Inibaru.id – Mendapatkan minyak goreng murah di kalangan akar rumput di Indonesia ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Sulit dan harus mengantre. Padahal, Kementerian Perdagangan RI mengklaim barangnya melimpah.
Terkait kelangkaan ini, Kemendag menengarai minyak goreng murah yang harusnya diperuntukkan bagi masyarakat diduga ditimbun oleh sejumlah oknum lalu dijual ke luar negeri. Mendag Muhammad Lutfi menyebut adanya kebocoran minyak goreng murah domestic market obligation (DMO) yang ada di distributor.
"Jadi barangnya ini melimpah sebenarnya, nah sekarang kan kita tanya barangnya ini di mana. Jadi ada dua kemungkinan adalah bocor untuk industri dengan harga tidak sesuai dengan pemerintah, kedua ini ada penyelundupan. Dan ini akan saya tindak keduanya menurut hukum," terang Lutfi.
Hal inilah yang membuat harga minyak goreng masih tinggi di pasar dalam negeri. Jadi, intinya, minyak goreng murah yang ditempatkan ke pasar justru disalurkan ke industri dan diselundupkan ke luar negeri sehingga bisa dijual dengan harga internasional yang lebih mahal.
Lutfi juga menjelaskan kalau kebocoran ini terjadi di tingkat D1 dan D2 distribusi. Di level ini, ada spekulan yang sengaja menahan pasokan minyak goreng. Mereka nggak mau melepas minyak-minyak ini dengan harga yang diatur pemerintah, yakni maksimal Rp 14 ribu per liter.
Menurut Lutfi ada beberapa spekulan dalam negeri yang masih menahan pasokan sambil menunggu pemerintah bakal mencabut kebijakan harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng hasil DMO tersebut.
“Ada spekulasi bahwa HET ini akan dicabut. Saya tegaskan tidak ada rencana atau pemikiran untuk mencabutnya,” tegas Lutfi, Rabu (9/3/2022).
Mendag mengaku bakal memberikan tindakan tegas kepada orang yang menyelundupkan minyak goreng tersebut ke luar negeri. Apalagi, seharusnya minyak-minyak tersebut bisa dijadikan pasokan hingga 1,5 bulan ke depan.
“Barangnya ini melimpah sebenarnya,” ujar Lutfi.
Omong-omong ya, Millens, kalau menurut data dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok dari Kemendag, harga minyak goreng curah pada Senin (7/3) masih cukup mahal, yakni Rp 16 ribu per liter. Nah, kalau minyak goreng kemasan sederhana, ada di angka Rp 16.600 per liter.
Harga ini tentu masih sangat jauh dari HET yang ditetapkan Kemendag. Contohlah, minyak goreng curah saja dipatok paling mahal Rp 11.500 per liter.
“Di beberapa pasar (harga minyak goreng curah) di angka Rp 17 ribu, Rp 18 ribu, dan bahkan sampai Rp 20 ribu. Tentu ada kendala apakah ada di hulu atau memang ada di distribusi,” ungkap Sekjen Dewan Pengurus Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan.
Hmm, kira-kira, kapan ya kita bisa kembali mendapatkan harga minyak goreng terjangkau sekaligus nggak langka lagi? Semoga pemerintah bisa segera mengatasi permasalahan tersebut. (Bis/IB09/E05)