BerandaHits
Sabtu, 30 Jun 2023 17:00

Film Korea 'Bori': Gadis yang Terasing di Tengah Keluarga Tunarungu

Film 'Bori' menggambarkan kehidupan anak di keluarga yang menyandang tunarungu. (Korea Herald/Jin Jin Pictures)

'Bori' adalah film yang menceritakan tentang seorang gadis yang merasa terasing karena tinggal di tengah keluarga tunarungu, sementara dia tumbuh dalam kondisi bisa mendengar dengan baik. Melalui film ini, kamu bakal banyak belajar tentang empati dan persahabatan.

Inibaru.id – Kalau kamu menyukai film drama Korea dengan cerita yang unik sekaligus mengandung bawang, jangan lupakan Bori (2018). Film segala usia ini dijamin bakal cocok untuk kamu tonton bersama keluarga pada liburan panjang kali ini, Millens.

Disutradarai Kim Jin-yu, film ini bercerita tentang Bo-ri, seorang gadis 11 tahun yang terlahir dari orang tua tunarungu atau dalam dunia medis disebut child of deaf adults (CODA). Yang menarik, sosok yang diperankan secara apik oleh Kim Ah-song ini tumbuh dalam kondisi bisa mendengar, sementara seluruh anggota keluarganya tuli.

Bo-ri seharusnya senang karena bisa mendengar dan berbicara dengan baik. Namun, Kim Jin-yu justru menggambarkan sebaliknya. Dia menjadi gadis yang kesepian karena orang-orang di rumah, termasuk adik laki-lakinya, selalu memakai bahasa isyarat.

Kendati Bo-ri juga bisa bahasa isyarat, dia tetap merasa terasing dan justru terlihat "berbeda" di tengah keluarganya. Dia pun kemudian berpura-pura kehilangan pendengaran setelah menceburkan diri ke laut. Saat berpura-pura inilah dia mendapat banyak pelajaran berharga.

Bo-ri, gadis CODA dalam film 'Bori' memberikan pesan kepada penonton agar lebih menghargai orang dengan kebutuhan khusus. (Letterboxd)

Bo-ri yang pura-pura nggak bisa mendengar menemukan fakta bahwa orang-orang masih memandang rendah penyandang tunarungu. Mereka acap dapat masalah dan diperlakukan berbeda. Dia pun sadar, dengan menjadi "normal", dia harusnya bisa menghindarkan keluarganya dari diskriminasi.

Duh, sedih ya? Pembesut Bori, Kim Jin-yu mengaku, film ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadinya sebagai seorang CODA. Banyak adegan dalam film tersebut yang terinspirasi dari pengalaman pribadi sutradara kelahiran 1 Oktober 1988 itu saat masih kecil.

“Ibuku dulu tuli. Saat kecil, terkadang aku juga ingin tuli sepertinya, mirip seperti yang dirasakan Bori," ungkapnya dalam sebuah interview pada Mei 2020. "Adegan saat tersesat di festival kembang api atau ibu yang didiskriminasi di toko pakaian saya ambil dari pengalaman pribadi.”

Kim mengatakan, dia sengaja membuat film ini untuk memberikan pesan kepada siapa saja agar lebih peduli terhadap orang-orang berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas di sekitarnya. Setali tiga uang, dia juga menyisipkan kuatnya ikatan persahabatan dengan keluarga maupun teman.

Salah satu adegan dalam film 'Bori' yang menggambarkan eratnya hubungan keluarga Bo-ri. (M-Line Distribution via Cinejour)

“Bisa jadi mereka (penyandang disabilitas) adalah anggota keluarga atau tetanggamu. Saya berharap masyarakat lebih inklusif bagi mereka,” tandasnya.

So, kenapa kamu harus nonton film ini? Selain ide cerita dan penokohan yang oke banget, Bori juga menyuguhkan adegan-adegan hangat yang bikin siapa pun nggak kuasa menahan air mata. Latar tempatnya juga ciamik, yakni sebuah desa nelayan dengan panorama pantai yang menawan.

Kalau akhir pekan ini kamu belum punya rekomendasi film yang cukup menarik untuk ditonton bareng keluarga, nggak ada salahnya menyaksikan Bori. Dari film tersebut, dijamin kamu bakal dapat banyak pelajaran tentang empati, persahabatan, dan kasih sayang keluarga.

Sekadar saran, jangan lupa sediakan tisu dan bahu untuk bersandar, ya! Ha-ha. (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: