Sebenarnya, pembukaan RKDK bagi parpol sudah dilakukan mulai tanggal 17 Desember 2022 dan akan berakhir pada 27 November 2023 atau sejak ditetapkan sebagai peserta pemilu anggota DPR dan DPRD 2024. Idham berharap sembilan partai politik lainnya segera membuat RKDK.

"Tolong segera membuka rekening dana kampanye, kami akan segera memfasilitasi. Mohon suratnya diserahkan kepada kami," kata Idham.

Sembilan partai politik nasional yang belum membuka RKDK adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai NasDem, Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hanura, dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Idham menjelaskan bahwa RKDK berfungsi sebagai tempat untuk mengelola seluruh penerimaan dana kampanye sebelum digunakan untuk kegiatan kampanye, termasuk oleh calon anggota legislatif. KPU menjamin transparansi RKDK melalui Sistem Informasi Dana Kampanye (Sidakam).

Menurut Idham, KPU akan memberikan akses kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan lembaga negara yang berwenang dalam penanganan tindak pidana pencucian uang serta pemberantasan korupsi untuk menggunakan Sidakam guna memantau dan mengawasi penggunaan dana kampanye. (Siti Zumrokhatun/E10)

Artikel ini telah terbit di Medcom dengan judul Sembilan Partai Telah Buka Rekening Dana Kampanye.

Inibaru.id - Untuk menghadapi Pemilu 2024 mendatang, setiap peserta pemilu termasuk partai politik (parpol) bakal menerima dana bantuan dari pemerintah. Untuk itu, mereka wajib membuka rekening khusus.

 Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Idham Holik, mengungkapkan bahwa baru terdapat sembilan partai politik yang sudah membuka rekening khusus dana kampanye (RKDK) untuk Pemilu 2024. Idham menyampaikan hal ini saat uji publik tiga rancangan peraturan KPU (PKPU), yang salah satunya berkaitan dengan dana kampanye pemilu.

"Pertama-tama, terdapat Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Ummat," papar Idham di Jakarta, pada Sabtu (27/5/2023).

Sebanyak 9 partai politik telah membuka rekening dana kampanye dari pemerintah. Sementara itu, 9 lainnya masih ditunggu.

Sembilan Partai Buka Rekening Dana Kampanye, KPU: Sisanya Ditunggu

Mengingat umat Buddha di Indonesia tergolong sebagai minoritas,
keberadaan sekitar 46 vihara di Kecamatan Kaloran dengan jumlah umat hampir
8.000 jiwa tentu cukup menarik. 

Menurut Buddhazine
(13/8/2015), pada 1966 lalu, Kaloran memang menjadi basis agama Buddha di Tanah
Air. Tapi, deklarasi ‘kebangkitan’ agama Buddha di Kaloran baru benar-benar
dilakukan pada 1 Juni 1968. Sejak saat itu, penganut agama Buddha di kecamatan
yang dikenal punya suhu udara sejuk tersebut semakin meningkat.

“Saat pertama kali
agama Buddha dibuka di Kaloran, setidaknya 1.500 orang datang mendaftar. Kabar
tentang munculnya agama Buddha menyebar hingga ke pelosok Kaloran,” tulis
Ngatiyar pada buku berjudul Berpeluh
Berselarah: Buddhis-Muslim Meniti Harmoni yang terbit pada 2010 lalu.

Yang menarik, di Kampung Mranggen, Dusun Kandangan, ada satu
orang yang dianggap sebagai ‘penanda’ berkembangnya agama Buddha di kampung
tersebut. Nama orang tersebut adalah Budho yang lahir pada 1969.

“Lahirnya bapak ini adalah penanda tumbuhnya agama Buddha di
sini. Karena itu namanya Budho,” ucap sesepuh kampung Muntoyo sembari menunjuk ke
arah Pak Buddho.

Hidup Rukun Berdampingan dengan Umat Beragama Lain

Karena jumlah umat Buddha di Kaloran cukup banyak, kamu bisa
melihat mereka hidup berdampingan dengan umat muslim yang jadi mayoritas di
sana dan umat-umat beragama lain. Di sana, bukan hal yang aneh melihat seorang
Bhante mengobrol atau kerja bakti bersama dengan guru ngaji.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Desa Kalimanggis Didik Agung
Susilo. Di sana, umat dari agama Islam, Buddha, Katolik, Kristen dan aliran kepercayaan
yang terorganisir dalam Persatuan Warga Sapta Darma (Persada) sudah biasa
saling membantu selama puluhan tahun.

“Kalau ada selamatan ya doanya dari semua agama. Pas Maulid
Nabi beberapa saat lalu, semuanya ikut kerja bakti, membuat panggung,” ucapnya
sebagaimana dilansir dari Jatengprov.
(19/7/2019).

Hal serupa diungkap Bante Thitasaddho. Laki-laki kelahiran
Kalimanggis yang beribadah di Wisma Bhikku Jaya Wijaya senang dengan kerukunan
yang dijaga warga desa tempat tinggalnya. Umat Buddha di sana pun semakin mantap menjalankan ajaran
Buddha yang menekankan pentingnya menyebarkan cinta asih tanpa pilih kasih.

“Inti ajaran Buddha kan nggak boleh berbuat jahat, saling
menolong, dan menghormati,” ucapnya.

Semoga saja semangat kerukunan yang terjadi di Kaloran juga
bisa menyebar di wilayah-wilayah lain di Indonesia, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Kalau
kamu lewat jalan Sumowono, Kabupaten Semarang – Temanggung, pasti melihat
sesuatu yang unik di pinggir jalan. Setelah melewati jalan berkelok dengan
pemandangan alam spektakuler dari Sumowono, di Kecamatan Kaloran, Temanggung,
bakal sering melihat vihara di pinggir jalan.

Keberadaan vihara-vihara tersebut nggak jauh dari musala,
masjid, atau bahkan gereja terdekat. Yap, di Kecamatan Kaloran, memang bukan
hal yang aneh melihat tempat ibadah dari 3 agama yang berbeda berada di lokasi
yang nggak jauh. Di sana, masyarakat juga sudah terbiasa hidup rukun tanpa
mempermasalahkan kepercayaan orang lain.

Di Kaloran, Temanggung, ada sekitar 8000 umat Buddha yang beribadah di 46 vihara. Seperti apa ya kehidupan para umat Buddha di wilayah pedesaan tersebut?

Menilik Kehidupan Umat Buddha di Kaloran, Temanggung

Padahal, bagian freezer seringkali dipakai untuk menyimpan
daging-dagingan, es krim, dan makanan yang rentan basi lainnya jika tidak
didinginkan. Kalau sudah begini, apakah setelah mati listrik makanan-makanan
tersebut sebaiknya dibuang begitu saja?

Menurut The Spruce
Eats, Kamis (25/5/2023), andai terjadi pemadaman listrik seharian,
sebenarnya kondisi freezer akan tetap beku sehingga makanan di dalamnya tetap
aman. Tapi, hal ini juga bergantung pada seberapa penuh bagian freezer hingga
seperti apa jenis makanan yang kamu simpan di dalamnya.

Jika freezernya penuh, makanan di dalamnya justru biasanya
bakal lebih awet karena suhu dingin akan tetap terjaga di dalamnya. Beda cerita
jika freezer justru banyak yang kosong. Suhunya justru akan lebih mudah
meningkat. 

Apalagi jika kamu sering membuka pintu freezer untuk mengecek
kondisi makanan di dalamnya. Dampaknya justru suhu dingin di dalam freezer
keluar dan akhirnya makanan pun jadi lebih cepat basi.

Jika pemadaman listrik berlangsung sampai berhari-hari, mau
nggak mau kamu harus mulai memasak makanan di dalam kulkas satu per satu karena
pasti akan segera basi. Makanan kalengan atau kemasan mungkin tetap aman untuk
dimasak belakangan, tapi untuk makanan seperti daging-dagingan atau sayuran,
sebaiknya segera kamu olah.

Kamu juga bisa mengolah daging-dagingan sebagai masakan demi
membuatnya jadi lebih awet. Dalam banyak kasus, daging yang sudah dimasak bisa
dimasukkan kembali ke dalam kulkas setelah listrik kembali menyala dan bisa
dipanaskan atau diolah menjadi makanan lain di kemudian hari. Meski begitu,
sebelum kamu mengolahnya, cek dulu deh kesegaran makanannya. Apalagi jika
pemadaman listrik sudah berlangsung cukup lama.

Satu hal yang pasti, kalau terjadi pemadaman listrik dan
sudah berlangsung lebih dari 1 jam, sebaiknya kamu segera mencari informasi ke
pihak perusahaan listrik negara (PLN) untuk menanyakan apa penyebab pemadaman
dan kapan sekiranya listrik menyala. 

Dengan melakukannya, kamu jadi bisa mempertimbangkan apakah
perlu segera mengolah makanan di kulkas atau membiarkannya begitu saja sampai
listrik menyala lagi. Nggak ribet, bukan, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Salah
satu hal yang bikin kesal semua orang adalah mati listrik. Nggak hanya membuat
suhu udara terasa lebih gerah karena kipas atau AC nggak bisa dinyalakan, sejumlah
peralatan elektronik penting lain seperti kulkas juga padam. Padahal, kalau
kulkas padam, bisa jadi makanan di dalamnya jadi lebih mudah basi.

Kalau padamnya listrik hanya hitungan menit atau nggak lebih
lama dari 1-2 jam, mungkin makanan di dalamnya akan tetap terjaga kondisinya.
Beda cerita jika listrik padam selama berjam-jam lamanya. Suhu dingin di
kulkas, termasuk di bagian freezer, dikhawatirkan akan menghangat.

Kalau sampai mati listrik, kulkas akan mati. Lantas, apakah makanan di dalam freezer kulkas akan jadi basi?

Mati Listrik, Bagaimana Nasib Makanan di Freezer Kulkas?

Harianti alias Cik Wat menyebut dia mulai berjualan es
karena meneruskan bisnis yang sama dari ibunya yang telah meninggal. Sementara
itu, Widiastuti baru ikut membantunya setelah pensiun sebagai asisten apoteker
di RS Brayat Minylya.

“Pokoknya pas (G30S) PKI belum ada, sudah jualan es di sini.
Kami nggak pernah pindah,” ucap Cik Wat sebagaimana dilansir dari Solopos, Senin (2/1/2023).

Di warung berukuran 4x5 meter yang ada di depan rumah
tersebut, keduanya silih berganti membuat minuman bagi pelanggan yang
berdatangan. Kebanyakan dari mereka memesan es cokelat yang dianggap sebagai
menu legendaris. Maklum, minuman ini disajikan dengan campuran santan, kelapa
muda, serta roti yang khas.

Menu lain yang nggak kalah nikmat adalah es buah, es gula kelapa,
es mega mendung, es kacang hijau dan es kolak degan. Ada juga menu makanan
seperti gado-gado, rujak, dan lotis. Meski begitu, popularitas menu-menu
tersebut memang masih kalah dengan es cokelat.

Keunikan lain dari warung ini yang membuatnya terus
didatangi pelanggan adalah masih digunakannya alat serut es tradisional. Banyak
pelanggan yang mengaku senang dengan suara balok es yang diserut dengan
peralatan tersebut sebelum minumannya disajikan.

“Saya paling suka dengan es batunya yang diserut manual.
Entah mengapa jadi membuat esnya seperti jadi tambah enak gitu,” ucap salah
seorang pelanggan, Joko.

Kalau kamu tertarik untuk menjajal minuman di Warung Es
Setabelan, nggak perlu khawatir harus merogoh kocek dalam-dalam, Millens. Semua minumannya dibanderol
hanya Rp12 ribu. Bahkan, kalau kamu hanya memesan es teh, hanya perlu membayar
Rp3 ribu. Sementara itu, menu makanannya bervariasi dari Rp9 ribu sampai Rp12
ribu.

Warungnya buka dari pukul 08.00 WIB sampai 18.00 WIB. Tapi,
karena menu andalannya adalah minuman dingin, biasanya paling ramai saat tengah
hari atau jam makan siang, saat suhu udara biasanya sangat panas dan terik.

Jadi, kapan nih mencicipi kesegaran es cokelat yang
melegenda di Warung Es Setabelan di Solo, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Kisah
Warung Es Setabelan yang ada di Jalan Abdul Muis Nomor 90, Banjarsari, Solo,
Jawa Tengah, cukup berbeda dari kafe-kafe pada umumnya. Apalagi, dua orang
pengelolanya kini sudah berusia lanjut dan masih belum mau berhenti menjajakan
minuman legendaris kepada pelanggan setianya.

Keduanya adalah Harianti yang kini berusia 80 tahun serta
Widiastuti yang berusia 10 tahun lebih muda. Mereka mengaku sudah lupa kapan pastinya
warung es tersebut kali pertama berdiri. Satu hal yang pasti, sebelum kasus
G30S/PKI, mereka sudah berjualan. Artinya, warung ini sudah eksis selama lebih
dari 50 tahun!

Di Solo, ada Warung Es Setabelan yang legendaris karena disebut-sebut sudah eksis sejak lebih dari 50 tahun silam. Pengelola warung tersebut adalah dua orang lansia yang masih gesit melayani pesanan pelanggan. Seperti apa ya kisah warung yang nggak biasa ini?

Manisnya Kisah Warung Es Setabelan di Solo

Meski masih terlihat bagus, ada baiknya kamu mengganti
talenan plastik jika usianya sudah cukup lama. Soalnya, kalau kamu terus
memakainya, bisa jadi talenan tersebut berjamur atau penuh dengan bakteri
sehingga bisa mengontaminasi makanan yang kamu potong di atasnya. Hal ini tentu
nggak sehat, bukan?

Nah, berikut adalah sejumlah tanda bahwa talenan plastikmu
sebaiknya diganti sebaiknya disadur dari The
Spruce Eats, Kamis (25/5/2023). Simak baik-baik, ya?

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Sudah Banyak Bekas Potongan

Layaknya talenan pada umumnya, talenan plastik juga akan
memiliki banyak bekas potongan dari pisau yang kamu gunakan sehari-hari. Meski
terlihat seperti hal yang sepele, hal ini ternyata bisa jadi tanda bahwa
talenanmu sebaiknya segera diganti.

Tanpa kamu sadari, bekas potongan dari pisau itu bisa jadi
tempat sisa makanan, jamur, hingga bakteri mengendap. Meski sudah kamu
bersihkan berulang kali, berbagai benda tersebut akan berada di sana dan
membuat bahan makanan yang kamu potong pada talenan jadi rentan terkontaminasi.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Talenan Sulit Dibersihkan

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, banyaknya bekas potongan
membuat sisa makanan sulit untuk dibersihkan. Terkadang, pada bekas potongan
tersebut, sampai muncul jamur dengan warna gelap. Kalau sudah terlihat seperti
itu, sebaiknya talenan plastikmu dibuang saja dan diganti dengan yang baru.

Soalnya, hal itu menandakan bahwa talenan sudah
terkontaminasi banyak jamur dan bakteri seperti salmonella, listeria, e-Coli,
dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut bisa jadi sumber penyakit kalau sampai
masuk ke dalam tubuh manusia, lo.

Lebih Baik Mana, Talenan Plastik atau Kayu?

Jika talenan plastik juga rentan terpapar jamur dan bakteri
jika sudah berkali-kali dipakai, apakah talenan jenis ini nggak lebih baik dari
talenan kayu? Ternyata, banyak pakar yang menyebut talenan plastik tetap jadi
pilihan yang lebih baik. Pasalnya, talenan jenis ini nggak mudah keropos dan
lebih mudah dipakai untuk memotong daging mentah.

Meski begitu, ada baiknya kamu memakai beberapa jenis
talenan di dapur untuk dibedakan fungsinya berdasarkan jenis bahan makanan yang
akan kamu potong. Contohlah, satu talenan dipakai untuk memotong bahan makanan
segar, satu lagi untuk memotong makanan siap santap seperti roti, dan satu lagi
untuk daging-dagingan.

Alasan dari pemisahan talenan ini adalah demi mengurangi
kemungkinan terjadinya kontaminasi silang bakteri, khususnya dari bahan makanan
mentah seperti daging-dagingan, Millens.
Nah, dengan memakai talenan plastik, kamu bisa memilih aneka warna yang berbeda
untuk membedakannya.

Jadi, sudah mengerti kan cara terbaik memakai talenan plastik
di dapur, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Selain
talenan kayu, kamu juga bisa menemukan talenan plastik di dapur. Biasanya sih,
telanan plastik dipilih karena harganya yang cukup terjangkau namun bisa
diandalkan untuk urusan memotong-motong dalam waktu yang lama.

Talenan plastik sering dianggap lebih baik dari talenan kayu. Tapi, kalau kondisinya sudah seperti ini, sebaiknya segera kamu ganti.

Tanda Talenan Plastik Harus Diganti

Eh ini
beneran, lo, Millens. Meski nggak
semua orang melakukan operasi plastik di Korea, hal ini sebenarnya cukup wajar
dilakukan di sana. Biasanya sih ya, saat seseorang sudah berulang tahun ke-16,
mereka sudah bisa meminta operasi untuk membuat lipatan kelopak mata.

Kamu tahu
sendiri kan orang Korea aslinya nggak punya lipatan kelopak mata layaknya yang
biasa dimiliki orang Indonesia. Jadi, mereka ingin membuatnya agar terlihat
lebih cantik.

Saking
populernya permintaan operasi plastik untuk lipatan mata ini, ulang tahun ke-16
seringkali sangat ditunggu-tunggu sebagaimana ulang tahun sweet seventeen di banyak negara. Mengapa 16 ya? Hal ini juga
disebabkan oleh kebiasaan unik lain dari orang Korea, yakni menambahkan usianya
dengan satu tahun tambahan. Jadi, kalau usia aslinya dari tanggal lahir adalah
16, mereka bilangnya 17 tahun, Millens.

Mengapa
begitu? Yak arena alasannya adalah mereka menambah usia 9 bulan di dalam
kandungan. Jadi, bagi orang Korea, janin di dalam kandungan sudah dihitung usia
hidup, deh.

Jarang Pakai Google sebagai Mesin Pencari saat Berselancar Internet

Orang korea
dikenal sangat nasionalis dalam hal memakai barang-barang produksi dalam negeri.
Nggak hanya soal barang elektronik atau bahkan mobil, mereka bahkan sampai
nggak memakai Google sebagai mesin pencari saat berselancar di Internet. 

Lantas, apa
mesin pencari yang mereka gunakan? Yang paling populer si Naver atau Daum. Jadi
wajar deh kalau kamu jarang nemu Google atau bahkan browser seperti Chrome dan Mozilla Firefox di sana.

Meski suhu
panas, sebaiknya kamu memakai kaus kaki di dalam rumah. Apalagi jika bertamu.
Menunjukkan kaki dianggap sebagai hal yang kurang sopan, lo di sana. Ingat ya,
ini masalah etika saja saat bertemu dengan orang lain.

Sebenarnya
sih nggak infus beneran Millens.
Infus ini semacam pupuk yang bisa memberikan nutrisi bagi pepohonan di sana.
Tujuannya, ya biar pohonnya bisa tumbuh subur dan sehat. Maklum, mereka juga
menganggap pohon sebagai mahluk hidup yang harus disayang.

Ada lagi
nggak nih kebiasaan orang Korea yang nyeleneh
bagi orang asing yang kamu tahu, Millens? (IB09/E05)

Inibaru.id – Demam K-pop memang sudah mendunia, termasuk di
Indonesia. Saking demen-nya orang
Indonesia dengan apapun berbau Korea, kebiasaan orang Korea juga sampai
dicari-cari lo. Nah, kalau kamu cermat, ada lo kebiasaan orang Korea yang
dianggap aneh bagi orang asing, termasuk orang Indonesia.

Memang, di
sejumlah film, drama, atau acara reality
khas Korea Selatan, kamu bisa menemukan sejumlah kebiasaan orang Korea yang
unik. Namun, tetap saja ada beberapa kebiasaan yang bisa bikin kamu kaget kalau
ketemu orang Korea asli atau bahkan datang ke Korea langsung. Yuk, simak, apa
saja kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Kebiasaan orang Korea banyak dicari tahu penggemar K-pop dari seluruh dunia. Hanya, terkadang kebiasaan-kebiasaan ini justru dianggap aneh dan nyeleneh. Apa saja, ya?

Kebiasaan Orang Korea Ini Dianggap Aneh dan Nyeleneh Orang Asing

Desa ini
sebenarnya masuk dalam wilayah Kota Pohang, Provinsi Gyeongsang Utara, sisi
timur Korea. Lokasinya jauh dari Seoul, tepatnya 272 km dari Ibu Kota Korea
Selatan. Meski begitu, Pohang dekat dengan kota besar lainnya, Busan, dan juga
bersebelahan dengan kota yang penuh dengan peninggalan budaya Korea kuno,
Gyeongju.

Salah satu
lokasi di Desa Gongjin yang menarik perhatian penggila drakor Indonesia adalah
Pantai Wolpo. Pantai dengan pasir berwarna cokelat muda ini sudah bisa kamu
nikmati sejak episode pertama, tepatnya saat tokoh Yoon Hye-jin dan Hong Du-sik
bertemu untuk kali pertama.

Menariknya,
pantai ini ternyata salah satu destinasi wisata paling populer di Pohang, lo. Apalagi,
panjang pantai ini mencapai 900 meter. Puas deh main pasir dan air di sana.
Maklum, ombaknya juga nggak begitu besar.

Tapi,
jangan bayangkan pantai ini bakalan sepi seperti di drakor Hometown Cha-Cha-Cha ya. Karena aslinya destinasi wisata populer, pantainya
bakal sering ramai, khususnya di musim panas.

Selain di
Pantai Wolpo, penggemar drakor ini pasti nggak asing dengan Pelabuhan Yangpo.
Kalau yang ini sih lokasi di mana Yoon Hye-jin sempat bekerja untuk mengembalikan
uang 4000 Won ke Hong Du-sik.

Pelabuhan
ini memang aslinya tempat pelelangan ikan dan tempat para nelayan berkumpul
usai mencari ikan. Duh, kebayang, pasti bisa membeli ikan segar dengan harga
terjangkau di sana, ya Millens.

Ada juga
lokasi lain seperti Mercusuar Daepohang yang lokasinya dekat dengan Pelabohan
Yangpo serta Pasar Cheongha yang sering dijadikan tempat jual beli masyarakat
Desa Gongjin. Oh iya, kalau soal Pasar Cheongha ini, ternyata sudah ada sejak 1920-an, lo. Lokasinya ada di Minam-ri, Cheonga-myeon,
Buk-gu, Pohang.

Meski kota
besar, Pohang yang menjadi pusat industri baja di Korea Selatan ini jelas nggak
seramai atau sepadat Seoul dan Busan. Jadi, nggak ada salahnya juga untuk main
ke sana, Millens. Tertarik? (Hip/IB09/E05)

Inibaru.id – Selain drama Korea (drakor) Squid Game, warganet Indonesia juga
banyak yang menonton drakor Hometown Cha-Cha-Cha.
Nah, di drakor yang disebut terakhir, pasti kamu nggak asing dengan Desa
Gongjin, desa fiktif yang jadi lokasi utama drama tersebut. Kamu tahu nggak
kalau desa ini beneran ada di dunia nyata, lo?

Beda dengan
drakor-drakor lain yang penuh aksi atau intrik, Hometown Cha-Cha-Cha dianggap sebagai drama yang damai dan
menenangkan pikiran. Desa Gongjin yang ada di tepi pantai juga dianggap sangat
tenang. Nah, menariknya, desa ini lokasinya ada di kota, lo, malahan di salah
satu kota terbesar di Korea Selatan.

Nggak hanya Squid Game, drakor Hometown Cha-Cha-Cha juga menarik perhatian warganet Indonesia. Lokasi Desa Gongjin yang ada di drakor ini ternyata ada di dunia nyata, lo. Di mana, ya?

Lokasi Asli Desa Gongjin di Drama Korea Hometown Cha-Cha-Cha, Beneran Indah!

Dari sekitar
20 persen populasi paling kaya di sana, punya pendapatan setidaknya pendapatan
lima kali lebih besar dari 20 persen populasi paling miskin. Padahal, upah minimum
yang ditetapkan pemerintah sudah lumayan tinggi, yakni 9.160 Won atau sekitar
Rp 115 ribu per jam.

Jadi, kalau
ada drakor yang menunjukkan ada orang miskin atau anak muda yang harus
mengambil banyak pekerjaan paruh waktu hanya untuk bertahan hidup, ini sih
memang benar adanya, Millens.

Tingkat
Bunuh Diri di Korea Selatan Sangat Tinggi

Kasus
selebritas Korea yang bunuh diri cukup sering kamu dengar, bukan? Nah,
realitanya, tingkat bunuh diri di Korea Selatan adalah yang tertinggi kesepuluh
di dunia berdasarkan data WHO per 2017. Faktor penyebabnya banyak, Millens. Ada yang disebabkan oleh
kemiskinan, depresi, bullying, dan
lain-lain.

Omong-omong,
kasus bullying ini juga masih sangat
mengkhawatirkan di sana, lo. Nggak hanya di sekolah, hal ini juga sering
terjadi di tempat kerja, termasuk di kalangan para selebritas yang kita kira
selalu hidup senang dan bergelimang harta.

Di sekolah,
banyak siswa yang sampai mengalami depresi parah, melakukan percobaan bunuh
diri, hingga mengalami masalah mental lainnya di sana.

Nah,
masalah yang dialami anak muda di sana ternyata jauh lebih berat lagi, Millens. Persaingan untuk meraih
prestasi di sana juga sangat ketat. Orang-orang tua di sana juga punya obsesi
anaknya masuk ke sekolah atau universitas yang bergengsi.

Di banyak
tempat, anak-anak muda sampai ikut les atau belajar hingga larut malam hanya
demi mendapatkan nilai yang bagus. Karena beban yang mereka alami
terlalu berat, otomatis banyak anak muda yang depresi.

Setiap
negara memang punya masalahnya sendiri-sendiri, Millens. Kita yang ada di Indonesia pasti juga mengeluhkan banyak
hal dan berharap keadaan bakal jadi lebih baik. Tapi, kalau kamu kira semua
yang ada di Korea seasyik dan seromantis di Drakor, sepertinya nggak
semuanya benar, deh. (Wol/IB09/E05)

Inibaru.id – Demam K-pop membuat kita sering melihat
musik-musik atau drama Korea (Drakor) dari Negeri Ginseng. Nah, karena yang
kita lihat adalah dari K-pop, kita pun mengira bahwa fakta kehidupan di Korea
Selatan bakalan nggak jauh beda. Padahal, realitanya beda sama yang kita lihat
di drakor, Millens.

Memang,
Korea Selatan termasuk dalam negara maju. Perkembangan teknologi di sana juga
luar biasa. Tapi, realitanya di sana juga ada banyak orang yang hidup susah, Millens. Bahkan, di kota-kota besar
seperti Seoul, ada juga lo tempat yang kumuh dan dipenuhi oleh orang miskin.

Kalau
menurut data dari OECD Better Life Index, Korea Selatan ternyata masih memiliki
masalah kesenjangan ekonomi yang sangat tinggi. Ada yang sangat kaya, namun
masih ada banyak orang yang harus berjuang dengan keras keluar dari kemiskinan.

Kehidupan di drama Korea (Drakor) terlihat romantis, indah, dan menyenangkan. Namun ternyata, banyak fakta kehidupan di Korea Selatan yang nyata nggak seindah di drakor. Saking beratnya, kasus bunuh diri di sana juga masih tinggi, lo.

Fakta Kehidupan di Korea Selatan, Nggak Selalu Seindah di Drakor

Gara-garanya,
pelatih Tim Nasional Korea di drama itu, Ahn Naesang, mengeluhkan buruknya
fasiltas latihan serta penginapan yang disediakan ofisial Indonesia. Bahkan,
sang pelatih menyebut hal ini sengaja dibuat agar Han Seyoon kalah dari wakil
Indonesia.

Selain itu,
saat bertanding, penonton diperlihatkan mengejek dan mengintimidasi Seyoon. Well, sebenarnya kalau yang ini sih
sebenarnya fans bulu tangkis kita memang paling keren ya soal mengintimidasi
lawan pemain Indonesia kalau bertanding di sini. Tapi, banyak warganet yang
nggak berkenan dengan hal ini.

“SBS harus merilis pernyataan resmi untuk
meminta maaf pada orang Indonesia atas apa yang terjadi di episode 5 drama ini,” tulis akun @yastiocta.

Bahkan, ada
sejumlah akun yang langsung meminta warganet Indonesia lainnya memboikot drama
Korea ini. 

Pemeran Lawan
Tanding Han Seyoon Anak dari Yannie Kim

Selain soal
episode 5 yang bikin orang Indonesia senewen,
sebenarnya ada fakta unik lain dari K-drama Racket
Boys, Millens. Jadi, lawan
tanding Han Seyoon di episode ini sebenarnya adalah putri dari Yannie Kim,
yakni Ko Soobin.

Perempuan
asli Indonesia ini mengaku putrinya sampai latihan selama 5 bulan hanya untuk
tampil jadi pebulu tangkis di episode 5 drama ini. Padahal, tampilnya juga hanya
beberapa menit doang. Latihan Soobin juga didampingi oleh pelatih profesional,
lo!

“Bayangkan latihan kurang lebih 5 bulan
(dimulai dari Desember 2020 akhir). Seminggu 2 kali cuma untuk muncul di 2
episode, itupun mungkin hanya muncul 1-2 menitan saja,”ujar Yannie dalam akun Instagramnya
@yannie_kim79.

Yannie
dikenal sudah beberapa kali tampil di drama Korea seperti Yong Pal. Menurutnya, penampilan kameo Soobin ini sebagai
pengalaman yang sangat berharga.

Sebenarnya,
jarang-jarang ya orang Indonesia atau latar belakang Indonesia sampai
ditampilin di drama Korea. Tapi, untuk kasus drama Rocket Boys ini, kalau menurutmu apakah memang sebaiknya diprotes
karena dianggap merendahkan Indonesia atau sebenarnya hal ini biasa saja untuk
dunia hiburan, Millens? (Kom/IB09/E05)

Inibaru.id – Drama Korea Racket
Boys sedang digandrungi banyak orang dari berbagai negara, termasuk dari
Indonesia. Usai memasuki episode ke-5, warganet Tanah Air justru
mengajukan protes ke SBS. Mereka menyebut episode ini menyinggung sekaligus
merendahkan Indonesia. Kok bisa?

Jadi gini, Millens. Tokoh utama perempuan dalam
drama ini, Han Seyoon (Lee Jae-in) diceritakan sedang menjalani pertandingan
bulu tangkis level junior di Jakarta. Pihak SBS pun menciptakan latar belakang
yang semirip mungkin dengan Jakarta, khususnya lapangan bulu tangkis dan
penonton pertandingan Indonesia yang tipikalnya militan.

Biasanya,
warganet Indonesia bakal bangga ya kalau ada apa-apa yang terkait dengan
negaranya masuk drama Korea. Namun, kali ini beda. Mereka justru protes ke akun
Instagram @sbsdrama official.

Jika biasanya warganet Indonesia bakal bangga kalau nama negaranya disebut di drama Korea, kali ini mereka justru protes karena merasa Indonesia direndahkan di drama Korea Racket Boys. Ada apa?

Drama Korea Racket Boys Dianggap Rendahkan Indonesia, Warganet Protes

Per 2014
lalu, harga sewa per bulannya sekitar 300 ribu Won atau kalau dirupiahkan
sekitar Rp 4,2 juta per bulan. Tapi, kamu harus punya deposit tabungan 5 juta
Won alias sekitar Rp 70 jutaan sebagai persyaratan untuk menyewanya.

Kesannya
mahal, ya? Ya kalau di Korea sana, upah minimum bulanannya sekitar 1,8 juta Won
atau lebih dari Rp 23 juta per bulan pada 2021 ini. Jadi ya sebenarnya masih
bisa dijangkau.

Apalagi, mereka yang upah bulanannya mepet upah minimum tentu
harus berhitung lagi untuk membayar listrik, air, gas, dan kebutuhan harian.
Daripada menyewa apartemen studio yang harganya bisa mencapai Rp 7 jutaan
setiap bulan, jelas rumah atap ini bisa jadi pilihan yang lebih baik.

Masalahnya,
ada harga ada juga rupa. Rumah atap punya banyak risikonya sendiri. Sebagai
contoh, banyak kabel listrik berseliweran di sana. Otomatis, penghuninya harus
benar-benar hati-hati agar nggak sampai kesetrum atau mengalami kecelakaan di
sana.

Hal lain
yang harus diperhatikan adalah nggak adanya pohon atau peneduh di rumah atap
ini. Ditambah dengan kecenderungan jarak antara atap dan lantai rumah yang
rendah, kalau di siang hari, khususnya di musim panas, rumah ini bakal sangat
panas sehingga bikin penghuninya sangat nggak nyaman.

Nah, karena
posisinya yang ada di atas gedung atau apartemen lainnya, otomatis lokasi rumah
atap ini juga sangat tinggi, Millens.
Anginnya juga bakal sangat kencang. Kalau kamu menjemur baju di sana dan nggak
menjepitnya di jemuran, bisa jadi baju-baju ini bakal hilang tertiup angin.
Susah juga ya.

Kalau di
drakor-drakor, kayaknya asyik ya bisa tinggal di rumah atap Korea. Padahal,
aslinya rumah ini hanya disewa oleh orang-orang dari kalangan kelas bawah.
Memang, realita seringkali nggak sesuai dengan yang di layar kaca, Millens. (Ini, Moj/IB09/E05)

Inibaru.id – Kamu penggemar drama Korea, Millens? Kalau iya, pasti pemandangan
rumah atap alias rooftop house sudah
sering kamu liat. Rumah-rumah ini bisa dijadikan hunian bagi tokoh utama atau
tokoh pembantu di drakor-drakor tersebut. Biasanya, sih, tokoh-tokoh ini
seperti digambarkan dari kalangan bawah yang berusaha keras untuk meraih
kesuksesan.

Sebagai
contoh, yang belakangan sempat viral di Indonesia adalah drama Start-Up. Dua karakter di drama ini, Lee
Chulsan and Nam Dosan tinggal di rumah atap. Nah, rumah atap ini dikabarkan
memiliki sewa yang murah dibandingkan dengan hunian jenis lainnya sehingga
digemari oleh orang-orang dari kelas bawah yang membutuhkan tempat tinggal di
kota besar.

Jumlah
rumah atap alias rooftop house di Korea memang nggak
banyak-banyak banget, Millens. Ada
juga pilihan lain bagi warga Korea Selatan kelas bawah untuk mendapatkan hunian
murah. Hanya, rumah atap memang lumayan terjangkau harga sewanya.

Di banyak drama korea (drakor) seperti Start-Up, ada tokoh yang tinggal di rumah kecil di atas bangunan lain. Rumah ini dikenal sebagai rooftop house atau rumah atap Korea. Realitanya, rumah ini diperuntukkan bagi kalangan kelas bawah.

Sering Terlihat di Drama, Begini Fakta Sebenarnya Tinggal di Rumah Atap Korea

Warganet Indonesia
yang memang sudah akrab dengan kemunculan pocong di berbagai video langsung
gagal fokus saat melihatnya. Unggahan tangkapan layar dari pocong ini pun
langsung viral di media sosial seperti twitter atau Facebook. Sebagai contoh,
akun Twitter @Infodrakor_id ikut-ikutan heboh membahas hal ini.

“Baca di salah satu akun menfess katanya ini
ada pocong di #StartUp. Setelah mimin cek ternyata emang ada putih putih.
Antara mau takut atau ngakak,” tulis akun tersebut pada Selasa (17/11)
pukul 15.02 WIB.

Ribuan komentar
langsung membanjiri unggahan ini. Kata Pocong juga sampai menjadi Trending
Topic di Twitter. Banyak warganet yang keheranan bagaimana bisa hantu khas Indonesia
sampai ke Korea.

FYI, nih Millens,
drama Start Up ini memiliki cerita
yang unik karena membahas anak-anak muda Korea Selatan yang merintis bisnis.
Nggak hanya disibukkan dengan dunia bisnis, ada kisah cinta segitiga antara
karakter Nam Dosan, Han Jipyeong, serta Seo Dalmi.

Keterkaitan
antara pocong dan Korea Selatan bukan kali ini saja terjadi. Pada April 2020
lalu, pocong asli Indonesia, tepatnya dari Sukoharjo, Jawa Tengah sampai
diberitakan oleh televisi Korea Selatan seperti MBC, JTBC, serta SBS. Menurut
media-media Negeri Ginseng tersebut, ide masyarakat Indonesia yang memakai
hantu pocong untuk mensosialisasikan isolasi mandiri saat pandemi Covid-19
cukup unik.

Kalau
menurutmu, mungkin nggak sih pocong Indonesia bisa sampai ke Korea dan ikut
main drama, Millens? Haha. (Idn/IB09/E05)

Inibaru.id – Warganet penggemar drama Korea dihebohkan
dengan kemunculan sosok yang seperti hantu pocong di serial Start Up. Hanya, kira-kira pocong ini
beneran muncul apa nggak sih?

Nah, sosok
hantu pocong ini muncul di episode ke-10. Episode ini baru tayang di saluran
TVN pada Minggu lalu (15/11/2020). Penampakan ini bisa dilihat dari mnit 43:09
sampai 43:43, tepatnya saat karakter Nam Dosan yang diperankan Nam Joohyuk
membuntuti Seo Dalmi yang diperankan oleh Bae Suzy usai pulang dari kantor.
Jadi, pocong ini sempat terlihat sampai 34 detik. Cukup lama, ya?

Di drama Korea Start Up episode ke-10, terlihat ada pocong khas Indonesia yang nongol. Beneran pocong ini ikut 'akting' di drama tersebut nggak sih?

Viral Pocong Nongol di Drama Korea Start Up, Beneran Nggak Ya?

Menariknya,
angka pernikahan di Korea memang cenderung menurun setiap tahunnya. Pada 2019,
hanya sekitar 184 ribu pernikahan terjadi di negara tersebut. Jumlah ini turun
dari 200 ribu pernikahan pada 2018 dan 206.100 pernikahan pada 2017.

Banyak Orang Korea Nggak Ingin Punya Anak

Selain
nggak ingin menikah, semakin banyak orang Korea yang ternyata juga nggak ingin
punya anak. Survei mengungkap bahwa kini 3 dari 10 orang Korea nggak ingin
memiliki keturunan, bahkan meski mereka sudah menikah. 

Dari survei
tersebut, terkuak fakta bahwa 33,4 persen perempuan mengaku nggak begitu
memikirkan keturunan. Sementara itu, 27,4 persen laki-laki mengungkap hal yang
serupa.

Salah satu
fakor yang menyebabkan hal ini adalah tingginya biaya untuk membesarkan anak di
korea. Untuk biaya pendidikan di sekolah swasta saja misalnya, membutuhkan dana
sekitar 300 Dollar AS atau lebih dari Rp 4 juta setiap bulannya. Mereka nggak
mau memusingkan hal ini.

Sebagaimana
Jepang dan beberapa negara di Eropa, angka kelahiran di Korea Selatan juga
sangat rendah. Memang, jumlah populasinya diperkirakan masih akan naik hingga
52 juta pada 2028 mendatang. Namun, setelah itu populasinya diperkirakan akan
turun menjadi 39,3 juta pada 2067.

Keengganan
warga Korea untuk punya anak juga tercermin dari rata-rata usia perempuan yang
pertama kali melahirkan. Kini, banyak perempuan yang baru melahirkan anak
pertamanya di usia 31,9 tahun. 

Hmm, kalau kamu gimana, Millens? Masih suka menghalu punya pasangan dan anak kan? (Gen/IB09/E05)

Inibaru.id – Drama Korea biasanya memiliki tema yang romantis.
Banyak orang yang bahkan sampai ingin mendapatkan pasangan dari Negeri Ginseng
akibat hal ini. Tapi, di dunia nyata, ternyata banyak perempuan di Korea yang bahkan
nggak memikirkan tentang pernikahan dan lebih memilih untuk hidup sendiri. Kok
bisa, ya?

Situs
berita The Korea Times mengungkap
fakta mengejutkan tentang keengganan perempuan Korea untuk menikah. Dalam survei
yang dilakukan Badan Statistik Korea, setidaknya 3,09 juta perempuan di negara
tersebut memilih untuk hidup sendiri alih-alih terikat dalam pernikahan. Angka
ini diperkirakan akan naik hingga 3,5 juta pada 2035 mendatang.

Drama Korea biasanya menawarkan sesuatu yang romantis. Tapi, ternyata banyak perempuan Korea yang justru lebih suka hidup sendiri dan nggak mau menikah. Angkanya juga semakin meningkat, Millens.

Beda dengan Drama Korea, Banyak Perempuan di Sana yang Nggak Ingin Menikah

Jika kita menghitungnya dalam kurs Dollar Amerika Serikat, maka perempuan berusia 54 tahun ini mendapatkan bayaran sebesar USD $57 ribu- $65 ribu per episode. Nggak perlu bingung membayangkan seberapa banyak uang tersebut. Jika dirupiahkan, maka Hee Ae diperkirakan meraup Rp 843.331.000 hingga Rp 967.395.000 per episode. Wow!

Drama ini memiliki 16 episode. Artinya, total pendapatan Kim Hee Ae dapat menyentuh angka lebih dari satu juta Dollar AS, Millens. FYI, angka ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan bayaran rata-rata aktor dan aktris Korea lainnya, lo.

"Ini lebih tinggi daripada upah rata-rata yang diterima sebagian besar aktris. Aktris Go Hyun Jung, Jun Ji Hyun, Son Ye Jin, dan Song Hye Kyo adalah daftar segelintir selebritas&nbsp;yang dibayar lebih tinggi dari Kim Hee Ae," ungkap sumber Asosiasi yang membeberkan bayaran sang aktris.

Nggak hanya meraup pendapatan tinggi, aktingnya yang memukai di The World of The Married&nbsp;ternyata juga mendapatkan respons positif dari dunia seni peran Korea Selatan. Hee Ae dinominasikan dalam kategori 'Aktris Terbaik' di Baeksang Arts Award ke-56. Dia pun menjadi yang paling dijagokan untuk memenanginya.

Karakter Ji Sun Woo yang dia perankan memang sangat kuat, ya Millens. Kamu bisa merasakan ketegaran, kekuatan, sekaligus rapuhnya perempuan yang mengalami masalah rumah tangga.&nbsp;

Kalau menurut kamu, bayaran fantastis ini memang pantas didapatkan oleh Kim Hee Ae, nggak, nih, Millens? (Rep/MG27/E07)

Inibaru.id -&nbsp;Di akhir pekan ini, dua episode terakhir&nbsp;The World Of The Married&nbsp;ditayangkan. Drama Korea (drakor) yang mendapatkan rating tertinggi di dunia pertelevisian Negeri Ginseng ini akhirnya akan mengungkap bagaimana akhir kisah masalah rumah tangga Lee Tae Oh dan Ji Sun Woo. Hanya, sebelum kamu bisa menikmati akhir dari drama ini, nggak ada salahnya untuk mengetahui bayaran fantastis dari pemeran utama drama ini, Kim Hee Ae.

Hee Ae adalah pemeran dari karakter Ji Sun Woo, seorang dokter perempuan yang menjadi inti utama dari cerita The World of The Married. Nggak disangka, kontrak yang dia tandatangani untuk memerankan Sun Woo mencapai 70- 80 juta KRW per episode!

Pekan ini, drama Korea (Drakor) The World of The Married akan menayangkan dua episode terakhirnya. Nggak hanya mendapatkan rating tinggi, ternyata pemeran drama ini juga mendapatkan bayaran yang fantastis, lho. Seberapa banyak sih yang mereka dapatkan?

Terungkap! Ini Bayaran Fantastis Pemeran Utama The World Of The Married

Selain itu, So Hee menilai tokoh
Da Kyung terlalu gegabah dalam mengambil keputusan. Hal ini sangat berbeda dengan dirinya yang cenderung lebih rasional saat hendak mengambil keputusan.

Aktris yang juga pernah
membintangi drama&nbsp;100 Days My Prince itu juga mengaku banyak belajar dari lawan mainnya, Kim Hee Ae, khususnya dalam masalah akting. Meski di drama Korea tersebut peran mereka bermusuhan, So Hee mengaku menjadikan Kim
Hee Ae sebagai panutannya.

“Peran yang dimainkan Kim Hee Ae
adalah wanita kuat dan peran utama dari cerita ini. Saya ingin memerankan
karakter-karakter kuat semacam itu juga,” ungkapnya dalam wawancara yang dilakukan pada April 2020.

Akting So Hee yang sangat apik bahkan mampu membuat penonton geram dan terbawa emosinya. Beberapa waktu lalu, akun Instagram-nya sampai dibanjiri komentar
dari warganet Indonesia yang isinya menghujat tokoh Da Kyung dalam drama
tersebut.

Wah, sepertinya setelah drakor ini selesai, Han So Hee bakal kebanjiran tawaran main drama lainnya, nih Millens. Ha-Ha. (Wom/IB03/E07)

Inibaru.id- Nama aktris
Korea Selatan Han So Hee akhir-akhir ini sedang naik daun. Akting dan kecantikan Han So Hee yang
memerankan tokoh Yeo Da Kyung dalam drama teranyar The World
of Married mendongkrak popularitasnya. Namun, bagi So Hee, memerankan
tokoh Da Kyung yang merupakan seorang pelakor adalah tantangan besar bagi dirinya.

Tantangan itu terletak pada
kepribadian Han So Hee dan Da Kyung yang sangat berkebalikan. So Hee mengaku
dirinya cenderung lebih mudah bergaul dan santai, sedangkan tokoh Da Kyung di drama yang juga sangat digemari di Indonesia ini terkesan senang menyendiri dan pendiam. 

“Saya senang berbicara dengan
orang lain. Saya juga tipenya cepat berteman dengan orang yang bahkan tidak
saya kenal dengan baik,” ujar perempuan kelahiran 18 November 1994 ini.

Dalam drama "The World of Married", aktris Han So Hee mendapat peran sebagai pelakor. Dia mengaku peran tersebut sangat menantangnya karena kepribadian aslinya sangat jauh berbeda dengan yang diperankan.

Han So Hee: Kepribadian Yeo Da Kyung Sangat Berbeda dari Saya

Inibaru.id &ndash; Drama Korea sangat populer di Indonesia sejak beberapa tahun belakangan. Drama dari Negeri Gingseng ini dinikmati beragam kalangan mulai dari anak-anak muda sampai ibu rumah tangga.
Nah, di balik drama Korea yang menarik, ada sejumlah fakta unik yang melingkupinya. Beberapa hal ini bahkan hampir selalu bisa kamu temukan di setiap drama Korea, Millens. Yuk, simak!
Bayaran Pemeran dan Biaya Produksi Tinggi
<code><img class="irc_mi" style="margin-top: 50px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-FKZZBaRSscU/TjWGEGQadgI/AAAAAAAABIU/t7uWyfv_Cms/s1600/jeju_drama2_tour.jpg" alt="Hasil gambar untuk korean drama shooting" width="641" height="427" data-iml="1564130562392" /></code>
<code>Syuting drama Korea. (Tourism Places World Directory)</code>
Untuk menghasilkan drama yang menarik, para produser di Korea nggak segan-segan menggelontorkan uang dalam jumlah banyak. Selain biaya produksinya tinggi, mereka juga berani membayar tinggi kepada para pemain.
Kim Soo Hyun dalam drama My Love From the Star disebut mendapat bayaran sebesar 84 juta won atau sekitar Rp 1,12 Miliar per episode seperti dikutip dari laman Idntimes (20/09/2018).
Pemeran yang Berbakat
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://1000daysinseoul.com/wp-content/uploads/2017/10/goblin-2017-041817.jpg" alt="Hasil gambar untuk korean drama shooting" width="569" height="379" data-iml="1564130665251" />
<code>Pemeran drama Goblin. (1000 Days in Seoul)</code>
Aktor dan aktris Korea memang diakui banyak pihak berbakat. Mereka nggak hanya menonjolkan rupa yang menawan, tapi juga kemampuan beradu akting yang jempolan. Saat berakting, mereka akan totalitas untuk memerankan dan bila perlu melakukan riset sebelumnya.
Para produser drama biasanya sudah menentukan pemain-pemainnya. Namun, ada pula beberapa film yang mesti membuka casting terlebih dulu untuk mencari pemain yang cocok. Supaya lebih memberi efek kejut, tiap drama terkadang menghadirkan cameo atau pemeran figuran dari artis terkenal atau yang sedang viral.
Properti dan Fesyen Trendi
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://i.ytimg.com/vi/jIw6SaerKCw/maxresdefault.jpg" alt="Hasil gambar untuk korean drama fashion" width="619" height="348" data-iml="1564130767348" />
<code>Fesyen yang dipakai pemeran di drama Goblin. (Youtube)</code>
Fesyen para pemain dalam drama biasanya menjadi acuan tren penggemarnya. Beberapa fesyen yang ngetren lantaran drama Korea di antaranya pakaian rajut dan rok tutu.
Promosikan Makanan Khas dan Wisata Korea
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="http://pheurontay.com/wp-content/uploads/2017/01/jumunjin-in-drama.jpg" alt="Hasil gambar untuk korean drama shooting place" width="569" height="379" data-iml="1564130969588" />
<code>Lokasi drama Korea menonjolkan wisata dalam negeri. (Pheurontay)</code>
Kuliner khas Korea seperti Kimchi, kimbap, jjampong, jajangmyeon serta ramyeon mudah kamu temui di drama. Mereka juga sering mempromosikan tempat wisata di negaranya dengan membuat drama berlatar tempat di daya tarik wisata tersebut. Beberapa wisata yang ngetren berkat drama adalah &nbsp;Pulau Jeju dan Namsan Tower yang dipopulerkan drama Boys Before Flowers (BBF) dan My Love From Another the Star.
Soundtrack Khusus
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://www.sbs.com.au/popasia/sites/sbs.com.au.popasia/files/styles/full/public/goblinost.jpg?itok=crQ3_qKY&amp;mtime=1520999498" alt="Hasil gambar untuk korean drama soundtrack" width="558" height="314" data-iml="1564131058919" />
<code>Soundtrack drama Korea yang spesial. (SBS)</code>
Agensi drama Korea nggak main-main dalam memilih soundtrack. Setiap drama memiliki soundtrack khusus yang disesuaikan dengan jalan cerita. Lagu-lagu itu bahkan dinyanyikan penyanyi terkenal.
Hm, nggak heran deh kalau drama Korea ditunggu banyak orang. (IB21/E04)

Drama Korea terlihat begitu menarik dan populer di kalangan anak muda. Di balik kepopuleran itu, ada sejumlah unsur yang identik dengan drama Korea, lo!   