BerandaHits
Kamis, 12 Jun 2024 11:22

Hari Dunia Menentang Pekerja Anak: Mereka Penerus Masa Depan Bangsa

Ilustrasi: Peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak merupakan inisiatif dari International Labour Organization (ILO), sebuah badan PBB yang berfokus pada masalah ketenagakerjaan dan perlindungan pekerja. (Antara/Akbar Tado)

Anak-anak Indonesia nggak seharusnya bekerja dalam usia belia. Sebagai penerus masa depan bangsa, mereka seharusnya mendapat penghidupan dan pendidikan yang layak. Itulah yang diperjuangkan dalam Hari Dunia Menentang Pekerja Anak.

Inibaru.id - Hari ini, 12 Juni 2024 masyarakat Indonesia dan luar negeri memperingati Hari Dunia Menentang Pekerja Anak. Peringatan itu bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang masalah pekerja anak dan mempromosikan upaya untuk mengakhiri praktik tersebut.

Kamu tentu setuju, pekerja anak merupakan masalah serius yang melibatkan anak-anak dalam pekerjaan yang nggak sesuai usia, merugikan kesehatan, pendidikan, dan masa depan mereka. Sayangnya, pihak-pihak yang melakukan pembiaran tersebut kebanyakan adalah keluarga atau orang tua sendiri.

Hal ini sangat disayangkan karena anak yang bekerja seringkali nggak mendapatkan akses pendidikan yang layak, terpinggirkan dari kesempatan untuk bermain dan berkembang secara normal, serta rentan terhadap eksploitasi dan kekerasan.

Nah, peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak dimulai sebagai inisiatif dari International Labour Organization (ILO), sebuah badan PBB yang berfokus pada masalah ketenagakerjaan dan perlindungan pekerja.

Setiap tahun, pada Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, pemerintah, organisasi pengusaha dan pekerja, masyarakat sipil, dan jutaan pihak lainnya dari seluruh dunia berkumpul untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan pekerja anak dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk membantu mereka.

Pekerja Anak di Indonesia

Ilustrasi: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menerapkan sejumlah strategi untuk menghapuskan pekerja anak di Indonesia sebagai bentuk perlindungan terhadap hak anak di Indonesia. (AP/Ebrahim Noroozi)

Meski menjadi isu yang tengah diperjuangkan di seluruh dunia, bukan berarti jumlah pekerja anak di Indonesia rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, terdapat sekitar 1,01 juta pekerja anak di Indonesia pada 2023. Proporsinya mencapai 1,72% dari total anak usia 5-17 tahun secara nasional.

"Kondisi ini berarti bahwa pada tahun 2023, satu sampai dua anak di antara 100 anak Indonesia yang berusia 5–17 tahun adalah pekerja anak," tulis BPS dalam laporan Indikator Pekerjaan Layak di Indonesia 2023.

Pada 2023 pekerja anak Indonesia dari kelompok usia 5-12 tahun mencapai 539.224 orang, proporsinya 1,52% dari total penduduk seusianya. Kemudian jumlah pekerja anak usia 13-14 tahun ada 162.276 orang (1,87% dari total penduduk seusianya), dan pekerja anak usia 15-17 tahun ada 305.593 orang (2,13% dari total penduduk seusianya).

Dari presentase yang nggak kecil itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menerapkan sejumlah strategi untuk menghapuskan pekerja anak di Indonesia sebagai bentuk perlindungan terhadap hak anak di Indonesia.

Sejumlah strategi diterapkan antara lain dengan mengembangkan basis data pekerja anak, memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara pemangku kepentingan terkait pekerja anak, dan mainstreaming isu pekerja anak dalam kebijakan dan program perlindungan khusus anak di kabupaten/kota.

Selanjutnya mengembangkan model desa ramah perempuan dan peduli anak sebagai pendekatan untuk pencegahan pekerja anak, mengembangkan pemantauan dan remidiasi pekerja anak, serta mengoordinasikan untuk penanggulangan pekerja anak pada 4 sektor prioritas yakni pertanian, perikanan, jasa, dan pariwisata.

Semoga dengan upaya-upaya itu, angka pekerjaa anak semakin menurun bahkan nggak ada lagi ya, Millens? Ingat, anak-anak adalah pemegang masa depan, calon pemimpin, dan penerus cita-cita mulia Bangsa Indonesia. Jadi, sudah selayaknya mereka dilindungi dan paksaan menjadi tenaga kerja dalam usia belia. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: