Inibaru.id - Ketika mengetahui teman mengalami kekerasan dalam hubungan, kita mungkin dihadapkan pada dilema: apakah harus segera ikut campur atau menunggu hingga mereka berbicara lebih dulu? Kekerasan dalam hubungan, baik fisik maupun emosional, bukanlah perkara sepele.
Di sisi lain, menutup mata bisa membuat korban semakin terjebak, sementara ikut campur tanpa pertimbangan bisa memperburuk keadaan. Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan?
1. Jangan Langsung Menghakimi
Jika melihat tanda-tanda teman mengalami kekerasan, hindari langsung menuding atau menyalahkan mereka. Banyak korban yang tetap bertahan dalam hubungan karena alasan kompleks, seperti tekanan emosional, finansial, atau bahkan rasa takut terhadap pasangan mereka.
2. Beri Ruang dan Dukungan
Sebagian korban mungkin belum siap untuk berbicara. Daripada memaksa, tunjukkan bahwa kita adalah tempat yang aman untuk berbagi. Kalimat seperti "Aku di sini kalau kamu butuh seseorang untuk bicara" bisa lebih efektif daripada mendorong mereka untuk segera bertindak.
3. Bantu Mereka Menyadari Situasi
Jika teman tampak tidak menyadari bahwa mereka sedang berada dalam hubungan yang berbahaya, ajak mereka berdiskusi secara perlahan. Misalnya, tanyakan bagaimana perasaan mereka tentang hubungan tersebut dan apakah mereka merasa aman serta bahagia.
4. Tawarkan Bantuan Nyata
Jika teman sudah mulai terbuka, tanyakan apakah mereka butuh bantuan, seperti mencari tempat aman, berkonsultasi dengan profesional, atau melaporkan kejadian tersebut. Hindari memaksa mereka mengambil keputusan tertentu, tetapi beri informasi yang bisa membantu mereka berpikir jernih.
5. Segera Bertindak Jika Situasi Darurat
Jika mengetahui teman berada dalam bahaya langsung, seperti mengalami kekerasan fisik yang membahayakan nyawa, segera cari bantuan. Hubungi pihak berwenang atau cari cara untuk mengevakuasi teman ke tempat aman, tentunya dengan mempertimbangkan keselamatan mereka.
Ada Kalanya Mereka Menyangkal
Situasi mungkin bertambah rumit jika mereka mengelak telah menjadi korban kekerasan. Jika teman kita mengelak atau menyangkal, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan tanpa membuat mereka merasa terpojok atau semakin menutup diri.
1. Jangan Paksa, Tapi Tetap Ada untuk Mereka
Sangat mungkin teman kita belum siap mengakui bahwa mereka mengalami kekerasan, baik karena rasa takut, malu, atau bahkan karena masih mencintai pasangannya. Jika mereka mengelak, jangan memaksa atau terus menekan mereka untuk mengaku. Sebaliknya, tunjukkan bahwa kita tetap peduli dan ada untuk mereka kapan pun mereka butuh.
2. Perhatikan Bahasa Tubuh dan Tanda-Tanda Lainnya
Meski mereka berkata "Aku baik-baik saja," coba perhatikan apakah ada tanda-tanda lain, seperti luka yang tidak masuk akal, perubahan perilaku drastis, atau ketakutan berlebihan saat pasangannya disebutkan. Tanda-tanda ini bisa menjadi bukti bahwa mereka mungkin sedang menyangkal atau berusaha menyembunyikan sesuatu.
3. Tanyakan dengan Cara yang Lebih Halus
Daripada bertanya langsung "Apakah dia menyakitimu?", cobalah cara yang lebih lembut seperti:
"Aku perhatikan akhir-akhir ini kamu terlihat lebih murung, ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan?"
"Aku di sini kalau kamu butuh tempat untuk berbagi, kamu nggak sendirian."
Kadang, dengan pendekatan yang lebih empati, mereka akan lebih nyaman untuk berbicara.
4. Jangan Meremehkan atau Menghakimi
Jika mereka berkata, "Dia nggak sengaja, aku juga yang salah," hindari meremehkan atau menyalahkan mereka. Banyak korban yang nggak sadar bahwa mereka sedang berada dalam hubungan beracun. Daripada berkata "Kamu bodoh kalau masih bertahan," lebih baik katakan, "Kamu pantas diperlakukan dengan baik, kalau ada yang bikin kamu sakit hati atau takut, itu bukan salahmu."
5. Tetap Dekat dan Jangan Menjauh
Mungkin mereka belum siap untuk mengaku sekarang, tapi jika kita tetap ada di sekitar mereka, suatu hari nanti saat mereka siap, mereka akan tahu harus ke siapa meminta bantuan. Jangan sampai kita malah menjauh karena merasa kesal atau frustasi atas penyangkalan mereka.
6. Siapkan Bantuan Jika Dibutuhkan
Walaupun teman kita belum mengaku, tetap siapkan informasi dan bantuan yang mungkin mereka perlukan suatu saat nanti. Misalnya, informasi tentang layanan bantuan bagi korban kekerasan, nomor kontak lembaga yang bisa membantu, atau bahkan tempat aman jika mereka butuh kabur dari situasi berbahaya.
Mengetahui teman mengalami kekerasan bukan berarti kita harus diam dan menunggu mereka berbicara lebih dulu, Millens. Yang terpenting, pastikan teman kita tahu bahwa mereka nggak sendirian dan ada jalan keluar dari hubungan yang berbahaya. (Siti Zumrokhatun/E05)