BerandaHits
Selasa, 15 Jan 2018 11:03

Dikira Mati, Petasan Malah Meledak Di Jari Barna

Petasan (Shutterstock.com)

Alih-alih memeriahkan pernikahan tetangga dengan menyulut petasan, seorang pria di Sukabumi harus merelakan kedua jarinya lantaran petasan yang disulutnya meledak.

Inibaru.id – Seorang warga kampung Jambelaer, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, harus rela kehilangan dua jari tangannya karena petasan luncur. Pria bernama Barna itu mengalami kecelakaan saat menyalakan petasan luncur saat merayakan pesta pernikahan tetangganya.

"Saat itu saya tengah menghadiri acara pernikahan dan diminta tetangga untuk menyalakan petasan luncur. Ketika itu, delapan petasan sudah diluncurkan. Namun, satu lagi saya kira tidak nyala, malah tiba-tiba meledak di tangan saya," ungkap Barna, saat dirawat di RSUD R Syamsudin, Sukabumi, Jumat (12/1/2018), seperti ditulis Antaranews.com.

Baca juga:
Selasar Gedung BEI Ambruk, Perdagangan Saham Jalan Terus
BI Tegaskan Mata Uang Virtual Dilarang di Indonesia

Pesta pernikahan sempat terhenti dan berubah tegang setelah ledakan petasan mengenai jari Barna. Barna berteriak kesakitan menyadari kedua jarinya terluka parah, nyaris hancur. Beberapa warga yang lain kemudian segera membawa Barna ke rumah sakit karena parahnya luka yang diderita tangannya.

Akibat ledakan tersebut, dua jari tangan kanan Barna harus diamputasi. Ini karena kondisi jaringan pada jari telunjuk dan jari tengahnya sudah rusak parah.

Sementara, Kepala Tim Informasi dan Penanganan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, dr Wahyu Handriana, mengatakan, "Dari hasil diagnosa, korban mengalami traumatik amputasi di jari ke dua dan ke tiga tangan kanannya atau telunjuk dan jari tengah.”

Baca juga:
Pameran Mobil Khusus Perempuan di Saudi Banjir Pengunjung
Wabah Campak dan Gizi Buruk Hantui Papua

Dia juga mengabarkan bahwa Barna bakl melaksanakan operasi amputasi hari ini, Senin (15/1), untuk perbaikan jari oleh dokter spesialis ortopedi. (ANG/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024