BerandaHits
Kamis, 14 Mei 2025 15:48

Kampanye Zero Waste Justru Dimotori oleh Generasi Muda, lo!

Ilustrasi: Kampanye zero waste, salah satunya dengan membawa tempat minum dan makan sendiri, menjadi gaya hidup yang keren di kalangan generasi muda. (Voksradio)

Bukan kaum tanpa masa depan yang memiliki kemampuan bertahan hidup paling buruk, gen-z justru berada di garda terdepan dalam kampanye zero waste untuk menyikapi krisis global.

Inibaru.id - Banyak yang bilang bahwa gen-Z atau acap disebut zilenial punya kemampuan bertahan hidup yang lebih buruk dari generasi-generasi sebelumnya lantaran dianggap effortless, kurang ulet, dan terlalu mengandalkan gawai.

Namun, anggapan itu dengan tegas disanggah Amaliya Divkahuma. Sebagai gen-z yang sehari-hari dicekoki isu pemanasan global, polusi plastik, dan kerusakan ekosistem, perempuan asal Kota Semarang ini justru merasa menjadi bagian dari generasi yang paling peduli terhadap isu lingkungan.

Terlepas yang dilakukan kawan-kawannya sekadar fomo atau memang punya kepedulian yang cukup tinggi terhadap lingkungan, nggak sulit menemukan anak muda yang menenteng tumbler dan kotak makan sendiri ke mana-mana. Obrolan tentang zero waste juga cukup akrab di tongkrongannya.

"Menurutku, kemampuan bertahan hidup bukanlah ditentukan dari seberapa kuat kita survive di lingkungan yang buruk, tapi seberapa cepat kita merespons kemungkinan adanya bencana di sekitar kita; yang untuk saat ini tentu saja pemanasan global itu sendiri," tegasnya, Rabu (14/5/2025).

Mengapa Generasi Muda Lebih Peduli?

Ilustrasi: Bagi generasi muda, kerusakan ekosistem dan krisis iklim bukanlah isu yang jauh. (Rmit)

Divka, demikian gadis 20 tahun itu biasa disapa, menilai kerusakan ekosistem dan krisis iklim bukanlah isu yang jauh, tapi realitas sangat dekat, dengan masa depan generasinya sebagai pertaruhan. Dia justru menyayangkan para orang tua yang masih abai dengan masalah sampah plastik masih dibuang seenaknya.

"Medsos itu bukan cuma untuk pamer body, tapi juga sumber informasi. Kampanye lingkungan global, gaya hidup zero waste, budaya thrifting, diet plastik, semua ada di situ. SIapa yang paling banyak terpapar informasi itu? Tentu saja kami!" serunya, lalu tertawa.

Ditambah dorongan dari para influencer lingkungan, generasi muda pun kian menyadari pentingnya gaya hidup ramah lingkungan, yang kemudian mulai dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari; misalnya budaya thrifting serta praktik zero waste untuk mereduksi sampah.

Dikutip dari Ekuatorial (9/4/2025), di kalangan generasi muda, mengadopsi zero waste bahkan kini dianggap keren dan menjadi bagian dari citra diri yang mereka inginkan. Dalam hal "mencintai lingkungan", mungkin inilah yang membedakan gen-z dengan generasi-generasi sebelumnya.

Upaya Mengadopsi Zero Waste

Ilustrasi: Salah satu tujuan gaya hidup zero waste adalah untuk mengurangi sampah, khususnya jenis anorganik yang membutuhkan waktu lama untuk teruarai. (Pixabay/RitaE)

Adhi Krishna, pemuda asal Kabupaten Kendal yang saat ini tengah menyelesaikan gelar master di Yogyakarta ini mengatakan, gaya hidup minim sampah dengan mengadopsi zero waste bukanlah pekerjaan yang sulit. Menurutnya, banyak hal bisa dilakukan.

1. Thrifting dan gunakan barang bekas

Thrifting adalah salah satu gaya hidup yang saat ini diterapkan Adhi. Pakaian, sepatu, topi, hingga tas yang dimilikinya sebagian besar adalah barang bekas. Bukan pelit, dia sengaja membeli barang thrift alih-alih baru untuk mengurangi sampah tekstil yang menurutnya cukup memprihatinkan.

"Saya beli (item fesyen) bekas, yang lama disumbangkan jika masih layak. Kalau nggak ya bisa didaur ulang jadi tas atau kantung belanja," akunya.

2. Belanja tanpa kemasan

Adhi juga mengaku selalu menyiapkan tas belanja di jok motornya agar untuk mengurangi penggunaan kantung plastik saat belanja. Selain itu, jika memungkinkan, dia juga akan menyodorkan tumbler atau kotak bekal sendiri saat memesan minum atau makan di warung.

"Pakai alat makan dan minum yang bisa dicuci ulang sudah paling benar, sih. Kalau beruntung, beberapa tempat makan bahkan kasih diskon untuk mereka yang bawa wadah sendiri, lo! Memang sudah seharusnya begitu, kan?" kelakarnya.

3. Memilah sampah sejak dari rumah

Sebagai anak kos yang terbiasa hidup minimalis, nggak sulit bagi Adhi untuk memilah sampah sebelum dibuang. Dia sengaja meletakkan dua keranjang sampah berbeda di depan kamar kosnya untuk membedakan antara sampah organik dengan anorganik untuk memudahkan proses daur ulang.

4. Membuat kompos dari sisa makanan

Karena nggak bisa masak di kos, sehari-hari Adhi membeli makan di warung dan sebisa mungkin menghabiskan apa yang dibelinya. Nah, jika sisa, dia akan membuat kompos dengan memasukkannya ke komposter yang diletakkannya di pekarangan kosnya.

"Jujur, ini agak ribet. Saya juga belum konsisten melakukannya. Baru beberapa bulan, saya belajar dari teman-teman komunitas zero waste daring yang saya ikuti," tandasnya.

Nah, persepsi bahwa gen-z akan menjadi kaum pertama yang nggak akan mampu bertahan hidup sepertinya terpatahkan ya, Millens? Justru merekalah yang sepertinya akan membuat bumi ini bertahan lebih lama! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: