BerandaHits
Sabtu, 16 Sep 2022 09:00

Di Desa Birit Klaten, Semangat Hidup Penyandang Disabilitas Bangkit

Penyandang disabilitas di Desa Birit yang juga anggota dari Komunitas Satu Hati. (Beritabaik/Humas Jateng)

Desa Birit yang ada di Kecamatan Wedi Klaten, dikenal sebagai desa ramah disabilitas. Di sana, ada Komunitas Satu Hati yang jadi wadah para penyandang disabilitas untuk terus berdaya.

Inibaru.id – Desa Birit yang ada di Kecamatan Wedi, Klaten berbeda dengan desa pada umumnya. Berkat pendampingan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, desa ini mencanangkan diri jadi Desa Ramah Disabilitas. Senggaknya, ada 30 penyandang disabilitas yang hidup bahagia dan penuh semangat untuk menjalani kehidupan sehari-hari di sana.

Dilansir dari Tribunnews, Rabu (31/8/2022), Kepala Desa Birit Sukadi Danang Witono menceritakan awal mula desa ini jadi Desa Ramah Disabilitas. Sebelum mendapatkan status ini, desa ini memiliki komunitas yang menjadi wadah penyandang disabilitas bernama Komunitas Satu Hati. Komunitas ini sudah ada sejak lama.

“Setelah itu, kami mendapatkan pendampingan dari Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Wilayah Klaten Pemprov Jateng. Setahun kemudian, muncul gagasan untuk launching Desa Ramah Disabilitas,” cerita Sukadi, Rabu (31/8/2022).

Sukadi sendiri ikut dalam komunitas ini setelah menjadi kepala desa. Menurutnya, kegiatan komunitas ini cukup bagus karena memperhatikan teman-teman disabilitas. Hal ini membuat desa mau menganggarkan dana sebanyak Rp 15 juta per tahun demi mendukung komunitas ini. Bahkan, mulai tahun ini, anggarannya dinaikkan jadi Rp 20 juta.

“Dari anggaran ini, kita bisa mengadakan pelatihan-pelatihan,’ ungkap Sukadi.

Peran Komunitas

Para penyandang disabilitas di Desa Birit. (Humasjateng)

Ada banyak hal yang dilakukan Komunitas Satu Hati dan Pemerintah Desa Birit. Salah satu contohnya adalah tersedianya Poli Kesehatan khusus untuk kaum difabel. Pihak pemerintah desa bahkan mau menjemput para penyandang disabilitas yang membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah.

Selain itu, pada tahun ini, Komunitas Satu Hati sedang membangun kandang ayam. Para pengelolanya adalah warga serta para penyandang disabilitas. Diharapkan, keberadaan kandang ini bisa membuat para penyandang disabilitas tetap aktif sekaligus mendapatkan pemasukan.

Menemukan Jodoh dan Semangat Hidup

Berkat adanya komunitas dan perhatian dari warga setempat, penyandang disabilitas di Desa Birit mengaku kembali menemukan semangat hidup. Salah satu yang merasakannya adalah Sudarmono, laki-laki yang kehilangan dua tangannya setelah mengalami kecelakaan di Magelang pada 2012 lalu.

“Saya menemukan semangat hidup setelah bertemu teman-teman di sini,” ucapnya sebagaimana dilansir dari Pikiran Rakyat, Rabu (31/8/2022).

Sudarmono mengaku kehilangan rasa percaya diri selama 5 tahun dan berkali-kali terpikir untuk mengakhiri hidupnya. Tapi, setelah menemukan komunitas ini, dia kembali merasa berdaya. Dia bahkan menemukan jodoh di komunitas ini. Kini, dia pun berjualan rempeyek keliling dengan sepeda motor yang dimodifikasi. Rempeyek dibuat bersama dengan istrinya.

“Ada wanita yang mau menerima saya akhirnya saya semangat lagi,” ungkapnya.

Sukadi berharap apa yang dilakukan di Desa Birit bisa jadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk melakukan hal yang serupa.

“Semoga ini bisa mengajak daerah lain untuk memperhatikan teman-teman disabilitas,” pungkas Sukadi.

Ya, tinggal bersama dan berkomunitas memang membuat kita merasa nggak sendirian. Mempunyai kawan senasib sepenanggunganlah yang membuat saudara penyandang disabilitas di Desa Birit ini mempunyai support system yang baik. Keren! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024