BerandaHits
Selasa, 9 Agu 2021 21:19

Fakta Kehidupan di Korea Selatan, Nggak Selalu Seindah di Drakor

Fakta kehidupan di Korea Selatan nggak selalu seindah drama Korea (Drakor). Flickr/ Sabishii Seishun)

Kehidupan di drama Korea (Drakor) terlihat romantis, indah, dan menyenangkan. Namun ternyata, banyak fakta kehidupan di Korea Selatan yang nyata nggak seindah di drakor. Saking beratnya, kasus bunuh diri di sana juga masih tinggi, lo.

Inibaru.id – Demam K-pop membuat kita sering melihat musik-musik atau drama Korea (Drakor) dari Negeri Ginseng. Nah, karena yang kita lihat adalah dari K-pop, kita pun mengira bahwa fakta kehidupan di Korea Selatan bakalan nggak jauh beda. Padahal, realitanya beda sama yang kita lihat di drakor, Millens.

Memang, Korea Selatan termasuk dalam negara maju. Perkembangan teknologi di sana juga luar biasa. Tapi, realitanya di sana juga ada banyak orang yang hidup susah, Millens. Bahkan, di kota-kota besar seperti Seoul, ada juga lo tempat yang kumuh dan dipenuhi oleh orang miskin.

Kalau menurut data dari OECD Better Life Index, Korea Selatan ternyata masih memiliki masalah kesenjangan ekonomi yang sangat tinggi. Ada yang sangat kaya, namun masih ada banyak orang yang harus berjuang dengan keras keluar dari kemiskinan.

Dari sekitar 20 persen populasi paling kaya di sana, punya pendapatan setidaknya pendapatan lima kali lebih besar dari 20 persen populasi paling miskin. Padahal, upah minimum yang ditetapkan pemerintah sudah lumayan tinggi, yakni 9.160 Won atau sekitar Rp 115 ribu per jam.

Jadi, kalau ada drakor yang menunjukkan ada orang miskin atau anak muda yang harus mengambil banyak pekerjaan paruh waktu hanya untuk bertahan hidup, ini sih memang benar adanya, Millens.

Tingkat Bunuh Diri di Korea Selatan Sangat Tinggi

Meski negara maju, realitanya kemiskinan juga masih bisa ditemui di Korea Selatan. (Flickr/ Kan Wu)

Kasus selebritas Korea yang bunuh diri cukup sering kamu dengar, bukan? Nah, realitanya, tingkat bunuh diri di Korea Selatan adalah yang tertinggi kesepuluh di dunia berdasarkan data WHO per 2017. Faktor penyebabnya banyak, Millens. Ada yang disebabkan oleh kemiskinan, depresi, bullying, dan lain-lain.

Omong-omong, kasus bullying ini juga masih sangat mengkhawatirkan di sana, lo. Nggak hanya di sekolah, hal ini juga sering terjadi di tempat kerja, termasuk di kalangan para selebritas yang kita kira selalu hidup senang dan bergelimang harta.

Di sekolah, banyak siswa yang sampai mengalami depresi parah, melakukan percobaan bunuh diri, hingga mengalami masalah mental lainnya di sana.

Nah, masalah yang dialami anak muda di sana ternyata jauh lebih berat lagi, Millens. Persaingan untuk meraih prestasi di sana juga sangat ketat. Orang-orang tua di sana juga punya obsesi anaknya masuk ke sekolah atau universitas yang bergengsi.

Di banyak tempat, anak-anak muda sampai ikut les atau belajar hingga larut malam hanya demi mendapatkan nilai yang bagus. Karena beban yang mereka alami terlalu berat, otomatis banyak anak muda yang depresi.

Setiap negara memang punya masalahnya sendiri-sendiri, Millens. Kita yang ada di Indonesia pasti juga mengeluhkan banyak hal dan berharap keadaan bakal jadi lebih baik. Tapi, kalau kamu kira semua yang ada di Korea seasyik dan seromantis di Drakor, sepertinya nggak semuanya benar, deh. (Wol/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024