BerandaHits
Rabu, 4 Nov 2025 19:16

Hidup Singkat Lebah Jantan, Mati Tragis Usai Kawin

Lebah jantan hidup hanya untuk melestarikan koloni. (Getty Images)

Di balik manisnya madu, kehidupan lebah jantan justru berakhir tragis. Diciptakan hanya untuk mengawini ratu, mereka mati segera setelah tugas itu selesai, sebuah takdir singkat demi kelangsungan koloni.


Inibaru.id - Dunia lebah madu ternyata nggak hanya soal madu manis dan kerja sama yang rapi. Di balik keteraturan koloni yang luar biasa itu, ada kisah tragis tentang salah satu anggotanya yaitu lebah jantan atau drone. Hidup mereka singkat, tanpa pekerjaan selain satu misi yang menentukan nasib, mengawini ratu lebah. Begitu tugas itu tuntas, hidup mereka pun berakhir.

Yap, mereka diciptakan hanya untuk kawin.

Dalam satu koloni lebah madu, ada tiga “kasta” yang punya tugas berbeda yaitu seekor ratu lebah yang jadi pusat kehidupan koloni, ribuan lebah pekerja betina yang sibuk mengurus sarang, dan ratusan lebah jantan yang nasibnya bisa dibilang paling singkat.

Lebah jantan lahir bukan untuk bekerja. Mereka nggak bisa menyengat, nggak bisa mengisap nektar, bahkan nggak mampu merawat diri sendiri. Semua kebutuhan mereka dipenuhi oleh lebah pekerja. Secara fisik, mereka memang diciptakan untuk satu hal; kawin. Tubuhnya lebih besar dari lebah pekerja, dan matanya yang besar berfungsi untuk menemukan sang ratu saat terbang di udara.

Penerbangan Kawin yang Berujung Maut

Lebah jantan akan mengawini sang ratu untuk selanjutnya mati. (Common Wikimedia/Jonathan Wilkins)

Puncak kehidupan lebah jantan terjadi pada “penerbangan perkawinan” atau nuptial flight. Saat ratu muda siap kawin, ia akan terbang tinggi, diikuti para pejantan dari berbagai koloni. Mereka berlomba-lomba untuk bisa menyentuh sang ratu.

Bagi yang berhasil, itu adalah momen kemenangan sekaligus kematian. Saat kawin di udara, alat kelamin lebah jantan akan robek dan tertinggal di tubuh sang ratu. Dalam hitungan detik, sang pejantan mati meninggalkan jejak genetiknya dalam koloni yang baru akan berkembang.

Sementara ratu lebah akan terus terbang dan kawin dengan beberapa pejantan lain demi menjaga keragaman genetik koloni. Setelah itu, ia kembali ke sarang dan tak akan pernah kawin lagi seumur hidupnya. Dari sperma yang tersimpan itulah, ratu akan bertelur ribuan kali setiap hari.

Lalu bagaimana nasib para pejantan yang nggak sempat kawin? Nggak kalah tragis, Gez. Saat musim bunga berakhir dan sumber makanan menipis, lebah jantan dianggap beban bagi koloni. Mereka nggak bisa bekerja, hanya makan madu yang dikumpulkan para pekerja.

Tanpa ampun, lebah pekerja akan mengusir semua pejantan dari sarang. Dingin, lapar, dan tanpa perlindungan, mereka akhirnya mati di luar. Kematian menjadu sebuah akhir yang sunyi bagi makhluk yang diciptakan hanya untuk satu momen dalam hidupnya ini.

Siklus Hidup yang Terus Berulang

Meski nasibnya tragis, peran lebah jantan tetap vital. Ratu lebah memegang kendali penuh atas kelangsungan mereka. Ia bisa memilih apakah akan membuahi telurnya atau nggak. Telur yang dibuahi akan menetas menjadi lebah pekerja betina atau calon ratu baru, sementara telur yang nggak dibuahi akan menjadi lebah jantan.

Proses ini disebut partenogenesis, cara alam menjaga agar selalu ada pejantan baru yang siap menjalankan misi yang sama meski tahu, akhir hidupnya akan sama pula: mati demi kelangsungan koloni.

Kehidupan lebah jantan memang singkat, tapi keberadaannya menunjukkan betapa alam bekerja dengan caranya sendiri. Setiap makhluk punya peran, sekecil dan sesingkat apa pun, untuk menjaga keseimbangan kehidupan di dunia yang tampak sederhana, namun sesungguhnya sangat luar biasa.

Hm, apa nih nilai yang bisa kamu ambil dari hidup lebah jantan, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: