Inibaru.id - Kimo Stamboel bukanlah nama baru di belantika perfilman nasional. Setelah dikenal luas melalui Pintu Terlarang (2009) dan The Raid (2011), nama sineas kelahiran 25 Juni 1980 itu terus melambung. Belakangan dia dikenal melalui karya-karyanya yang bergenre horor yang menegangkan.
Nggak berhenti di situ, dua hari lalu, tepatnya pada 23 Oktober 2025, Kimo kembali merilis satu film yang langsung menjadi pergunjingan di media sosial, yakni Abadi Nan Jaya. Masih dengan jalurnya yang dipenuhi ketegangan, tapi kali ini dengan sub-genre zombi.
Film yang di kancah global memakai judul The Elixir ini merupakan genre zombi perdana Kimo, sekaligus kerja sama pertamanya dengan Netflix. Film tersebut juga disebut-sebut sebagai genre zombi murni pertama Indonesia yang digarap langsung oleh Netflix.
“Ini pengalaman luar biasa buat saya. Film ini bukan cuma memperkenalkan unsur horor baru, tapi juga membawa budaya Indonesia ke panggung dunia,” kata Kimo dalam rilis resmi Netflix.
Ide Cerita 'Abadi Nan Jaya'
Film Abadi Nan Jaya bercerita tentang keluarga pembuat jamu di perdesaan Yogyakarta yang tanpa sengaja memicu wabah zombi gara-gara eksperimen ramuan baru mereka yang diklaim bisa bikin awet muda.
Penggunaan "jamu" dan latar tempat dalam film ini begitu kentara pengin mengesankan bahwa film ini sangat lokal. Melihat film-film terdahulunya yang juga sarat akan unsur lokal seperti Jailangkung: Sandekala (2022), Sewu Dino (2023), hingga Badarawuhi Di Desa Penari (2024).
Kimo nggak sembarangan mengangkat elemen jamu dalam film ini. Menurut dia, jamu adalah simbol warisan budaya Indonesia yang erat banget sama kehidupan sehari-hari. Nggak sedikit masyarakat yang memercayai bahwa ramuan jamu tertentu bisa membuat seseorang awet muda.
Keyakinan inilah yang menjadi ide awal cerita. Jamu ciptaan yang diyakini sebagai eliksir (ramuan keabadian) justru berubah menjadi sumber masalah. Dampaknya? Orang-orang yang meminumnya nggak bisa mati, tapi juga nggak bisa hidup normal.
Mengapa 'Abadi Nan Jaya'?
Terlepas dari ceritanya yang oleh sebagian orang dianggap "penuh celah", penggambaran latar perdesaan Jawa yang kental dan visual khas Kimo yang kelam tapi keren membuat film ini pantang untuk dilewatkan. Pertanyaannnya, mengapa dia memakai judul Abadi Nan Jaya?
Berbeda dengan kebanyakan film zombi yang menggunakan judul lugas dan frontal seperti World War Z, Zombie Attack, atau Resident Evil, Kimo justru memilih judul yang puitis, implisit, tapi memberi kesan jenaka; tanpa sedikitpun ingin mengesankan bahwa film ini berdarah-darah.
Kimo mengatakan, selama proses penggarapan hingga sekitar 2023, film ini belum memiliki judul. Dia dan tim mengaku baru memikirkannya di tengah jalan, ketika ada seorang kru yang tiba-tiba mengatakan, "Jika judulnya Abadi Nan Jaya gimana?"
"Wah, saya suka! Judul Abadi Nan Jaya ini sejalan dengan konsep zombi yang digambarkan sebagai sosok yang abadi karena nggak bisa mati. Menjadi menarik karena judul itu adalah penggalan lirik dari lagu nasional yang kita semua tahu, yaitu 'Indonesia Pusaka'. Ya, kan?" cerita Kimo pada 14 Juni 2024 lalu.
Seperti film zombi tersukses Korea Train to Busan yang menggunakan judul tanpa menunjukkan kebrutalan, semoaga Abadi Nan Jaya juga memperoleh keberhasilan yang sama di hati para penikmatnya ya. Gimana, berani menonton sendirian nggak nih, Gez? (Siti Khatijah/E10)
