BerandaHits
Sabtu, 24 Nov 2023 17:18

Hari Kedua ICIR 5; Kebebasan Berekspresi dan Beragama di Ujung Tanduk!

Suasana hari kedua ICIR ke-5 pada Kamis, 23 November 2023. (Dokumentasi ICIR)

Sesi panel hari kedua International Conference and Consolidation on Indigenous Religions (ICIR) ke-5 mengupas tuntas isu krusial terkait pelanggaran berekspresi dan beragama dalam KUHP yang baru.

Inibaru.id - Sesi panel pada hari kedua International Conference and Consolidation on Indigenous Religions (ICIR) ke-5 pada Kamis (23/11/2023) berlangsung intens. Digelar di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, topik yang diangkat hari itu terbilang krusial.

Mengangkat tema "Kebebasan Berekspresi dan Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan dalam KUHP yang Baru", sesi panel tersebut memantik isu tentang kebebasan beragama yang ternyata kandas pada KUHP yang baru.

Dalam diskusi, terungkap fakta bahwa masyarakat adat dan penghayat kepercayaan saat ini rentan menjadi target empuk untuk dikriminalisasi. Kenapa? Karena regulasinya lebih cocok untuk kelompok mayoritas.

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan narasumber dalam sesi ini, yakni Herlambang P Wiratraman dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Menurutnya, kebebasan berekspresi sedang terancam dengan regulasi-regulasi yang bisa dimanipulasi.

“Kebebasan berekspresi adalah salah satu yang paling terdampak dari konteks politik hukum manipulatif yang dominan hari-hari ini,” ujar Herlambang. “KUHP membuka ruang untuk potensi manipulasi yang lebih sistematis.”

Kritik vs Hasutan Kebencian

Para pembicara di sesi panel mengkritisi topik yang diangkat dengan serius. (Dokumentasi ICIR)

Menyambung apa yang dipaparkan Herlambang, Dosen Pascasarjana di Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS) UGM Iqbal Ahnaf pun memberikan data 72 kasus yang terganjal pasal-pasal KUHP selama kurun 2010-2021.

"Kasus-kasus tersebut melibatkan penghinaan terhadap kekuasaan dan ujaran kebencian terkait identitas," terangnya. "Ada 61 kasus penghinaan terhadap kekuasaan dan 11 sisanya ujaran kebencian."

Dalam menghadapi realitas tersebut, Johana Poerba dari Institute for Criminal Justice Reform pun mengajak orang-orang untuk bisa membedakan antara ekspresi kritik terhadap status quo kekuasaan dengan hasutan kebencian.

“Penting untuk bisa membedakannya," seru Johana. “Pasal ujaran kebencian yang bertujuan untuk melindungi kelompok rentan kenapa justru menimbulkan pembatasan-pembatasan terhadap hak mereka?”

Peran Media Sosial

Salah satu kegiatan dalam ICIR ke-5. (Dokumentasi ICIR)

Salah satu poin penting yang turut dibahas dalam sesi ini adalah terkait keberadaan media sosial yang justru acap memberi ruang untuk terjadinya pelanggaran kebebasan berekspresi dan hasutan kebencian. Hal inilah yang sangat disayangkan Leonard C Epafras.

Dosen Pascasarjana di Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) UGM ini merasa kecewa karena media sosial justru berperan di dalamnya.

"Media sosial terkesan memberi rewards untuk orang-orang yang menimbulkan konflik dan keramaian," tandasnya.

Pada hari terakhir tersebut, masih berkaitan dengan KUHP yang baru, Konferensi ICIR dilanjutkan dengan sesi panel kedua yang mengangkat tema "Pelanggaran terkait Agama atau Keyakinan dalam KUHP yang Baru: Melindungi Siapa?".

Dimoderatori Direktur CRCS UGM Samsul Maarif, diskusi tersebut menghadirkan pembicara dari Komnas HAM Uli Parulian Sihombing melalui saluran daring serta Asfinawati dari Sekolah Tinggi Hukum Jentera dan Zainal Bagir dari ICRS UGM yang hadir secara langsung. (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: