Perasaan iri dan dengki adalah bagian alami dari emosi manusia. Melihat orang lain lebih maju atau memiliki pencapaian yang lebih besar sering kali memunculkan perasaan kurang nyaman dalam diri kita. Ini adalah respons yang wajar, karena manusia cenderung membandingkan diri dengan orang lain.

Namun, yang membedakan adalah bagaimana kita mengelola perasaan tersebut. Iri yang terkelola dengan baik bisa menjadi motivasi untuk berkembang, sementara iri yang dibiarkan berlarut-larut dapat berubah menjadi dengki, yaitu keinginan agar orang lain kehilangan apa yang mereka miliki.

Bahaya Jika Iri dan Dengki Nggak Dikendalikan

Jika rasa iri dibiarkan tumbuh menjadi kebencian, hal ini bisa membawa dampak negatif, seperti:

- Menurunkan rasa percaya diri– Terlalu fokus pada keberhasilan orang lain membuat kita lupa menghargai pencapaian sendiri.

- Memicu tindakan negatif – Dengki bisa membuat seseorang menyusun rencana buruk, seperti menyebarkan fitnah, merendahkan orang lain, atau bahkan berusaha menjatuhkan mereka.

- Merusak hubungan sosial – Perasaan iri dan dengki yang nggak terkendali bisa merusak hubungan dengan teman, saudara, atau kolega karena munculnya sikap permusuhan.

Agar nggak terjebak dalam siklus iri dan dengki yang merusak, berikut beberapa cara untuk mengelolanya:

1. Sadari Bahwa Setiap Orang Punya Perjalanan Masing-Masing – Kesuksesan seseorang bukan berarti kegagalan bagi kita. Setiap orang memiliki jalannya sendiri dan waktunya masing-masing.

2. Fokus pada Diri Sendiri – Daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus pada peningkatan diri dan pencapaian pribadi.

3. Bersyukur atas Apa yang Dimiliki – Menghargai apa yang telah kita capai dapat membantu mengurangi rasa iri dan membuat kita lebih bahagia.

4. Gunakan sebagai Motivasi – Alih-alih merasa terpuruk, gunakan keberhasilan orang lain sebagai dorongan untuk bekerja lebih keras dan mencapai tujuan sendiri.

5. Jaga Lingkungan Pertemanan yang Positif – Berada di lingkungan yang mendukung dan saling memotivasi dapat membantu kita tetap berpikir positif.

Iri dan dengki saat reuni adalah perasaan yang wajar, tetapi harus dikendalikan agar tidak berubah menjadi kebencian yang merusak. Alih-alih terjebak dalam perasaan negatif, kita bisa menjadikannya sebagai motivasi untuk berkembang dan fokus pada kebahagiaan diri sendiri. 

Lebaran dan reuni seharusnya menjadi momen penuh kebersamaan, bukan ajang untuk menumbuhkan persaingan yang nggak sehat. Hm, semoga acara kumpul-kumpulmu tetap menyenangkan sehingga menjadi acara tahunan yang dirindukan ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Lebaran nggak hanya menjadi momen silaturahmi, tetapi juga ajang reuni, baik di kalangan alumni sekolah maupun keluarga besar. Saat bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, perasaan campur aduk bisa muncul.

Salah satunya adalah iri dan dengki ketika melihat teman atau saudara yang terlihat lebih sukses atau memiliki kehidupan yang lebih baik.

Iri dan dengki adalah perasaan manusiawi, tetapi jika dibiarkan, bisa berubah menjadi kebencian yang merusak. Bagaimana cara mengelolanya agar tetap positif?

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

Berdasarkan penelitian yang dipimpin
oleh Profesor Qinghua Guo dari Institute of Remote Sensing and Geographic
Information System dari Peking University ini, Tiongkok mempunyai pohon
sebanyak 142,6 miliar. Artinya, dengan jumlah penduduk mencapai 1 miliar orang, tiap orang di sana punya 100 pohon.

Oya, penelitian ini dilakukan untuk mengecek kondisi ekosistem
hutan di Tiongkok guna memperkirakan jumlah karbon yang nantinya diserap
oleh pohon-pohon tersebut. Perkiraan inilah yang bisa jadi patokan
Tiongkok untuk merespons perubahan iklim serta memulihkan ekosistem berkelanjutan.

“Kami juga diminta untuk membuat
peta yang detail terkait dengan distribusi pohon di Tiongkok. Bisa dikatakan,
ini adalah untuk kali pertama pemetaan kepadatan pohon di Tiongkok dilakukan,”
ujar Guo sebagaimana dinukil dari Live Science.

Lantas, bagaimana cara mereka
menghitung pohon di wilayah sebanyak ini? Selain memakai teknik Lidar360 atau pemetaan berbasis laser yang menggunakan cahaya serta pengukuran jarak, para peneliti juga memakai pesawat nirawak sejak 2015 untuk mengkover wilayah yang luas di Tiongkok.

Dari data itulah, jumlah pohon bisa
diperkirakan, lengkap dengan pemetaan lokasi di mana pohon-pohon tersebut terkumpul. Hasil dari penelitian ini kemudian dipublikasikan pada 6 Februari 2025
lalu di laman jurnal internasional Tiongkok,&nbsp;Science Bulletin.

“Meski sudah memakai Lidar360, kami
masih mengalami masalah dalam akurasi jumlah pohon karena di hutan yang padat
dan rapat, terkadang ada pohon-pohon kecil yang nggak bisa kita lihat karena
tertutup pohon yang lebih tinggi,” terang Guo mengakui kelemahan dari
penelitiannya.

Hasil penelitian ini
diharapkan bakal semakin mendukung program Great Green Wall yang dicanangkan
pemerintah Tiongkok sejak 1978 lalu. Program ini dibuat demi meningkatkan
jumlah pohon di negara tersebut. Targetnya, bakal ada 100 miliar pohon di Great Green Wall tersebut pada 2050.

Kalau di Indonesia, selain merespons perubahan iklim, pemetaan pohon ini mungkin bisa menjadi upaya untuk menyikapi maraknya pembalakan liar dan alih fungsi hutan juga, ya?&nbsp;(Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Menghitung jumlah pohon di sebuah kawasan sudah sulit, apalagi di sebuah negara? Terlebih, negara itu adalah Tiongkok yang memiliki wilayah terluas ketiga dunia dengan total&nbsp;9.326.410 kilometer persegi.

Sedikit informasi, daratan Tiongkok berukuran empat kali lipat dari luas wilayah Indonesia. Mengukur pepohonan yang tumbuh di atasnya tentu menjadi pekerjaan yang sulit.&nbsp;Namun, hal ini rupanya benar-benar bisa dilakukan oleh
ilmuwan dari negeri yang menjadi tanah kelahiran panda tersebut.

Sudah dilaporkan dalam bentuk jurnal, penelitian yang dilakukan ilmuan Tiongkok dalam upaya merespons perubahan iklim ini fokus menghitung jumlah pohon untuk memetakan serapan karbon di negaranya.

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

Iris yang diperankan oleh Sophie Tatcher&nbsp;diciptakan untuk menjadi pendamping bagi orang yang belum memiliki pasangan. Iris dibekali dengan memori yang
membuatnya seakan-akan punya kenangan, misalnya tentang pertemuannya dengan Josh (Jack Quaid) yang dia dampingi.

Iris yang nggak mengetahui jati dirinya sebagai robot kemudian dimodifikasi Josh untuk membunuh Sergei. Sergei adalah teman Josh. Dia dihabisi agar Josh bisa menguasai uang tabungannya sebesar 12
juta dollar. 

Begitu Sergei berhasil dieksekusi, barulah Josh mengatakan bahwa Iris sejatinya bukanlah manusia, melainkan sebuah
robot. Dia adalah&nbsp;robot "companion", yang dibuat sebagai pendamping manusia, dalam hal ini adalah Josh.

Iris yang jatuh cinta pada Josh tentu saja merasa
dikhianati. Terlebih, terkuak fakta bahwa nantinya Iris akan dijadikan sebagai kambing hitam atas kematian Sergei. Josh berencana melaporkan tindakan Iris
sebagai sebuah "kesalahan program" agar kematian itu nggak dicurigai pihak berwajib.

Dengan segala keterbatasan, termasuk kemungkinan
dimatikan tiba-tiba oleh alat pengendali yang dimiliki Josh, Iris berniat kabur agar
nggak dijadikan kambing hitam. Nah, perjuangan Iris melawan kesewenangan Josh
inilah yang jadi inti cerita dari film tersebut.

Lantas, apakah Iris pada akhirnya bisa terbebas dari semua
masalah ini? Kalau soal ini, kamu harus nonton sendiri ya untuk mengetahuinya.
Yang pasti, film berdurasi 97 menit ini nggak akan bikin kamu bosan karena plotnya cukup menarik.

Inilah yang membuat rating Companion di situs Rotten Tomatoes
cukup tinggi, yaitu 94 persen. Bisa dikatakan, film ini memang disukai banyak
orang.

Buat kamu yang butuh hiburan selama libur Lebaran ini, nggak
ada salahnya menonton film Companion. Selamat menikmati!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Sudah ada beberapa film yang menunjukkan
tentang konflik antara manusia dan robot. Di Ex Machina (2014), misalnya,
sebuah robot melakukan aksi tipu daya ke manusia agar terbebas dari laboratorium
yang jadi lokasi pembuatannya.

Nah, pada film Companion yang dirilis pada
31 Januari 2025 lalu, situasi yang terjadi justru sebaliknya, yakni tentang sesosok robot yang dikhianati manusia. Saat ini, film besutan Drew
Hancock itu bisa kamu tonton di layanan streaming berbayar Apple TV.

Sebagaimana Ex Machina, robot dalam Companion juga berwujud dan berperilaku laiknya perempuan. Bedanya, Iris yang merupakan nama robot dalam Companion nggak menyadari bahwa dirinya adalah seorang robot.

Film Companion sebenarnya punya plot yang sederhana, yaitu konflik antara manusia dan robot. Tapi, kesederhanaan ini dikemas dengan cerita yang membuatnya seru.

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

Berdasarkan sejarah, roti jala merupakan adaptasi dari
kuliner India yang dikenal sebagai roti prata, Millens. Menurut Suarausu
(15/7/2022), dulu, para pedagang India yang datang ke wilayah Melayu nggak
hanya membawa barang dagangan, tapi juga budaya dan kuliner mereka.

Budaya dan
makanan inilah yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat setempat, termasuk roti jala.
Jika diamati, pengaruh budaya India ini sangat kentara yaitu
penggunaan kari sebagai pendamping roti jala.

Dinamakan "roti jala" karena bentuknya yang
menyerupai jala atau jaring nelayan. Melansir Goodnewsfromindonesia
(10/3/2025), hal ini diilhami dari pekerjaan mayoritas masyarakat Melayu di
daerah pesisir kala itu.

Sementara itu, warna kuning pada roti jala menggambarkan
warna jala yang digunakan oleh nelayan di sungai Johor pada masa lalu, yang terbuat
dari benang berwarna kuning atau jingga. 

Di negeri asalnya, India, roti jala (roti prata) bercita rasa
asin. Namun, kebanyakan yang dijual di Indonesia memiliki rasa manis karena
disuguhkan bersama saus kinca. Itu sebabnya, roti jala sangat pas dijadikan
menu takjil.

Kalau tertarik mencobanya, kamu nggak harus beli kok Kamu
bisa membuatnya sendiri di rumah dengan bahan yang sederhana.

Roti jala terbuat dari campuran tepung terigu, telur,
santan, dan sedikit garam. Adonan ini kemudian dibentuk sehingga menyerupai pola jala atau jaring tipis. Setelah matang, roti jala
biasanya disajikan dengan kuah kari kental yang gurih atau saus kinca yang
manis.

Dengan sejarah yang kaya dan makna budaya yang dalam, roti
jala nggak hanya menjadi hidangan lezat tetapi juga simbol identitas dan
warisan kuliner masyarakat Melayu. Apa kamu juga suka makan roti jala, Millens?
Pilih rasa gurih atau manis nih? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id – Salah satu makanan yang banyak ditemukan
ketika Ramadan adalah Roti Jala. Roti jala adalah makanan khas masyarakat
Melayu yang populer di wilayah seperti Johor, Semenanjung Malaysia, Sumatra
Utara, dan Kepulauan Riau.

Hidangan ini biasanya disajikan bersama kuah kari, seperti
kari ayam atau kambing, dan sering ditemukan saat acara-acara istimewa atau
perayaan tertentu.

Hidangan ini nggak hanya lezat tetapi juga mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir yang erat kaitannya dengan laut. Biasanya disajikan dengan kuah kari, roti jala menjadi bagian penting dari tradisi kuliner di Malaysia, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

“Bahkan jika dibandingkan Kamis biasanya, di luar Ruwah atau
jelang Lebaran, harga mawar bisa lebih dari Rp50 ribu. Ini agak mengherankan
karena pada Kamis (20/3) lalu juga mawar hanya laku Rp10 ribu per keranjang.
Padahal, biasanya permintaan mawar meningkat untuk keperluan nyekar di
Kamis sore,” keluh Umi, salah seorang petani mawar dari Sumowono, Kabupaten
Semarang.

Layaknya kebanyakan petani di daerah tempat tinggalnya, Umi
sudah melakukan pruning dan perawatan lainnya terhadap mawar di ladangnya agar bisa mekar
maksimal sejak seminggu jelang Lebaran. Alasannya, tentu saja karena pada momen
tersebut, harga jual mawar petik bisa meningkat berkali-kali lipat dari
biasanya.

Jelang Lebaran tahun lalu, misalnya, perempuan yang bisa
membawa 7-8 keranjang mawar setiap kali menjualnya di Pasar Bunga Bandungan
bisa mendapatkan harga Rp100 ribu – Rp200 ribu per keranjang. Saking banyaknya
mawar yang mekar di ladangnya, dia bahkan bisa panen 2-3 kali dalam sehari.
Makanya, keuntungan yang dia dapatkan jelang Lebaran 2024 lalu menembus jutaan rupiah.

“Keuntungan menjual mawar ini seperti THR buat kami untuk
keperluan belanja Lebaran. Makanya, kami heran kok pada tahun ini harganya
nggak sebagus tahun lalu,” ungkap adik Umi yang membawa 6 keranjang mawar,
Khoiriyah.

Keduanya kemudian berasumsi kalau pasokan mawar pada tahun
ini jauh lebih melimpah dari sebelumnya. Hukum ekonomi kemudian berlaku, jika
pasokan barang berlebih namun permintaan sama, tentu saja harga barangnya akan
turun.

“Tahun kemarin banyak mawar yang lomot alias gagal
mekar. Mungkin karena hal itu jadi harganya tinggi. Kalau sekarang, hampir
semua orang berhasil menjadikan mawarnya mekar semua,” ungkap keduanya diamini
tetangga lainnya yang hanya mendapatkan uang Rp310 ribu untuk 7 keranjang
mawar, Yani.

Meski begitu, karena mereka juga mampu memanen banyak mawar,
setidaknya mampu mengumpulkan sejumlah uang untuk keperluan belanja Lebaran.
Makanya, meski harganya nggak sebagus tahun lalu, para petani dari Sumowono tersebut
tetap bersyukur.

Apalagi, masih ada 3 hari tersisa jelang Lebaran. Mereka
berharap ada pengepul bunga dari daerah lain yang akan berdatangan ke Pasar
Bunga Bandungan. Semakin banyak pengepul yang berdatangan, harapannya bakal bikin
permintaan meningkat dan berimbas pada harga mawar jauh lebih mahal dari harga sekarang.

Semoga saja harapan tentang harga mawar ini beneran kejadian
ya, Millens. Jadi, para petani ini bisa berlebaran dengan senyum secantik
mawar yang mereka rawat selama ini. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Harapan warga Bandungan dan Sumowono
mendapatkan harga jual mawar petik yang mahal pada Kamis (27/3/2025) pagi,
pupus. Meski banyak orang sudah berdatangan ke Pasar Bunga Bandungan sejak
pukul 04.30 WIB, harga mawar yang kebanyakan dipanen sejak pukul 02.00 WIB
tersebut nggak pernah menembus Rp50 ribu per keranjang.

Padahal, hari ini sudah H-4 Lebaran. Pada tahun-tahun
sebelumnya, sejak H-5 Lebaran, harga mawar petik sudah berangsur naik dan
biasanya mulai menyentuh angka Rp70 ribuan – Rp100 ribuan per keranjang. Warga
yang mengharapkan keuntungan dari penjualan mawar untuk bisa membeli banyak
keperluan Lebaran pun mulai resah.

Hingga H-4 Lebaran, harga mawar dari tangan petani yang dijual di Pasar Bunga Bandungan hanya laku kurang dari Rp50 ribu per keranjang. Padahal, pada masa yang sama Lebaran 2024, harganya bisa jauh lebih mahal. Apa penyebabnya?

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

Saya yang penasaran dengan drama Korea tersebut akhirnya
mencari tahu judulnya di kolom komentar. Ternyata, judulnya adalah Be
Melodramatic dan sudah dirilis pada 2019 lalu. Meski tergolong drakor
lawas, kamu masih bisa kok menontonnya di kanal streaming berbayar Vidio
atau Netflix.

Dibintangi Chun Woo-hee, Jeon Yeo-been, dan Han Ji-eun,
drama dengan 16 episode ini menceritakan tiga orang perempuan yang masa
kehidupannya berganti dari usia 20-an ke 30-an. 

Yang pertama adalah Lim Jin-joo,&nbsp;seorang penulis naskah drama. Lalu, yang kedua adalah sutradara film dokumenter Lee Eun-jung yang masih berduka setelah pacarnya
meninggal bertahun-tahun silam. Terakhir, Hwang Han-joo, single mom cum pemimpin
divisi marketing di sebuah PH drama.

Profesi mereka yang ada di dunia yang sama bikin ketiganya
akhirnya berinteraksi dan bekerja sama untuk membuat drama yang bagus. Namun, inti dari series ini bukanlah itu; tapi keseharian mereka; termasuk bagaimana mereka menyelesaikan masalah dengan pemikiran dewasa ala manusia usia 30-an.

Yap, bisa dikatakan, meski kita bisa melihat adegan yang menyakitkan
sebagaimana yang kamu baca di paragraf utama, nggak ada drama menegangkan atau cerita penuh plot twist dalam drakor ini.

Bisa dikatakan, drama ini ringan dan
seperti menonjolkan seperti apa manusia pada umumnya dalam menghadapi masalah,
yaitu berusaha sebaik mungkin dan jika ternyata masalahnya nggak selesai dengan
baik, mau bagaimana lagi.

Tapi, gara-gara drakornya yang sangat realistis banget dengan
kehidupan sehari-hari, banyak orang yang menyukainya. Inilah yang membuat rating drama ini di
Google ada di angka 4,9 dari 5 bintang.

Kalau kamu butuh hiburan yang enteng, tanpa adanya
drama atau plot twist yang bikin tegang, nggak ada salahnya nonton Be
Melodramatic. Tersedia di kanal streaming jadi bisa kamu tonton kapan saja.&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Saya sedikit tertegun dengan potongan
drama Korea yang muncul di timeline media sosial saya. Dalam video
tersebut, ditunjukkan seorang laki-laki yang mengajukan perceraian ke istrinya
yang masih disibukkan dengan bayinya yang sedang rewel.

Yang bikin jengkel, sang suami mengajukan perceraian itu
hanya dengan alasan "dia nggak lagi bahagia". Tapi, tatkala istrinya menanyakan
apakah sang suami juga memperhatikan kebahagiaan atau nggak, suaminya malah
nggak berkenan dengan pertanyaan tersebut.

Pengin menonton drama Korea bergenre 'slice of life' yang realistis banget? Kamu bisa lo coba menonton 'Be Melodramatic'.

'Be Melodramatic', Drama Korea tentang Realitas Kehidupan Perempuan Umur 30-an

Meski dokumentasi perjalanan di negara
tersebut juga nggak banyak, ada beberapa foto dan video di Korut yang menunjukkan
kalau ada sisi lain dari negara tersebut yang juga bisa kita nikmati.

Kalau tertarik berkunjung ke Korut, ada sebuah tur wisata yang dikelola Koryogroup, perusahaan yang berbasis di Beijing,
Tiongkok. Lewat laman resminya, mereka menawarkan sejumlah paket tur utama ke negara tersebut.

Ada juga sih paket tur ke negara-negara lainnya yang "unik" seperti ke Rusia, Turkmenistan, Tajikistan, Mongolia, dan
Kazakhstan. Namun, jasa utama mereka adalah paket wisata ke Korut.

“Kami pengin
memastikan wisatawan melihat dan bisa melakukan berbagai macam aktivitas di
Korea Utara,” ungkap situs tersebut pada Selasa (4/2/2025).

Mereka
melakukan promosi tur ke Korut seusai negara tersebut membuka kembali
perbatasannya yang tutup sejak pandemi Covid-19. Nggak tanggung-tanggung, paket turnya sudah dimulai sejak Februari ini hingga April.

Untuk harga paketnya cukup variatif. Paket tujuh malam misalnya, harganya 1.895
euro atau sekitar Rp31 juta. Lewat paket tur ini, kamu bisa berkeliling Ibu
Kota Pyongyang, lokasi wisata pedesaan di Myohyangsan, hingga kota di tepi
pantai Wonsan.

Ada juga paket tur
lima hari di Korut dengan variasi harga 1.295–1.395 euro dan paket tur empat hari dengan variasi harga 1.045–1.145 euro. Cukup mahal, tapi yakinlah paket tersebut bakal menjadi salah satu pengalaman menarik yang wajib dikenang.

Gimana, tertarik
untuk ikut paket tur wisata ke Korea Utara? Silakan siapkan biaya dan baca semua syarat dan prasyaratnya ya, Millens!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Kendati di Semenanjung Korea ada dua negara, kebanyakan orang Indonesia lebih tertarik untuk berkunjung ke Korea Selatan. Padahal, paket tur wisata ke Korea Utara sejatinya juga tersedia, lo!

Alasannya sederhana, karena gempuran budaya korean wave dari Korsel seperti drakor, film, hingga lagu-lagu
k-pop di Indonesia begitu luar biasa dalam beberapa dekade terakhir. Sementara itu, minimnya pemberitaan soal Korut plus isu bahwa negara itu "diktator" membuat banyak orang enggan main ke sana.

Padahal, layaknya
negara-negara lain pada umumnya, Korut juga punya daya tariknya
tersendiri. Kalau nggak, mana mungkin Pyongyang Marathon rutin dijejali banyak
orang dari berbagai negara?

Penasaran dengan Korea Utara dan pengin wisata ke sana? Nih kami kasih informasi soal paket tur wisata ke Korea Utara, Millens.

Paket Tur Wisata ke Korea Utara; Bisa Keliling Desa, Pantai, dan Ibu Kota

Yang menarik, keseharian mereka juga bersentuhan dengan banyak drama, kepentingan politik,
hingga bisnis yang tentu saja dijamin bakal bisa bikin emosi kita naik turun.

Oya, untuk yang belum tahu, drakor ini merupakan cerita yang diadaptasi dari web novel Trauma Centre: Golden
Hour&nbsp;karya Hansanleega dan Hongbicira. Novel ini dikenal mampu memberikan gambaran nyata tentang dunia medis. Nah, pengalaman inilah yang juga bakal ditawarkan dalam drakornya.

Lebih dari sekadar kehidupan sehari-hari para petugas rumah
sakit, karakter dan masa lalu dari para tenaga kesehatan juga dibahas di sini; melengkapi cerita yang juga kaya akan kritik sosial seperti sistem kesehatan yang
dianggap belum berpihak pada kesembuhan atau nyawa pasien.

Sudah kebayang kan ya, bakal seseru
apa drakor The Trauma Code: Heroes on Call ini? Makanya, wajar jika
banyak yang kepengin bisa menontonnya. Drakor ini bisa ditonton di kanal streaming&nbsp;Netflix, berbentuk series berisikan delapan episode.

Karena tiap episodenya berdurasi hampir satu jam, sepertinya kamu perlu benar-benar meluangkan waktu untuk menontonnya sekaligus. Kamu juga harus berlangganan Netflix, yang harganya bisa kamu cek sendiri, ya. Drakor ini sudah tersedia subtitel dalam bahasa Indonesia juga, kok.&nbsp;&nbsp;

Pastikan kamu hanya menonton&nbsp;The
Trauma Code: Heroes on Call Sub Indo di tempat yang legal ya, Millens! Tentu saja ini demi keamanan gawaimu juga! (Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Salah satu drama korea (drakor) yang sedang
naik daun belakangan ini adalah The Trauma Code: Heroes on Call. Sejak
tayang pada 24 Januari 2025, drakor ini terus jadi pembicaraan warganet di
berbagai media sosial. Alasannya, tentu saja karena alur cerita yang seru, Millens.

Dibintangi sejumlah aktor papan atas seperti Ju Ji-hoon,
Choo Young-woo, dan Ahn Ha-young, drakor yang satu ini bertema keseharian
dokter trauma yang kerap menyelamatkan nyawa pasien dalam kondisi kritis.

Ada tempat di mana kamu bisa menonton drama Korea 'The Trauma Code: Heroes on Call' yang legal. Begini caranya!

Begini Cara Nonton Drakor 'The Trauma Code: Heroes on Call' Sub Indo Termudah

Yang menarik, jika di Indonesia minimarket lebih sering
digunakan sebagai tempat berbelanja atau beristirahat di tengah perjalanan, di
Korea Selatan, kamu bisa melakukan lebih banyak hal. Bahkan, minimarket
di Korea Selatan juga bisa dijadikan tujuan wisata bagi wisatawan asing yang
pengin membawa oleh-oleh jajanan atau minuman dari Korea, lo!

“Minimarket di kota besar kebanyakan buka 24 jam sehari.
Keberadaan mereka pun jadi sangat menonjol dan dibutuhkan warga Korea Selatan,”
ungkap peneliti dari Universitas Kwangwoon Seoul Chang Woo-cheol sebagaimana
dilansir dari Cnn, Jumat (26/7/2024).

Memangnya, kamu bisa ngapain aja di sana? Selain berbelanja
seperti minuman, camilan, atau kebutuhan lain, kamu bisa membayar tagihan, mengisi
dompet digital atau tiket digital transportasi umum seperti bus kota atau kereta bawah tanah, mengisi daya ponsel hingga skuter listrik, bahkan menukar mata uang asing, lo! Jauh lebih lengkap ya dari minimarket di
Indonesia?

Soal makanan yang disediakan di sana juga sangat menarik, Millens.
Selain samgakkimbap alias onigiri khas Korea, ada juga kimbap, mi instan, sup
miso instan, dan sejumlah makanan siap saji lainnya yang bisa kamu cicipi. Bukan
hal aneh juga melihat minimarket di Korea menyediakan meja dan kursi yang nyaman
untukmu makan makanan yang dipesan.

Saking besarnya pengaruh minimarket bagi kehidupan
masyarakat Korea Selatan, keberadaannya juga jadi sering dimasukkan dalam film
atau drama Korea. Makanya, jangan heran kalau banyak wisatawan sengaja mampir
ke dalam minimarket di Korea hanya untuk merasakan seperti apa sih berbelanja
di dalamnya seperti di drama-drama atau film Korea.

Pantas saja ya, Korea Selatan memang layak
digelari negara raja minimarket. Setuju? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Kalau bicara tentang minimarket, kita
akan berpikir jika Jepang adalah negara yang jadi raja minimarket. Maklum,
kalau kita main ke sana, rasa-rasanya minimarket atau yang lebih dikenal dengan
nama lokal konbini in seperti bisa ditemukan di mana-mana. Tapi, ternyata, gelar
negara raja minimarket juga bisa disematkan ke Korea Selatan. Kok, bisa?

Kita bandingkan dulu yuk jumlah minimarket. Di Indonesia, per
2023 lalu ada 46.118 gerai minimarket dengan luas wilayah yang sangat besar dan
jumlah penduduk mencapai 270-an juta. Pada periode waktu yang sama, ada 56.000
konbini di Jepang di wilayah dengan jumlah populasi 125 jutaan. Sementara itu,
di Korea Selatan yang berpenduduk 52 juta, per akhir 2023, jumlah minimarket
menurut Korea Convenience Store Industry Associaton mencapai 55.200!

Dengan luas wilayah yang lebih kecil, jumlah penduduk yang
lebih sedikit, dan jumlah minimarket yang nggak jauh beda dengan Jepang, wajar
kalau kamu juga bakal merasa minimarket sangat mudah ditemukan di Korea Selatan,
khususnya di kota-kota besar. 

Saking banyaknya hal yang bisa kamu lakukan di minimarket di Korea Selatan, wisatawan asing bahkan sampai pengin merasakan sendiri pengalaman berbelanja di sana layaknya warga lokal!

Minimarket di Korea Selatan, Lebih dari Tempat Belanja, Kini Jadi Tujuan Wisata

Yang hebat, Gadis
Kretek mampu mengalahkan sejumlah drama korea (drakor) seperti The Worst of Evil, Daily Dose of Sunshine, dan Moving. Kamu tahu sendiri kan sepopuler
apa drakor-drakor tersebut di seluruh dunia?

“Selamat untuk kita
semua! Gadis Kretek berhasil meraih penghargaan Best Mini Series dalam kategori
International Competition Program di Seoul International Drama Awards 2024!
Bangga Banget, mengingat Gadis Kretek bersanding dengan karya-karya terbaik
lainnya seperti 3 Body Problem, Moving, The Worst of Evil, dan Daily Dose of Sunshine,”
tulis sutradara dari serial ini, Kamila Andini di akun Instagram resminya,
@kamilaandini, Kamis (12/9/2024).

Nggak hanya Kamila, pemeran Jeng Yah dalam Gadis Kretek,
Dian Sastrowardoyo juga ikut mengunggah keberhasilan serial ini memenangi
penghargaan di akun X (dulu Twitter)-nya @therealDiSastr.

“We did it guys!!
Terima kasih banyak semua atas supportnya! Terima kasih juga atas kerja keras
semua tim GK sampai bisa meraih penghargaan ini. Aku bersyukur sudah bisa
menjadi bagian dari Gadis Kretek,” cuitnya, Kamis (12/9).

Selain meraih satu penghargaan dalam gelaran tersebut, Gadis Kretek juga mampu masuk nominasi dalam
tiga kategori lainnya. Kamila Andini dan Ifa Isfansyah masuk kategori Sutradara
Terbaik, Dian Sastrowardoyo masuk kategori Pemeran Perempuan Utama Terbaik,
serta Arya Saloka masuk nominasi Pemeran Pendukung Laki-Laki Terbaik.

Wajar jika Gadis Kretek kemudian memenangi penghargaan.
Meski memakai dialog dalam Bahasa Indonesia, pada akhir 2023, serial ini mampu
masuk dalam 10 besar serial yang paling diminati di enam negara, yaitu
Indonesia, Malaysia, Chile, Romania, Meksiko, dan Venezuela. Artinya, serial
ini memang diakui kualitasnya!

Ikut bangga ya dengan keberhasila Gadis Kretek. Semoga saja semakin banyak film-film dan serial
Indonesia yang berkualitas dan diminati pasar internasional. Keren! (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Sejak
kemunculannya pada Oktober 2023, serial Gadis
Kretek langsung menarik perhatian banyak pihak. Nggak hanya karena
ceritanya yang unik, pengambilan gambar, latar, hingga pemeran-pemerannya juga menarik.
Oleh karena itulah, wajar jika serial ini bisa mendapatkan penghargaan
prestisius.

Setelah mendapatkan empat nominasi di Asia Contents Awards
&amp; Global OTT Awards di Busan International Film Festival yang baru akan
diadakan pada 8 Oktober 2024 nanti, Gadis
Kretek mendapatkan penghargaan yang nggak kalah keren dari Negeri Ginseng,
yaitu Best Miniseries untuk kategori International Competition Program di Seoul
International Drama Awards 2024.

'Gadis Kretek' mampu kalahkan 'Moving', '3 Body Problem', 'The Worst of Evil', dan 'Daily Dose of Sunshine' di Seoul International Drama Awards!

Kalahkan Sejumlah Drakor, 'Gadis Kretek' Jadi Best Miniseries di Seoul

Menyelam memang telah menjadi budaya di Pulau Jeju sejak pertengahan abad ke-5. Semula, para lelakilah yang melakukannya. Namun, pada abad ke-17 banyak perempuan mulai menggeluti profesi ini. Mereka dikenal sebagai “jamnyeo” atau perempuan penyelam.

Sekitar abad ke-18, nama "haenyeo" baru mengemuka. Kala itu, jumlah perempuan yang melakoni profesi ini jauh lebih besar ketimbang para lelaki.&nbsp;Alasannya, kaum hawa dianggap lebih cocok dengan aktivitas ini ketimbang laki-laki karena tubuhnya secara alami lebih
kuat beraktivitas di perairan dingin.

Para haenyeo dikenal piawai menyelam. Untuk mencapai kedalaman belasan meter, mereka nggak membutuhkan peralatan skuba mutakhir seperti tabung oksigen. Dengan pakaian dan kacamata selam seadanya, mereka mampu bertahan cukup lama di dasar laut untuk mencari biota laut buruan.

Mereka bisa melakoninya karena terlatih menahan napas dengan teknik pernapasan perut yang telah diturunkan antargenerasi. Sedari kecil, para anak perempuan telah mempelajari teknik itu, termasuk mengenali perilaku biota laut dan membaca kondisi air untuk memastikan keamanan saat menyelam.

Yang menarik dari para haenyeo adalah dedikasi mereka dalam menjaga kelestarian biota laut. Mereka hanya memburu secukupnya dengan memilih buruan yang memang sudah saatnya dipanen. Alasannya, agar populasi terjaga dan mereka terus bisa mendapatkan tangkapan melimpah di masa depan.

“Kerang abalone misalnya, kami hanya menangkap yang berukuran lebih dari 7 sentimeter. Kalau sesampai di daratan ternyata menangkap yang berukuran lebih kecil dari itu, kami kembalikan," aku haenyo Pulau Jeju bernama Jang Mi-young, dikutip dari laman Unesco, 21 Desember 2023.

Sayangnya, karena risiko yang terlampau tinggi dibanding hasilnya, saat ini jumlah haenyeo di Pulau Jeju semakin menyusut. Berdasarkan catatan Unesco, hanya tersisa 3.200-3.300 haenyeo dari sekitar 15 ribu orang beberapa tahun lalu.

Wah, sayang sekali kalau profesi ini punah. Namun, biar gimana pun, keselamatan memang nggak bisa ditawar. Untuk melestarikannya, solusinya mungkin dalam hal pengamanan, ya? (Arie Widodo/E03)

Inibaru.id – Kamu penggemar drama Korea (drakor) dan
pernah menonton Our Blues (2022) atau yang terkini adalah Welcome to
Samdal-ri (2023)? Kalau iya, kamu pasti sempat melihat para perempuan paruh
baya yang kerap menyelam di lepas pantai Pulau Jeju. Mereka dikenal sebagai para
Haenyo.

Para haenyo menyelam bukan untuk fun diving atau snorkeling&nbsp;menikmati keindahan di kedalaman laut, melainkan untuk berburu biota laut seperti kerang, tiram, atau rumput laut.
Hasil tangkapan itu lalu dijual di pelelangan terdekat. Dari situlah pendapatan utama mereka.

Dalam drakor 'Welcome to Samdal-ri' dan 'Our Blues', ada para perempuan yang jago menyelam di Pulau Jeju. Mereka dikenal sebagai haenyeo.

Haenyeo, Perempuan Penyelam di Pulau Jeju yang Acap Diangkat dalam Drakor

Memangnya, apa sih alasan yang membuat orang Korea sampai
nggak pengin punya anak? Padahal, bukannya mereka tinggal di negara maju dengan
pendapatan per kapita yang cukup mumpuni, bahkan jauh lebih tinggi dari
Indonesia dan sebagian besar negara berkembang lainnya?

Kalau soal ini, seorang profesor psikologi dari Korea
University bernama Heo Ji-won menyebut tren ini lebih dari sekadar mahalnya biaya
membangun keluarga. Ada faktor-faktor lain, khususnya dari sisi sosial dan psikologi
yang membuat anak muda semakin enggak punya anak.

Di sana, bukan hal mudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji
mencukupi. Layaknya di Indonesia dan banyak negara lain, harga rumah juga
semakin membumbung tinggi. Anak muda di usia 20 dan 30-an pun melihat hal
tersebut sebagai tantangan yang sangat sulit untuk didaki.

“Gara-gara hal itu, psikologis anak muda Korea jadi khawatir
kalau mereka nggak akan bisa jadi orang tua yang cukup baik jika punya anak.
Pada akhirnya mereka memutuskan untuk nggak punya anak,” ungkap Heo Ji-won
sebagaimana dilansir dari The Chosun Daily, Jumat (2/2/2024).

Hal ini diperburuk dengan realita bahwa 25 sampai 33 persen
anak muda di Korea mengalami masalah kesehatan mental. Hal ini juga semakin
memperbesar tekad mereka untuk nggak pengin punya anak.

“Mereka sering bertanya ‘apakah saya orang yang baik?’, ‘apakah
saya bakal jadi orang tua yang baik nantinya?’ ikut bertanggung jawab pada tren
semakin rendahnya minat orang Korea punya anak,” jelas Ji-won.

Cukup mengejutkan juga ya, Millens. Ternyata, ada
banyak orang Korea yang nggak pengin punya anak karena sebenarnya mengalami masalah
yang hampir serupa dengan yang dialami anak-anak muda dari negara berkembang seperti
Indonesia. Padahal, pendapatan dan kehidupan mereka sering terlihat lebih baik.
Kalau kamu sendiri, apakah bakal mengikuti jejak orang-orang Korea ini atau
bakal tetap pengin punya anak nih, nantinya? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Di film atau drama Korea (drakor),
banyak sekali cerita-cerita romantis. Di sana, kehidupan percintaan terlihat
sangat menyenangkan. Tapi, hal ini sepertinya berbanding terbalik dengan kehidupan
nyatanya.

Di sana, memang bukan hal aneh melihat muda mudi bercumbu
mesra, bergandengan tangan, dan memadu kasih di tempat umum. Tapi, bukan hal
mudah bagi mereka untuk memutuskan melanjutkan hubungan tersebut hingga ke
jenjang penikahan. Banyak dari mereka yang bahkan memilih untuk nggak menikah
meski usianya sudah memasuki akhir 30-an.

Pada akhirnya, semakin banyak pula orang Korea nggak pengin
punya anak. Pada 2022 lalu, rasio kesuburan di Negeri Ginseng tersebut bahkan
sampai anjlok ke titik terrendah dalam sejarah, yaitu hanya 0,78 kelahiran.
Jika dibandingkan dengan Oktober 2022, angka kelahiran pada Oktober 2023 juga
kembali menurun 8,4 persen. 

Kontras dengan drama-drama Korea-nya yang dipenuhi dengan romansa percintaan. Bukan hal mudah bagi orang Korea memutuskan untuk menikah. Bahkan, banyak orang Korea nggak pengin punya anak. Apa alasannya, ya?

Menguak Alasan Orang Korea Nggak Pengin Punya Anak

Film yang diadaptasi dari webtoon karya Sung So-jak itu menceritakan tentang Kang Ji-won, perempuan pengidap kanker yang kehidupan pernikahannya karut-marut. Min-young sengaja diet habis-habisan untuk mengubah penampilannya agar sesuai karakter tersebut. 

Nggak hanya berat badannya yang diturunkan secara ekstrem, dia juga mampu menampilkan bentuk wajah, bahkan gerakan tubuh laiknya seorang penderita penyakit kritis yang tengah mengalami masalah berat berkaitan dengan kehidupan pribadinya, dalam promosi drakor tersebut.

Perubahan drastis yang dilakukan Min-young ini begitu memukau, meskipun terasa miris membayangkan betapa berat jalan yang ditempuhnya untuk memerankan sosok Kim Mi-so. Namun, agaknya semua itu terbayarkan dengan banyaknya orang yang memujinya. 

Ketika foto-fotonya Mi-young diunggah oleh akun Instagram @tvn_drama sebagai ajang promosi drakor Marry My Husband pada 23 November lalu, nggak sedikit orang yang berdecak kagum atas dedikasinya, bahkan begitu menantikan penampilan utuh bintang film 37 tahun tersebut.

Nggak hanya para penggemarnya, salah seorang kru produksi drama yang dijadwalkan bakal tayang mulai 1 Januari 2024 itu bahkan mengaku terkejut dengan perubahan penampilan Min-young saat kali pertama datang ke lokasi syuting.

“Park Min-young memang berusaha
keras agar bisa serealistis mungkin memerankan seorang pasien kanker," terangnya, dikutip dari Soompi, Kamis (23/11).&nbsp;"Dia juga mampu
memerankan Kang Ji-won dengan luar biasa.”

Selain penampilan Park Min-young yang mengejutkan, alasan lain yang membuat Marry
My Husband layak untuk dinantikan adalah deretan aktor ternama yang membintanginya, termasuk di antaranya Na
In-woo, Lee Yi-kyung, Song Ha-yoon, Lee Gi-kwang, dan Gong Min-jung.

Alasan selanjutnya adalah karena alur ceritanya yang menarik. Kang Ji-won yang telah divonis kanker mendapati fakta bahwa&nbsp;suaminya, Park Mi-hwan, selingkuh dengan sahabatnya sendiri, Jung Soo-min. Dalam kondisi kesehatan yang kian menurun, dia dibunuh sang suami.

Alih-alih meninggal, Ji-won justru terbangun dalam kondisi kembali ke masa lalu, tepatnya 10 tahun sebelum berpacaran dengan Park Min-hwan. Nah, kesempatan kedua ini pun dia manfaatkan untuk
merencanakan balas dendam kepada lelaki yang bakal jadi suami sekaligus pembunuhnya ini.

“Akting Park Min-young bakal
membuatmu bisa merasakan Kang Ji-won yang sangat berbeda dari masa sebelum dan
setelah kebangkitannya. Pastikan untuk nggak melewatkan drama ini,” jelas tim
produksi drakor tersebut.

Hm, sepertinya bakal jadi drakor dengan cerita yang sulit ditebak ya, Millens? Eits, tapi harus menunggu pergantian tahun dulu, nih! (Arie
Widodo/E03)

Inibaru.id – Selepas tampil energetik kala memerankan sosok sekretaris cerdas&nbsp;Kim Mi-so dalam seri What's Wrong with Secretary Kim&nbsp;(2018), penggemar drakor dikejutkan dengan penampilan Park Min-young yang begitu kurus. Berat badannya menyentuh angka kritis, yakni hanya 37 kilogram.

Bahkan, aktris kelahiran 4 Maret 1986 itu tampak pucat seperti tengah sakit. Usut punya usut, tampilan baru tersebut rupanya sengaja dilakukan Min-young untuk memerankan sosok mengenaskan bernama Kang Ji-won dalam proyek drakor terbarunya, yakni&nbsp;Marry My Husband.

Demi memerankan sosok penderita kanker di 'Marry My Husband', Park Min-young diet ketat sampai menjadi sangat kurus, dengan berat badan hanya 37 kilogram.

Sangat Kurus, Penampilan Park Min-young dalam 'Marry My Husband'

Kebiasaan itu memang hanya berlaku di Korea, kok. Pengamat kebudayaan Korea asal Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta Suray Agung Nugroho mengungkapkan, orang Korea umumnya bakal memalingkan muka saat menenggak soju kalau teman minumnya
lebih tua.

“Adab minumnya memang seperti itu. Kalau mitra atau yang ada di hadapannya lebih tua, mereka bakal menghadap samping sebelum minum,” terang Suray dikutip dari&nbsp;Kompas, 9 September 2023.

Seseorang nggak harus memalingkan tubuh saat menenggak soju kalau dia lebih tua atau senior dari kawan minumnya. Pun demikian dengan teman sebaya. Dia bisa minum dengan santai tanpa perlu takut melanggar "budaya senioritas" yang begitu kentara di Korea.

“Senioritas sangat dijunjung tinggi di Korea. Kalau pas ospek misalnya, mahasiswa baru wajib memalingkan tubuh ke samping saat minum di depan seniornya,” ungkap Suray.

Oya, untuk yang belum tahu, Korea memang dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi senioritas usia, pendidikan, atau pengalaman kerja. Hal ini berlaku untuk banyak hal, termasuk bahasa, pemilihan kata, dan gestur. Mereka menyebutnya sebagai budaya saling menghormati.

Budaya tersebut berakar pada Konfusianisme yang mengajarkan pentingnya menghormati orang yang lebih tua. Selain usia, "tata krama" ini juga acap diaplikasikan untuk status sosial dan tingkat kedekatan antarindividu.

Balik lagi ke soju! Selain kebiasaan memalingkan tubuh, ada etika
lain yang harus dipatuhi orang Korea saat sedang menikmati soju bersama rekan kerja yang sebaiknya kamu ketahui. Berikut adalah
etika-etika tersebut:

Sudah terjawab ya alasan mengapa orang Korea memalingkan tubuh saat menenggak soju? Terkuak juga sejumlah etika lain yang masih dipatuhi
orang Korea saat minum-minum bersama. Ternyata, untuk aktivitas yang sepertinya
santai saja, ada aturannya juga, ya! Ha-ha.&nbsp;(Arie
Widodo/E03)

Inibaru.id – Menikmati soju, minuman beralkohol khas Korea, bersama kerabat, sahabat, atau keluarga menjadi hal yang lumrah di Negeri Gingseng. Kamu mungkin juga sering melihatnya di drakor. Namun, cobalah perhatikan, mereka biasanya akan memalingkan tubuh saat menenggak soju!

Jadi, meski tengah mengobrol asyik, menjadi kebiasaan di sana untuk menghadap ke samping saat akan menenggak minuman hasil fermentasi beras berwarna bening tersebut. Hal ini tentu kontras dengan kebiasaan orang Indonesia yang bisa
dengan enteng minum tanpa perlu memalingkan diri.

Di berbagai drakor, sadar nggak kalau biasanya orang Korea memalingkan tubuh saat menenggak soju? Apa alasannya, ya?

Orang Korea Memalingkan Tubuh saat Menenggak Soju; Kenapa?

Menurut Asiasociety,
perempuan Korea sejatinya cukup peduli dengan fase kehidupan mereka. Mereka sangat memperhatikan penampilan. Nah, saat sudah
merasa memasuki usia paruh baya, para emak ini akan memutuskan untuk mengubah
penampilan mereka agar menjadi jauh lebih praktis.

Saat memasuki usia tua, mereka hidup yang lebih simpel dan
nggak bikin repot, termasuk gaya rambut ajumma hair yang pendek dan nggak harus sering ditata tiap hari. Mereka juga jengah harus dituntut berambut panjang sejak kecil, sekaligus menutupi diri dari kerontokan dan penipisan rambut.

Gaya rambut pendek dan keriting pada perempuan Korea sudah dikenal sejak 1937, bertepatan dengan penudukan Jepang di Negeri Gingseng. Kala itu, tatanan rambut itu sangat bergengsi. Hanya kalangan atas yang bisa melakukannya, karena tukang cukur di Seoul membanderolnya sangat mahal.

Untuk menghasilkan gaya rambut seharga dua pikul tanaman padi itu, para kapster menggunakan alat pengeriting tradisional berbahan besi. Alat ini diubah berbahan arang pada 1950-an, lalu menjadi pengeriting elektrik modern sejak 1980-am hingga sekarang.

Terus, selain gaya rambutnya yang simpel, para ajumma ini
biasanya juga mengenakan pakaian yang sangat khas, seperti celana ngejreng bermotif bunga-bunga. Mereka juga nggak jarang memakai topi jenis caddy hat&nbsp;atau sun visor&nbsp;yang tujuannya hanya untuk menutupi muka dari terik matahari.

Sebagaimana dandanan mereka yang praktis, para emak di Korea juga digambarkan blak-blakan dan cerewet. Namun, mereka juga dikenal ramah dan nggak segan membantu, lo. Mereka juga lebih mudah bercengkerama dengan orang lain, termasuk menolong orang asing yang memerlukan bantuan.

Saat nggak lagi melulu memerhatikan penampilan yang kebanyakan karena tuntutan sosial ini, hidup jadi lebih praktis, sehingga ada lebih banyak hal lain yang bisa diperhatikan. Panjang umur, Ajumma!&nbsp;(Arie Widodo/E03)

Inibaru.id – Kamu
yang hobi menonton film atau drama Korea pasti akrab betul dengan pemandangan
ini: emak-emak atau nenek-nenek Korea tampil dengan rambut pendek keriting
atau bergelombang. Gaya rambut yang dikenal sebagai Ajumma Hair tampak kontras dengan gambaran perempuan muda di sana.

FYI, ‘ajumma’
adalah istilah bagi perempuan paruh baya yang sudah menikah di Korea. Karena itulah ajumma hair dipakai untuk menyebut tatanan rambut emak-emak, tante, atau mereka yang sudah lanjut usia. Kira-kira, kenapa ya mereka memilih style rambut seperti itu?

Di pelbagai film atau drama, emak-emak Korea sering digambarkan berambut pendek dan keriting. Gaya rambut khas perempuan separuh baya ini dikenal dengan nama Ajumma Hair.