BerandaHits
Kamis, 1 Jan 2020 19:30

Ironi Stadion Diponegoro Semarang

Stadion Diponegoro. (Inibaru.id/ Audrian F)

Meski pernah menjadi stadion terbaik se-Asia Tenggara, nggak lantas membuat Stadion Diponegoro dapat perhatian. Banyaknya kerusakan membuat tempat ini nggak bisa lagi layak menampilkan pertandingan berskala besar. Alih-alih tempat diadakannya turnamen olahraga, stadion ini lebih dikenal sebagai tempat konser. <br>

Inibaru.id – Stadion Diponegoro memang nggak memiliki catatan sejarah secara pasti. Namun hal-hal besar yang terjadi di sana sudah menjadi kisah tersendiri. Namun yang bikin sedih, stadion ini justru lebih dikenal sebagai penyelenggaraan konser.

Saya bisa memaklumi itu setelah melihat sendiri. Stadion ini hanya terlihat seperti bangunan tua dengan tribun lapuk dan berkarat, belum lagi velodrome yang telah retak serta ditumbuhi rerumputan. Kondisi lapangan sepak bola juga sudah nggak layak. Menyedihkan memang, tapi melegakan rasanya melihat para pegiat olahraga tetap beraktivitas di stadion tersebut.

Setahu saya ada 3 cabang olahraga yang masih memakai stadion ini; sepak bola, atletik dan juga klub pembinaan balap sepeda usia dini yakni, Velodrome Diponegoro Cycling Club (VDCC). Sebagai tempat yang konon pernah menjadi stadion terbaik di Indonesia bahkan se-Asia Tenggara, Stadion Diponegoro sebenarnya memiliki sejumlah fasilitas mumpuni.

Velodorome Stadion Diponegoro yang biasa digunakan untuk atletik. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Buat kamu yang belum tahu, stadion yang sekira dibangun pada 1934 ini mempunyai ruang ganti dan kamar mandi, velodrome yang berkelas internasional, empat tower lampu dengan kekuatan 3.200 watt, tribun dengan kapasitas 1.000 penonton, dan (dulu) kolam renang di depannya. Kamu mungkin bertanya-tanya di mana kolam renangnya. Yaps, sekarang kolam renang peninggalan Belanda tersebut sudah diubah menjadi pujasera.

Soal tower, Maryono, pemain PSIS era 1972 mengungkapkan sejarahnya. Katanya, tower lampu Stadion Diponegoro merupakan pemberian dari Wali Kota Semarang pada 1974 yaitu Kolonel Hadijanto.

“Dulu ada turnamen namanya Tugu Muda Cup. Itu penyelenggaraan yang pertama. Pak Hadijanto memberi lampu untuk Stadion Diponegoro. Di tahun itu pula saya mengantar PSIS promosi ke Divisi Utama,” ujar Maryono, Minggu (22/12) saat ditemui di Lapangan Sekaran Unnes.

Seekor kambing melintas di velodrome Staadion Diponegoro. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Sementara bagi klub sepeda, velodrome Stadion Diponegoro memiliki makna penting sekaligus tempat berlatih yang harus disyukuri. Pasalnya Ikatan Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) didirikan di sini. Mustofa Zamrud, pengurus ISSI Kota Semarang membeberkan banyak hal terkait velodrome tersebut.

“Karena ini merupakan velodrome yang pertama di Indonesia, maka ISSI dibentuk di sini pada tahun 1951. Kemudian pada tahun 1989 sempat direnov karena digunakan untuk penyelenggaraan kejuaraan nasional Piala Siwo,” ungkap Mustofa Zamrud, Minggu pagi saat memantau VDCC berlatih.

Mustofa mewakili kalangan pegiat sepeda lainnya bersyukur memiliki velodrome. Pasalnya adanya kerumitan hak milik membuat mereka nggak bisa bergerak untuk memohon perbaikan. Bagian-bagian velodrome yang rusak sejauh ini cuma ditambal-sulam dengan swadana anggota.

Velodrome Diponegoro Cycling Club (VDCC) tetap giat berlatih meski lintasan cuma seadanya. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

“Stadion ini kan bukan milik Pemkot namun Kodam Diponegoro/IV, jadi yang nggak bisa semena-mena. Menurut saya Kodam memang nggak ada anggaran untuk memperbaiki ini, soalnya olahraga bukan fokus utama, jadi imbasnya ya adanya konser-konser itu sebagai pemasukan. Velodrome jadi rusak karena dilalui mobil. Padahal harusnya nggak boleh. Untungnya bangunan ini adalah Cagar Budaya, kalau enggak mungkin nasibnya sudah seperti kolam renang yang di depan itu,” pungkasnya.

Mustofa nggak berharap banyak dari pembangunan Stadion Diponegoro, namun lebih memilih menanti hadirnya velodrome baru di Sirkuit Mijen yang sedang dalam tahap pembangunan.

Jadi seperti itulah keadaan Stadion Diponegoro yang punya sejarah panjang itu. Kamu lebih kenal Stadion ini sebagai tempat olahraga atau penyelenggaraan konser, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: