BerandaHits
Kamis, 8 Feb 2023 09:16

Ingin Komunikasi Efektif, Kemukakan Pendapatmu dengan I Message

Ilustrasi: Komunikasi dengan metode I message memfokuskan pada perasaan kita sendiri dan berkaitan dengan constructive criticism atau kritik membangun. (Istimewa)

Setiap orang menginginkan komunikasinya selalu berjalan lancar dan efektif agar lawan bicara mengetahui maksud kita. Sayangnya, tujuan komunikasi seperti itu nggak mudah tercapai. Metode I message adalah salah satu cara untuk membuat komunikasi kita berjalan efektif.

Inibaru.id - Nggak setiap komunikasi akan berjalan lancar dan dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara. Pada situasi tegang, salah pilih kata-kata saat bicara juga bisa membuat keadaan jadi makin runyam. Jadi, sebenarnya ada nggak cara yang baik untuk menyatakan pendapat atau ketidaksetujuan terhadap lawan bicara kita?

Jangan buru-buru menyerah untuk saling bicara kalau kamu belum mencoba teknik komunikasi I-message! Secara sederhana, ini merupakan teknik komunikasi yang memfokuskan pembicaraan pada perasaan "I" atau aku, bukannya "You" atau kamu.

Kenapa harus "I"? Karena pesan yang berfokus pada kata "you/kamu" cenderung merendahkan dan akhirnya akan direspon dengan defensif oleh lawan bicara. Nggak hanya itu, gaya bicara you message juga membuat pasangan komunikasi kita merasa tertuduh, disalahkan, dianggap bodoh, serta merasa dihakimi.

Bagaimana perasaan lawan bicara mendapati kalimat-kalimat tuduhan yang belum tentu kebenarannya itu? Ditambah bahasa tubuh yang kamu gunakan saat berbicara sangat menyinggung perasaan seperti sambil berkacak pinggang, menunjuk, bahkan melotot.

Nah, mulai sekarang, cobalah teknik komunikasi I-message. Cara ini bisa kamu praktikkan untuk menyelesaikan konflik dengan siapa saja, terutama dengan pasangan di rumah ya, Millens.

Bagaimana Cara Melakukan I Message?

Ilustrasi: Sebelum melakukan komunikasi I message, ketahui dulu perasaan diri sendiri. (Parapuan/Torwai)

Sebelum melakukan teknik I message, pahami terlebih dahulu perasaan kita. Kalau pemahaman atas diri sendiri saja kurang, akhirnya akan timbul konflik atau ketidakmampuan kita dalam mengelola emosi diri sendiri. Ini berpotensi menyakiti perasaan orang lain.

Setelah paham tentang diri sendiri, mulailah dengan mengemukakan pendapat atau perasaan menggunakan metode I message. Bentuk paling sederhana kalimat I message adalah "Aku merasa..., ketika...". Lanjutkan dengan "karena..." untuk menjelaskan penyebab masalah. Selain itu, kamu juga dapat menambahkan “sebaiknya/tolong…” sebagai solusi dari masalah tersebut.

Sebagai contoh, simaklah kalimat you message ini. "Kamu jadi mendiamkan aku kalau sudah asik main handphone!"

Dengan maksud yang sama, kamu bisa mengubah kalimat itu menjadi I message seperti berikut ini. "Aku merasa nggak dihargai ketika kamu main handphone karena kita sedang mengobrol, jadi tolong matikan handphone-mu!”

Ilustrasi: Teknik berkomunikasi I message juga efektif digunakan untuk berbicara dengan buah hati agar mereka memahami perasaan kita sebagai orang tuanya. (Istimewa)

Nah, di antara dua kalimat tadi, apakah kamu merasakan bedanya, Millens? Yap, penggunaan kalimat you message terkesan menyalahkan pasangan kita, sedangkan I message berkaitan dengan constructive criticism atau kritik membangun.

Pada akhirnya, penyampaian perasaan akan tersalurkan dengan baik melalui metode I message sehingga akan membangun komunikasi yang lebih positif. Mungkin kamu merasa kesulitan dalam membiasakan diri menggunakan metode ini. Mungkin juga respons lawan bicara nggak sesuai dengan harapan.

Namun, teknik menyampaikan perasaaan seperti itu berkaitan dengan keterampilan. Jadi, nggak ada salahnya kamu terus berlatih dan mengusahakan diri dengan cara penyampaian I message.

Nggak sulit untuk dipraktikkan kan? Kamu bisa mulai melakukan teknik komunikasi I message ini kepada pasangan, sahabat, anak, dan orang lain ya, Millens. Semoga berhasil! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024