Inibaru.id – Bagi masyarakat kebanyakan, penggunaan bahasa isyarat biasanya terbatas bagi orang-orang yang memiliki masalah pada pendengaran dan bicara. Namun, kini bahasa isyarat dapat dipakai untuk berkomunikasi dengan anak yang belum lancar berbicara.
Bahasa isyarat dinilai dapat mempercepat kemampuan anak untuk berbahasa dan berkata-kata. Bahkan, anak yang belajar bahasa isyarat diyakini memiliki IQ yang lebih tinggi, lo. Banyak pakar yang kemudian menyarankan anak untuk belajar bahasa isyarat saat usianya 6-8 tahun.
Bahasa Isyarat yang Bermanfaat
Balita umumnya mulai berkomunikasi secara verbal saat usianya mencapai 12 hingga 15 bulan. Pada usia sebelumnya, bayi belum dapat melafalkan apa yang diinginkannya secara jelas. Namun menurut para ahli, pada usia tersebut, pemahaman dan daya tangkap balita terhadap bahasa jauh melebihi apa yang dikatakannya.
Sebagaimana diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Acredolo dan Goodwyn dalam buku berjudul Baby Sign: How To Talk With Your Baby Before Your Baby Can Talk, pada usia 24 bulan, bayi yang diajarkan bahasa isyarat dapat lebih lancar berbicara pada usia 27-28 bulan. Hal ini lebih cepat dibanding dengan rata-rata bayi yang nggak belajar bahasa isyarat.
Lebih dari itu, bayi yang nggak diajarkan bahasa isyarat cenderung mengalami perkembangan berbicara lebih lambat tiga bulan dan kurang bisa menyusun kalimat panjang dan signifikan.
Dampaknya, bayi lebih terlihat termotivasi berbicara pada masa verbal mereka. Hal ini tentu bakal membuat tingkat stres ayah dan ibunya juga ikut berkurang.
Bahasa Isyarat yang Dipilih
Terkait dengan bahasa isyarat, Indonesia mengadopsi dua jenis, yakni Sistem Bahasa Isyarat Indoensia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Nah, kira-kira bahasa isyarat apa ya yang cocok digunakan untuk anak bayi?
Pertama, SIBI adalah bahasa isyarat yang didopsi dari American Sign Language (ASL). Bahasa isyarat ini adalah bahasa yang direkomendasikan oleh pemerintah dan digunakan pada Sekolah Luar Biasa (SLB).
Sayangnya, SIBI punya kekurangan. SIBI dianggap sebagai bahasa isyarat yang lebih sulit untuk dipelajari. Penyebabnya, SIBI adalah bahasa isyarat yang baku dan penggunanya hanya memakai satu tangan saja.
Oleh karena itulah ada bahasa isyarat kedua yang disebut sebagai Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Bahasa yang sudah sah dipakai di Indonesia ini sering dianggap lebih mudah diterapkan secara alami dan lebih mudah untuk dipelajari, termasuk oleh anak-anak.
BISINDO memiliki kelebihan berupa masuknya bahasa-bahasa daerah di dalamnya. Hal ini membuat lebih banyak orang mempelajari dan menggunakannya. Penggunanya juga bisa memakai dua tangan sehingga membuat lawan bicara lebih cepat memahami apa yang disampaikan.
Tertarik untuk belajar bahasa isyarat dengan anak-anak, Millens? (Alo, Rep, Rex/IB31/E07)