BerandaHits
Jumat, 11 Feb 2021 14:45

Hajatan Sepi Selama Pandemi, Bagaimana Nasib Pawang Hujan?

Hajatan Sepi Selama Pandemi, Bagaimana Nasib Pawang Hujan?

Ilustrasi: Nasib pawang hujan tak menentu karena hajatan sepi selama pandemi Covid-19. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Hajatan sepi selama pandemi Covid-19, jasa pawang hujan pun jadi terlupakan. Seperti apa ya nasib mereka mencari penghidupan selama ini?

Inibaru.id – Sosok lelaki paruh baya dengan cangklong di mulut hampir selalu ada di tribun saat Persib Bandung menggelar laga kandang. Namanya Abah Ipin. Tujuan utamanya datang ke stadion bukan menonton sepak bola, tapi menunda atau mengalihkan hujan saat laga berlangsung.

Abah Ipin adalah pawang hujan yang hampir selalu menjadi bagian dari laga kandang Persib. Di tengah pandemi, agaknya pekerjaan utamanya itu terpaksa nggak bisa banyak diandalkan lantaran kompetisi sepak bola ditiadakan. Acara lain yang banyak mengandalkan para juru rayu alam ini juga setali tiga uang.

Hampir tiap daerah di Indonesia mengenal profesi pawang hujan. Tugasnya adalah mengendalikan, menahan, atau memindahkan hujan. Terkadang, mereka juga mengirimkan hujan ke suatu tempat dengan pelbagai tujuan.

Masyarakat Tanah Air sudah lama mengenal profesi yang acap dikaitkan dengan unsur mistis ini. Untuk melakukannya, ada beberapa ritual dan peranti yang digunakan. Untuk Abah Ipin, dia memakai perantara rokok kretek yang diembuskan di tengah venue.

Selain rokok, ada pula yang menggunakan peranti seperti sesajen, mantra, dan lain-lain. Konon, pawang hujan sudah dikenal sejak masa kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara. Mereka menjadi andalan untuk berbagai hajatan, mulai dari nanggap wayang, resepsi pernikahan, hingga pengajian akbar.

Di tengah pandemi, pekerjaan para pawang hujan tentu saja terancam karena hajatan-hajatan harus ditiadakan. Lalu, gimana nasib para pawang hujan saat ini?

Manuver Bisnis

Hajatan semakin jarang, jasa pawang mengatur hujan pun semakin dilupakan. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Santoso Joko Purnomo, salah seorang pawang hujan dari Semarang, Jawa Tengah, mengatakan, larangan menggelar konser musik dan acara lain yang mengundang kerumunan membuatnya sepi job. Padahal, dia biasa menjadi pengendali hujan di tengah perhelatan besar yang biasa digelar di kota itu.

"Hanya itu (pawang hujan) penghidupan saya," ungkap lelaki yang akrab disapa Joko Menthek itu, dikutip dari IDN Times, Rabu (10/2/2021). "Ya, nganggur tujuh bulan!"

Nggak patah arang, Joko memilih untuk jemput bola. Dia mendatangi rumah-rumah orang yang dia kenal yang akan menggelar pernikahan. Joko pun menawarkan jasanya agar acara pernikahan nggak sampai terganggu oleh hujan, khususnya pada prosesi bleketepe dan midodareni.

Joko mengaku penghasilannya turun drastis selama pandemi. Dulu, jika ada konser musik, dia mendapatkan bayaran antara Rp 5 juta sampai Rp 12 juta. Kini, untuk acara bleketepe dan midodareni yang berdurasi sekitar tiga jam, dia dibayar Rp 750 ribu.

“Kalau dibikin perbandingan ya jauh banget sama bayaran waktu sebelum pandemi,” keluh Joko.

Harusnya, musim hujan yang bertepatan dengan musim nikah seperti sekarang ini menjadi waktu yang tepat untuk Joko Menthek atau Abah Ipin panen rezeki. Sayang, pandemi membuat semuannya buyar.

Di tempatmu, adakah profesi lain yang juga mengalami nasib serupa, Millens? (Kum,Idn/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025