BerandaHits
Minggu, 18 Feb 2023 10:00

Jelang Pemilu 2024, Koalisi Masyarakat Sipil Dorong Moderasi Konten

Para narasumber diskusi Countering Hate Speech and Disinformation Online in the Context of the 2024 Elections: Challenges and Opportunities, Kamis (16/2) di Jakarta.

Konten yang beredar di dunia maya sangat banyak dan sulit dikontrol. Menjelang tahun Pemilu pastinya konten hoaks dan ujaran kebencian juga makin banyak. Oleh karena itu koalisi Damai yang terdiri dari masyarakat sipil meminta pihak-pihak berwenang melakukan moderasi konten.

Inibaru.id - Dunia digital bergulir cepat dan sangat dinamis. Di dalamnya ada banyak sisi positif dan negatif. Jika nggak bisa menjadi pribadi yang bijaksana dalam menyikapi setiap konten yang ada, maka kita bisa termakan hoaks atau kabar bohong.

Apalagi, tahun politik 2024 sudah kian dekat. Tentu saja konten yang berkaitan dengan pergantian Presiden RI semakin banyak dan nggak terkendali. Alangkah baiknya jika konten yang beredar bisa dimoderasi beberapa pihak yang berwenang.

Atas dasar itu, Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) dengan dukungan program UNESCO-EU Project #SocialMedia4Peace menggelar diskusi dengan tajuk Countering Hate Speech and Disinformation Online in the Context of the 2024 Elections: Challenges and Opportunities, Kamis (16/2) di Jakarta.

Pembicara dalam diskusi yang diikuti oleh 150 peserta daring dan luring itu adalah Ketua Presidium Koalisi Damai Wijayanto, Head of Government Affairs and Public Policy YouTube Indonesia Danny Ardianto, Head of Communication and Information Unit, UNESCO Jakarta Ana Lomtadze, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Semuel Abrijani Pangerapan, dan Pemimpin Redaksi KBR.id Citra Dyah Prastuti sebagai moderator.

Koalisi Damai

Peluncuran Koalisi Demokratisasi dan Moderasi Ruang Digital Indonesia melibatkan 12 organisasi masyarakat sipi berlangsung di Jakarta, 16 Februari 2023.

Sebelum diskusi berlangsung, 12 organisasi masyarakat sipil meluncurkan Koalisi Damai, yaitu Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Jaringan Gusdurian, ICT Watch, Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gajah Mada, ECPAT Indonesia, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Yayasan Tifa, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), dan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).

Damai merupakan kependekan dari Demokratisasi dan Moderasi Ruang Digital Indonesia. Koalisi tersebut akan mendorong pemerintah dan platform digital, termasuk media sosial menerapkan moderasi konten digital dengan memperhatikan konteks lokal dan menghormati standar internasional tentang hak asasi manusia serta kebebasan berekspresi. Upaya ini penting dilakukan untuk melawan disinformasi dan ujaran kebencian yang beredar di ranah digital, terutama menghadapi Pemilu 2024.

Koalisi akan menyiapkan rekomendasi konkret menghadapi Pemilihan Umum 2024 ke depan untuk mendorong praktik moderasi konten yang merujuk pada hak asasi manusia.

“Di berbagai negara, disinformasi dan misinformasi telah terbukti melahirkan polarisasi politik, mengancam perdamaian, dan bahkan dapat berujung pada kekerasan fisik yang nyata. Untuk itu, memastikan ruang publik berisi informasi yang benar melalui praktik penyaringan atau moderasi konten adalah satu keharusan dengan tetap menghormati standar HAM dan kebebasan berekspresi serta memperhatikan konteks lokal,” kata Wijayanto, Ketua Presidium Koalisi Damai.

Moderasi Konten Masih Jadi Tantangan

Melihat harapan dari Koalisi Damai, bagaimana respons dari Kominfo, platform Youtube, dan UNESCO? Semuel mewakili Kominfo menyatakan, moderasi konten masih menjadi tantangan bagi pemerintah terutama dalam menyelaraskan standar komunitas platform digital dan regulasi lokal.

“Saya setuju, algoritma moderasi konten harus memperhatikan konteks lokal,” katanya.

Sedangkan Danny Ardianto menambahkan sebagai salah satu platform digital, Youtube telah berupaya membatasi sebaran konten berbahaya karena menyadari sebaran masif disinformasi dan ujaran kebencian. Meski demikian, dia menyampaikan mengalami tantangan memahami konteks lokal dalam praktik moderasi konten.

Ana Lomtadze dari UNESCO mendorong praktik moderasi konten dapat dilakukan secara setara dan transparan antara regulator dan masyarakat sipil.

“Kami berharap platform digital setuju membuka ruang komunikasi langsung dengan koalisi masyarakat sipil agar dapat memberikan masukan praktik moderasi konten yang sesuai standar internasional,” katanya.

Nah, sementara para pihak berwenang duduk bersama mendiskusikan cara menangkal hoaks dengan cara moderasi konten, kita sebagai netizen juga harus tumbuh lebih cerdas lagi ya, Millens. Tahun 2024 nanti jadilah netizen yang nggak mudah termakan kabar burung. (Siti Khatijah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024