BerandaHits
Rabu, 26 Nov 2024 16:56

Diperingati Tiap 10 Desember, Ini Sejarah Hari Hak Asasi Manusia Sedunia

Hari Hak Asasi Manusia diperingati setiap 10 Desember. (via Pinterhukum)

Hari Hak Asasi Manusia Sedunia yang diperingati setiap 10 Desember menandai lahirnya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada 1948. Dokumen ini menjadi landasan universal perlindungan hak dasar setiap individu, lahir dari pengalaman pahit Perang Dunia II dan komitmen dunia terhadap keadilan, kebebasan, dan martabat manusia.

Inibaru.id - Hari Hak Asasi Manusia Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Desember untuk menghormati deklarasi penting yang menjadi tonggak dalam sejarah peradaban modern: Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights/UDHR).

Ngomong-ngomong, dokumen ini diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 10 Desember 1948 di Paris, Prancis.

Deklarasi tersebut muncul sebagai respons terhadap pengalaman buruk umat manusia, terutama selama Perang Dunia II, ketika pelanggaran hak asasi manusia terjadi secara masif.

Tragedi kemanusiaan tersebut mendorong dunia untuk membangun landasan bersama yang melindungi hak-hak dasar setiap individu, terlepas dari kebangsaan, warna kulit, agama, atau status sosial.

Lahirnya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

Setelah Perang Dunia II, komunitas internasional merasa perlu membangun kerangka kerja universal yang mengakui hak asasi manusia sebagai fondasi perdamaian. Proses penyusunan UDHR dimulai pada tahun 1946 oleh Komisi Hak Asasi Manusia PBB yang dipimpin oleh Eleanor Roosevelt, seorang aktivis kemanusiaan asal Amerika Serikat.

Proses ini melibatkan perwakilan dari berbagai negara dengan latar belakang budaya, agama, dan politik yang berbeda. Setelah lebih dari dua tahun diskusi, akhirnya deklarasi ini diadopsi dengan suara mayoritas. Dari 58 negara anggota PBB saat itu, 48 negara mendukung, sementara delapan abstain, termasuk Uni Soviet dan Arab Saudi.

Deklarasi ini mencakup 30 pasal yang menegaskan hak-hak dasar seperti hak atas kehidupan, kebebasan, keamanan, pendidikan, pekerjaan, kebebasan berekspresi, serta perlindungan dari penyiksaan dan diskriminasi.

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia

Setiap manusia berhak hidup bebas dan tanpa penindasan. (iStock)

Hari Hak Asasi Manusia Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 1950, setelah Majelis Umum PBB mengeluarkan Resolusi 423 (V). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penghormatan terhadap hak asasi manusia dan menegaskan komitmen pemerintah di seluruh dunia untuk melindungi hak-hak tersebut.

Setiap tahun, tema peringatan Hari Hak Asasi Manusia disesuaikan dengan isu-isu global yang relevan. Contohnya, tema tahun 2023 adalah “Dignity, Freedom, and Justice for All” yang menyoroti pentingnya nilai-nilai dasar ini di tengah tantangan global, seperti konflik, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim.

Hak Asasi Manusia di Indonesia

Indonesia turut mengakui pentingnya perlindungan hak asasi manusia dalam konstitusi negara. Pasal 28 UUD 1945 memberikan jaminan atas kebebasan dan hak-hak dasar warga negara. Namun, implementasi hak asasi manusia di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk kasus diskriminasi, pelanggaran hak perempuan dan anak, serta kebebasan berekspresi.

Melalui peringatan Hari Hak Asasi Manusia, masyarakat diajak untuk merefleksikan pentingnya menghormati hak asasi, baik di tingkat individu, nasional, maupun global. Hal ini mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup bermartabat dan merdeka dari segala bentuk penindasan.

Hari Hak Asasi Manusia Sedunia adalah momentum untuk menegaskan kembali komitmen universal terhadap keadilan, kesetaraan, dan perdamaian. Dengan memahami sejarahnya, kita diingatkan akan tanggung jawab bersama untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan agar tetap hidup di tengah dunia yang terus berubah.

Semoga kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi segera bisa diungkap dan nggak ada lagi kasus serupa ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: