Inibaru.id – Setiap negara memiliki permasalahan besarnya masing-masing. Jika salah satu tantangan yang dialami bangsa kita adalah stunting pada anak, beberapa negara justru sedang berhadapan dengan angka kelahiran yang rendah.
Tingkat kelahiran di negara-negara maju cenderung lebih rendah ketimbang negara miskin dan berkembang. Tingginya biaya untuk membesarkan anak menjadi alasan mengapa tingkat kelahiran di negara maju itu lebih rendah.
Padahal, tingkat kelahiran merupakan salah satu indikator untuk mengukur pertumbuhan penduduk di sebuah negara. Dikutip dari dataindonesia (30/8/2022), pertumbuhan penduduk didasarkan kepada jumlah kelahiran hidup per 1.000 orang dalam suatu populasi selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Melihat realita tersebut, nggak heran jika pemerintah negara dengan angka kelahiran rendah merasa khawatir tentang masa depan negaranya. Oleh karena itu, mereka menawarkan beragam solusi agar warganya mau melahirkan bayi.
Nah, kira-kira negara mana sajakah yang mengalami permasalahan demografi ini? Dilansir dari dari Detik (26/1/2023), inilah negara-negara tetangga Indonesia dengan tingkat kelahiran rendah dikutip dari Euronews.
Taiwan
Taiwan mencatat rekor terendah angka kelahiran yaitu 165.249 pada tahun 2020. Tingkat kesuburan total (TFR) Taiwan hanya 1,07 anak per perempuan. Ini adalah perubahan besar dan nyata dari tahun 1950-an ketika perempuan memiliki sekitar 7 anak.
Alasan utama rendahnya tingkat kesuburan tersebut adalah biaya hidup yang sangat tinggi, sehingga pengeluaran meningkat sementara upah tetap sama.
Korea Selatan
Tingkat kesuburan Korea Selatan turun menjadi 0,84 pada tahun 2020, lebih rendah dari rekor tahun sebelumnya sebesar 0,92 per tahun. Ini juga merupakan tahun ketiga berturut-turut di mana tingkat kesuburan Korea Selatan tetap di bawah 1. Pendidikan yang mahal dan meroketnya harga rumah, terutama di Seoul dan sekitarnya, memaksa banyak pasangan untuk menunda bahkan membatalkan rencana memiliki anak.
Singapura
Salah satu dampak pandemi Covid-19 adalah membuat sebagian besar pasangan di Singapura menunda bahkan urung memiliki bayi. Pada tahun 2020, TFR negara itu turun ke level terendah dalam sejarah sebesar 1,1. Sebuah survei menunjukkan bahwa tiga dari 10 orang tidak tertarik untuk memiliki bayi. Alasan utamanya adalah ketidakpastian atas stabilitas keuangan dan masalah keamanan akibat virus.
Jepang
Negara dengan populasi lansia tertinggi di dunia ini sedang menghadapi krisis populasi yang membayangi. Pada tahun 2030, diperkirakan satu dari setiap tiga orang akan berusia di atas 65 tahun.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bahkan menggambarkan situasi ini sudah sangat genting dengan mengatakan negaranya bisa tumbang dan nggak dapat berfungsi sebagai masyarakat karena tingkat kelahiran yang menurun.
Wah, dengan tingkat kelahiran serendah itu, mungkinkah masa depan negara-negara tersebut sungguh sedang terancam? (Siti Khatijah/E07)