BerandaHits
Rabu, 12 Sep 2023 17:00

Jepang 'Negeri Matahari Terbit'; Kapan Julukan Itu Mulai Dipakai?

The fleet of Kuki Yoshitaka in 1593 menunjukkan Bendera Jepang yang merupakan simbol matahari sudah dipakai berabad-abad lalu. (Wikipedia/Kukishin Ryu Bujutsu Sosho Japanese Self-Defence First Book - Bojutsu (written by Kiba Koshiro)

Jepang punya julukan yang sangat menarik, yaitu 'Negeri Matahari Terbit', yang tergambarkan dalam bendera negaranya. Namun, kapan julukan itu mulai dipakai?

Inibaru.id – Selain Negeri Sakura, ada sebutan lain untuk Jepang, yakni "Negeri Matahari Terbit". Secara internasional, julukan mereka adalah “Land of the Rising Sun”. Padahal, menilik fakta bahwa bumi berbentuk bulat, mengklaim suatu negara sebagai tempat matahari terbit tidaklah masuk akal.

Benarkah? Tentu saja ini cuma berlaku setelah Nicolaus Copernicus yang hidup pada abad ke-15 menelurkan Teori Heliosentris yang menyebut matahari sebagai pusat tata surya, alih-alih bumi. Sebelum masa itu, tentu banyak orang berpikir bahwa matahari terbit di suatu tempat di bumi.

Maka, menyebut Jepang sebagai Negeri Matahari Terbit menjadi relevan kala itu; tepatnya pada era Dinasti Sui di Tiongkok sekitar abad ke-6. Dinasti yang berkuasa pada 581-618 itulah yang kali pertama menyebut Jepang sebagai tempat matahari muncul.

Tiongkok yang ada di sisi barat Jepang membuat warga setempat menganggap Jepang sebagai tempat mentari menyingsing. Hal ini diperkuat dengan catatan sejarah Dinasti Sui tentang sebuah surat pada 607 yang mengungkapkan bahwa Pangeran Shotoku memanggil kaisar Jepang sebagai "Putra dari Surga di Negeri matahari Terbit".

Peran Besar Matahari

Jepang sudah mendapatkan julukan negara matahari terbit sejak abad ke-6. (Wallpaperaccess)

Pada abad ke-6, Pangeran Shotoku yang diyakini sebagai putra Kaisar ke-31 Jepang Yomei, meminta Tiongkok mengganti sebutan Wa untuk bangsanya jadi Nippon, nama resmi Jepang sat ini. Sebelumnya, orang Tiongkok menyebut kelompok etnis Jepang dengan Wa yang artinya "kurcaci".

Nippon atau sekarang Nihon, bermakna "asal mula matahari" atau "akar matahari". Bagi masyarakat Jepang, matahari memang dianggap berperan yang besar dalam kehidupan sehari-hari, agama, hingga berbagai mitologi yang mereka punyai.

Misalnya, mereka memiliki Amaterasu, mitologi dewi matahari yang dianggap sebagai dewa terpenting dalam agama Shinto, yang menjadi pelindung, pembawa kebaikan, dan pemberi keadilan. Lebih dari itu, Amaterasu juga dianggap sebagai nenek moyang dari Kaisar Jepang.

Agar semakin pas dengan sebutan Negeri Matahari Terbit, mereka juga menciptakan bendera yang merupakan perwujudan dari matahari, berupa lingkaran merah dengan dasar putih. Bendera bernama Nisshoki atau “Bendera dari Matahari” resmi dipakai pada 1870.

Namun demikian, menurut catatan sejarah, Komandan Angkatan Laut Jepang Kuki Yoshitaka (1542-1600) sudah memakai bendera tersebut sejak pertengahan abad ke-16. Jadi, menilik semua catatan ini, pantas nggak ya kalau Jepang mendaku diri sebagai Negeri Matahari Terbit? (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024