Inibaru.id – Masyarakat dihebohkan dengan penemuan 1,1 juta liter minyak goreng yang diduga ditimbun di sebuah gudang yang ada di Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatra Utara. Benarkah pemilik dari minyak goreng dengan jumlah fantastis tersebut adalah Salim Group?
Jadi ya, yang menemukan minyak goreng ini adalah Tim Satgas Pangan. Hasil penemuan pun langsung dilaporkan ke Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. Kebetulan, laki-laki yang pernah menjabat sebagai Pangkostrad itu pernah memperingatkan siapapun yang sengaja menimbun minyak goreng untuk segera mendistribusikannya dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah.
“Intinya jangan coba-coba bermain di atas penderitaan rakyat, apalagi ini musim pandemi, semua lagi susah. Jadi mari sama-sama kita pakai hati agar tidak menzalimi rakyat,” ujar Edy yang mengaku sudah bekerja sama dengan kepolisian untuk segera memproses kasus penemuan jutaan liter minyak goreng tersebut secara hukum.
Nah, jutaan liter minyak goreng ini terungkap milik Salim Grup yang dimiliki oleh konglomerat terkemuka Tanah Air Anthony Salim. Temuan ini sampai membuat anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur PT Salim Invomas Pratama Tbk mengeluarkan klarifikasi. Jadi, menurut perusahaan ini, minyak-minyak tersebut adalah pesanan dan dalam beberapa hari ke depan bakal didistribusikan ke pelanggan.
“Semua stok yang tersedia tersebut adalah pesanan dan siap untuk didistribusikan ke pelanggan kami dalam beberapa hari ke depan,” ungkap perwakilan dari perusahaan tersebut.
Jadi ya, minyak goreng itu diproduksi sendiri di pabrik yang ada di Lubuk Pakam dan nantinya dipakai untuk memenuhi kebutuhan pabrik mi instan Indofood yang ada di Sumatra. Kebutuhan minyak goreng untuk produksi minyak ini adalah 2.500 ton per bulan. Selain itu, nantinya juga ada minyak sebanyak 550 ribu karton per bulan dengan kemasan 1 dan 2 liter yang akan didistribusikan ke pasar-pasar modern di Sumatra, khususnya Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, serta Jambi.
Pihak perusahaan pun membantah sudah menimbun minyak goreng dan selama ini selalu mengikuti peraturan dari Kementerian Perdagangan.
Hingga saat ini, minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (Rp 14 ribu per liter) masih sulit didapatkan di banyak tempat, khususnya di pasar-pasar modern. Memang, ada minyak dengan harga lebih mahal, yang bisa saja mencapai Rp 20 ribu per liter. Jadi, solusi pemerintah dengan menetapkan harga minyak goreng lebih murah seperti nggak terasa karena yang tersedia hanyalah minyak berharga mahal.
Duh, kalau di tempatmu, apakah juga masih sulit menemukan minyak goreng berharga murah, Millens? (Kom/IB09/E05)