BerandaHits
Minggu, 25 Apr 2020 09:00

Hikmah Pandemi Corona pada Kemanusiaan dan Ketuhanan

Corona membuat manusia lebih dekat manusia dengan Tuhan. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Corona menjadi pelajaran berharga bagi sebagian besar orang yang memikirkan. Hal yang paling dekat adalah hubungan antar sesama manusia dan hubungan antara manusia dan Tuhan.

Inibaru.id – “Yang paling penting adanya wabah ini semakin menjadikan rasa manusiawi tergetar,” begitu kata perempuan asal Jepara Lailatus Sa’adah ketika saya hubungi via pesan daring pada Jumat (17/4) lalu, terkait hikmah yang dia dapat selama wabah corona.

Konteks “manusiawi” yang dia maksud adalah orang jadi saling bahu membahu menolong dan saling menjaga. Sebab pandemi menuntut banyak orang untuk berjuang bersama-sama. Dari soal pencegahan hingga kebutuhan ekonomi. Sebab menurutnya, manusia yang terkenal sombong nggak ada apa-apanya dengan makhluk yang supermicro.

“Saling jaga untuk kebutuhan hidup, seperti yang banyak digencarkan banyak komunitas, organisasi, atau individu ngasih bantuan ke yang paling terdampak,” kata Laila.

Mobilitas sesorang di masa pandemi jadi terbatas karena banyak tempat yang tutup sementara. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)<br>

Hikmah yang terkait dengan spiritualitas dan keimanan dialami oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Muhammad Abdul Qoni’ Akmaluddin. Pandemi corona memberikan hikmah tersendiri baginya. Corona menjadi salah satu sarana Tuhan untuk menyeimbangkan sistem bumi yang rusak akibat pencemaran lingkungan yang panjang.

“Meski di balik itu tentunya ada intervensi geoekonomi dan geopolitik,” terang mahasiswa yang juga pernah menjadi takmir di Masjid Syuhada, salah satu masjid bersejarah di Yogyakarta dua tahun yang lalu itu.

Dia mengamati pula dalam situasi seperti ini banyak orang yang kalang kabut terutama para pedagang. Banyak juga yang stres karena mobilitas dibatasi, terlebih bagi mereka yang memiliki kesibukan tinggi. Corona kemudian menjadi ruang mengenali Tuhan yang kekuatan-Nya lebih besar di luar batas pikiran manusia.

“Apa yang dicari ternyata strukturnya mudah sekali diruntuhkan dengan makhluk yang mikrokosmik semacam virus. ini ruang untuk kembali merestrat pikiran bahwa segala sesuatu harus dilandaskan untuk Tuhan dan kebutuhan untuk kembali pada Tuhan agar tidak menemui kekecewaan,” lanjutnya.

Hal yang nggak jauh berbeda dipikirkan pula oleh warga Kediri, Astri Martha Sari. Corona semacam alarm yang menyadarkannya bahwa di luar manusia terdapat Tuhan yang maha segalanya.

Sebagian besar masjid menerapkan kebijakan beribada di rumah untuk mengurangi penyebaran virus. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)<br>

Di sekitar tempat tinggal Astri, terdapat banyak Orang Dalam Ppantauan (ODP). Beberapa minggu ini juga telah dilakukan penyemprotan disinfektan. Perempuan yang juga mahasiswa Biologi itu menambahkan, semenjak ada corona lingkungan yang banyak polusi jadi lebih baik.

“Aku bersyukur dengan adanya pandemi ini sisi baiknya banyak keanekaragaman hayati yang pulih atas redanya polutan yang tersebar dan padatnya kendaraan yang bising,” terang dia.

Mengikuti saran pemerintah dan orangtua untuk beribadah di rumah, social distancing, hingga physical distancing juga Astri lakukan. FYI, wabah (tha’un) bukan kejadian baru, pada zaman nabi dan sahabat lebih dulu dialami.

Tepatnya di daerah Syam terdapat wabah dengan gejala benjolan besar yang ketika pecah cairannya bisa menulari banyak orang. Saat zaman itu, social distancing memang dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran dan memutus mata rantai wabah. Perlahan wabah pun berhenti karena sudah nggak ada lagi tempat menempel.

So, selama pandemi tetap patuhi standar keamanan yang ada ya, Millens! (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: