 Nov 2024

Berbahaya, Jangan Googling Kata-kata Ini di Internet!

15 Nov 2024

Peluang Timnas Indonesia Melawan Jepang; Masih Ada Asa untuk Mencuri Poin

15 Nov 2024

JOMO, Menemukan Kebahagiaan dengan Melewatkan Hal-Hal yang Nggak Perlu

15 Nov 2024