BerandaHits
Kamis, 7 Sep 2022 11:00

Kasus Kekerasan di Pondok Pesantren Modern, Budaya 'Mudabbir' Perlu Dievaluasi?

Kasus kematian santri akibat kekerasan di Ponpes Gontor bikin heboh warganet. (unida.gontor.ac.id)

Kasus kematian santri di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor atau Ponpes Gontor bikin heboh banyak pihak. Kemenag sampai mengeluarkan regulasi baru untuk mencegah kasus kekerasan yang serupa. Lantas, apakah kultur mudabbir juga bakal dievaluasi?

Inibaru.id – Warganet dihebohkan dengan kematian salah seorang santri di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor. Apalagi, penyebab kematiannya adalah kekerasan. Mengingat kasusnya terjadi di sebuah pondok pesantren ternama di Indonesia, Kementerian Agama (Kemenag) pun sampai turun tangan.

Dilansir dari Kontan, Selasa (6/9/2022), Juru Bicara Ponpes Gontor Noor Syahid mengungkap permintaan maaf atas kematian santri tersebut.

“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum…kami semua berharap peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” ungkap Noor Syahid.

Pihak Ponpes juga meminta maaf kepada keluarga korban karena sebelumnya nggak terbuka terkait dengan proses pengantaran jenazah. Satu hal yang pasti, pihak ponpes sudah menindak para pelaku dengan cara mengeluarkan mereka dari pondok pesantren secara permanen.

Di sisi lain, Kementerian Agama langsung bereaksi dengan merencanakan penerbitan regulasi untuk mencegah terjadinya kekerasan di lingkungan pondok pesantren. Menurut keterangan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono Abdul Ghofur, regulasi tersebut sudah sampai di tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM.

“Rancangan Peraturan Menteri Agama tentang Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Kekerasan mudah-mudahan tidak dalam waktu lama dapat segera disahkan,” ungkap Waryono.

Budaya Mudabbir di Pesantren Juga Perlu Dievaluasi?

Komisioner KPAI Jasra Putra. (Media Indonesia/Rommy)

Kasus kematian santri di Ponpes Gontor nggak hanya mendapatkan reaksi dari pemerintah. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga ikut menyorotinya, khususnya dalam hal budaya “mudabbir” atau “mudabirrah” yang memang masih dipakai sebagian besar pesantren di Indonesia.

Asal kamu tahu, kultur ini berarti pihak ponpes mempercayakan santri-santri senior untuk mengajarkan kedisiplinan kepada para juniornya. Santri-santri senior ini adalah orang-orang yang dipercaya oleh asatidz atau asatidzah ponpes. Ada banyak alasan mengapa santri senior yang dipercaya melakukan tugas ini, yaitu demi membangun kedekatan antara santri senior dan junior, hingga terbatasnya biaya dan SDM pondok pesantren untuk melakukannya.

Masalahnya, menurut Komisioner KPAI Jasra Putra, mempercayakan para santri senior untuk melakukannya bukanlah keputusan yang bijak karena kematangan emosinya masih belum baik.

“Saya kira kakak tingkat atau kakak kelas ini tentu masih usia anak sehingga kematangan emosinya belum sempurna. Seharusnya itu tidak boleh 100 persen dibiarkan oleh pengasuh (pondok),” saran Jasra sebagaimana dilansir dari Media Indonesia, Selasa (6/9).

Dia menuding banyak santri junior yang mendapatkan kekerasan berkedok pengajaran kedisiplinan oleh kakak-kakak kelasnya. Hal inilah yang akhirnya memakan korban, termasuk yang baru-baru ini dialami santri di Ponpes Gontor.

“Saya kira ini harus dievaluasi,” tegas Jasra.

Keluarga santri yang meninggal di Ponpes Gontor kecewa. (Okezone/Dede Febryansyah)

Kasus kematian santri dari Ponpes Gontor menjadi viral setelah ibu korban, Soimah yang merupakan warga Palembang, Sumatera Selatan mendapatkan kabar putranya, AM, meninggal karena kelelahan saat mengikuti perkemahan. Kabar itu datang pada Senin (22/8). Masalahnya, Soimah mendapatkan kabar berbeda dari Wali Santri Ponpes Gontor yang menyebut anaknya meninggal karena dianiaya.

Setelah membuka peti jenazah AM yang tiba di Palembang pada Selasa (23/8) siang, pihak keluarga menyadari kalau anaknya menjadi korban kekerasan. Mereka kemudian mendesak Ponpes Gontor untuk memberikan penjelasan. Setelah itulah, pihak ponpes mengakui kalau AM meninggal karena menjadi korban kekerasan.

Duh, semakin banyak kasus kekerasan yang terjadi di pondok pesantren ya, Millens. Semoga saja regulasi baru nanti bisa mencegah hal tersebut terulang kembali. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: