BerandaHits
Sabtu, 24 Nov 2017 00:47

Impor Babi? Nggak!

Daging babi dalam kemasan di supermarket. (Getty Images/iStockphoto)

Keinginan perwakilan Kamar Dagang Rusia yang ining memasok daging babi ke Indonesia ditolak Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Konsumen daging babi kita hanya dominan di lima provinsi.

Inibaru.id – Beberapa waktu lalu sempat beredar kabar bahwa kita akan mengimpor babi, terutama dari Rusia. Terkait hal tersebut, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita memastikan, Indonesia tidak sedang membuka keran impor untuk daging babi. Hal itu, ia katakan juga demi merespons pernyataan perwakilan Kamar Dagang Rusia Maria Matsuri yang menyebut negaranya telah mengajukan dokumen ke Kementerian Pertanian RI untuk mendapat persetujuan impor daging babi.

"Enggak ada. Enggak buka (impor)," ujar Enggar, di Auditorium Kementerian Perdagangan, Kamis seperti dilansir Republika.co.id (23/11/2017).

Menurut sang menteri, sebaliknya justru Indonesia sudah mengekspor daging babi ke Singapura. Kementerian Perdagangan mencatat, Pulau Bulan di Provinsi Kepulauan Riau merupakan daerah penghasil daging babi terbesar di Indonesia.

"Kita ekspor babi dari Pulau Bulan. Itu dari zaman dulu, zaman Pak Harto," ucapnya.

Baca juga:
Metro TV, Media Terbaik yang S(y)iarkan Pendidikan Islam
Kerja Sama Genpi-Sampah Muda dalam Manajemen Sampah

Keinginan Rusia untuk mengekspor daging babi ke Indonesia kali ini disampaikan oleh Menteri Pertanian Rusia Alexander Tkachev pada Oktober lalu. Usulan Alexander itu justru sempat ditertawakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengatakan bahwa penduduk Indonesia tidak memakan daging babi.

Namun, baru-baru ini, perwakilan Kamar Dagang Rusia di Indonesia Maria Matsuri menyatakan, hal yang berbeda. Ia menyebut, Rusia sudah mengajukan dokumen ke Kementerian Pertanian pada Agustus lalu untuk mendapatkan persetujuan impor untuk daging babi dan daging sapi.

Rencana impor ke Indonesia ini didorong oleh lonjakan produksi daging babi yang diprediksi mencapai 20 persen di Negeri Beruang Merah tersebut. Persatuan Produsen Daging Babi Nasional Rusia memperkirakan, sampai akhir tahun mendatang produksi akan mencapai 4,2 juta ton. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 25 tahun terakhir.

Keyakinan pihak Rusia soal impor daging babi itu memunculkan spekulasi mengenai konsumsi masyakat kita terhadap daging babi. Tirto.id (19/10/2017) melansir data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut jumlah konsumsi daging babi dalam negeri sejak 2011 hingga 2016 rata-rata 0,225 Kg per tahun per kapita. Dengan jumlah konsumsi tertinggi pada 2011 dan 2016 yang mencapai 0,26 kilogram per tahun per kapita.

Angka tersebut bahkan bisa lebih banyak ketika hari-hari tertentu tiba, seperti Hari Imlek. Tirto.id mencatat, sepekan jelang Imlek tahun ini, konsumsi babi di Jakarta bisa mencapai nilai Rp 7,4 miliar per hari. Di Bali, rumah potong hewan yang menyetok daging babi ke berbagai daerah di Indonesia juga meningkat penjualannya hingga 30 persen dalam waktu tersebut.

Babi memang bukan konsumsi utama masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Namun, bukan berarti konsumsi babi di Indonesia sedikit. Dalam studi Produksi Babi di Indonesia, Profesor Pollung Siagian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mencatat, “Kendati sekitar 80 persen populasi Indonesia adalah muslim, babi tetap termasuk spesies penting terutama di daerah Nusa Tenggara, Bali, Sulawesi Selatan, Papua, dan Sumatera Utara.”

Baca juga:
Menyoal Petani Tembakau yang Terpinggirkan lewat Kartun
Dengan Kuda, Ridwan Mendongkrak Minat Baca Warga

Populasi ternak babi terbesar ada di kelima provinsi tersebut. Budaya ternak dan konsumsi babi termasuk tinggi di daerah-daerah tersebut karena dipengaruhi oleh budaya mayoritas setempat.

Adanya kebutuhan konsumsi daging babi, Indonesia memang dalam jumlah terbatas masih mengimpor daging babi dari sejumlah negara lain, seperti Amerika Serikat, Malaysia, Cina, Belanda, Australia, Italia, dan Singapura. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: