Inibaru.id - Setelah penanyangan perdananya ditunda, akhirnya film superhero Indonesia Sri Asih tayang serentak di bioskop Indonesia pada Kamis (17/11/2022). Film kedua Bumilangit Cinematic Universe itu mendapat sambutan luar biasa positif dari penonton.
Menurut para pencinta film, senggaknya ada tiga hal yang menjadi magnet dari film yang dibintangi oleh Pevita Pearce, Jefri Nichol, Christine Hakim, Reza Rahardian, Dimas Anggara, Surya Saputra, dan bintang papan atas lainnya. Pertama adalah adanya efek khusus CGI (computer-generated imagery).
Sri Asih merupakan film bergenre laga yang sebagian besar adegannya merupakan perkelahian. Untuk menghasilkan gambar yang spektakuler layaknya film pahlawan super dibutuhkan efek khusus.
"CGI mungkin 60 persen dari filmnya. Cukup banyak, ada 1.000 shot CGI karena menjadi superhero dia pakai tenaga-tenaga super dan lawannya juga supervillain. Kita akan lihat final battle," begitu terang sutradara Upi dalam jumpa pers peluncuran trailer Sri Asih di Jakarta.
Daya tarik kedua film yang pembuatannya memakan waktu tiga tahun ini adalah kemampuan akting Pevita Pearce sebagai Alana atau Sri Asih.
Dalam rangka memerankan tokoh utama dalam film ini, Pevita mengaku mengikuti workshop action selama 3 tahun dengan Uwais Team dan melakukan 90 persen adegan action tanpa pemeran pengganti.
"90 persen saya memainkan peran laga tanpa stunman. 90 persen stunt adalah saya sendiri," ungkap aktris yang juga tampil memukau pada film Gundala pada 2019 lalu itu.
Hal ketiga yang menjadi daya tarik film berdurasi lebih dari 2 jam ini adalah ceritanya yang “Indonesia banget”. Karakter perempuan yang mengenakan pakaian Sunda dan lekat dengan budaya Sunda itu merupakan keturunan dewa serta titisan dari Dewi Sri.
Seperti yang sudah banyak orang tahu, Sri Asih berasal dari serial komik superhero karya RA Kosasih yang dipublikasikan pada 1954. Oleh Joko Anwar, cerita para pahlawan dalam komik Indonesia itu diangkat ke layar lebar dalam naungan jagad Bumilangit. Film Gundala (2019) dan Sri Asih (2022) termasuk di dalamnya.
Menghargai Film Lokal
Menonton Sri Asih tentunya bakal membuatmu tahu sudah sejauh apa kemampuan anak bangsa memproduksi film bergenre superhero. Tapi ingat, jadilah penonton Indonesia yang bijak dan nggak menjatuhkan karya bangsa sendiri ya, Millens!
Sri Asih adalah wujud potensi, keterampilan, kelihaian para insan perfilman Indonesia. Nggak elok jika karya film ini dicela atau dibandingkan dengan film lain.
Kamu pasti tahu, sebagian netizen Indonesia membanding-bandingkan Sri Asih dengan Wakanda Forever besutan Marvel Studio yang waktu penayangan di bioskop hampir bebarangan. Sebagai sutradara, Upi sampai membuat unggahan di media sosial pribadinya, meminta masyarakat berhenti membuat perbandingan.
"...plis stop mentioning gue dengan kata-kata yang pesimis dan membanding-bandingkan gue. Kita semua di team Sri Asih sedang berjuang berusaha memberikan yang terbaik...," tulisnya dalam Instagram Stories belum lama ini.
Jadi mulai sekarang, alih-alih mencibir dan berkata nyinyir terhadap film besutan saudara sendiri, bukankah lebih bermanfaat bagi mereka kalau kita mengapresiasinya? Seperti yang dikatakan Upi, membuat film superhero di Indonesia itu nggak mudah, lo. Itu karena genre film superhero belum menjadi tren yang populer di Indonesia. So, yuk support dunia perfilman negeri kita! (Siti Khatijah/E07)