BerandaHits
Sabtu, 1 Jul 2022 13:00

Di Balik Lima Karya Legendaris Raden Saleh

Potret Raden Saleh yang dibuat oleh Carl Johann Baehr, sekitar 1840. (Lindenau Museum)

Raden Saleh dikenal sebagai seniman lukis asli Indonesia yang memiliki beberapa karya legendaris. Lukisannya juga terjual dengan harga yang fantastis, lo.

Inibaru.id – Kalau bicara tentang peristiwa Penangkapan Diponegoro di Magelang, biasanya lukisan Raden Saleh bakal jadi gambaran yang terlintas di benak kamu. Memang, itu adalah karyanya yang paling populer. Tapi, kamu tahu nggak kalau Raden Saleh memiliki beberapa lukisan lain yang nggak kalah legendaris?

Laki-laki yang lahir di Desa Terbaya, Semarang, Jawa Tengah ini memiliki nama lengkap Raden Saleh Sjarief Bustaman. Dia lahir pada tahun 1807 dari pasangan bangsawan Jawa keturunan Arab.

Kegemarannya menggambar sudah menonjol sejak belajar di Sekolah Rakyat (Volks School). Meski begitu, pendidikan dasar melukis baru dia dapatkan saat bertemu dengan pelukis keturunan Belgia Antoine Auguste Joseph Payen yang kala itu berdinas di Indonesia.

Payen sangat tertarik dengan bakat melukis Raden Saleh dan berinisiatif memberikan bimbingan kepadanya. Dia mengajari Saleh seni lukis Barat dan teknik melukis dengan cat minyak. Raden Saleh kemudian jadi orang Indonesia pertama yang belajar pendidikan seni di Eropa.

Hampir 23 tahun Raden Saleh berkelana di Eropa. Dia pun bekerja sebagai seniman lepas di Belanda, Jerman, Prancis, Swiss, Italia, dan Skotlandia.

Gaya lukisan Raden Saleh beraliran Naturalis Romantis. Ia lihai dalam melukis dengan tema binatang, figur tokoh, pemandangan alam, serta kejadian alam. Meski belum bisa dipastikan berapa banyak lukisan yang diciptakan Raden Saleh, ada beberapa lukisan legendarisnya yang dikenal dunia, lo. Apa saja?

1.  Singa Terluka (1838)

"The Wounded Lion" (Jakarta Globe)

Lukisan yang bercerita tentang singa yang terluka ini diberi judul “The Wounded Lion”. Lukisan ini sekarang bisa kamu nikmati di Galeri Nasional Singapura.

Saleh suka menjadikan binatang buas sebagai subjek dalam lukisannya. Untuk mempelajari anatomi singa, Raden Saleh gemar pergi ke pertunjukan penjinak hewan Henti Martin di Den Haag, Belanda. Di tempat itu, dia menyelinap ke belakang panggung untuk melihat singa dari jarak dekat.

2.  Perburuan Singa (1840 dan 1841)

"The Lion Hunt" (Latvian National Museum of Art)

Lukisan yang diberi judul “The Lion Hunt” memiliki dua versi. Yang pertama dibuat pada 1840, dan yang lain dibuat satu tahun setelahnya dengan komposisi yang lebih matang. Lukisan ini dilukis Raden Saleh saat di Dresden, Jerman.

Kabarnya, lukisan-lukisan ini memikat para pecinta seni Jerman, yang saat itu memiliki ketertarikan besar tentang wilayah Timur. O ya, lukisan ini dijual seharga hampir dua juta Euro pada tahun 2011, lo, Millens.

3.  Perburuan Rusa (1846)

"The Deer Hunt" (Museummesdag)

Lukisan yang menggambarkan perjuangan untuk bertahan hidup ini merupakan salah satu karya paling ikonik dari Raden Saleh. Kabarnya karya yang diberi judul “The Deer Hunt” ini terjual di Singapura seharga 1,8 juta Dollar AS pada tahun 1996.

4.  Perburuan Banteng (1855)

"Wild Bull Hunt" (Ouest France)

Lukisan yang disebut sebagai “Wild Bull Hunt” ini merupakan salah satu karya Raden Saleh yang terkenal. Lukisan ini dinilai unik karena Raden Saleh melukis dirinya sendiri di atas kuda cokelat yang gagah. Karya ini dihargai sekitar 7.2 miliar Euro dan kini dimiliki oleh kolektor seni anonim dari Indonesia.

5.  Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857)

"Penangkapan Pangeran Diponegoro" (Nationalgeographic/Yunaidi Joepoet)

Omong-omong, lukisan ini menjadi karya milik Raden Saleh yang paling populer. Lukisan ini menunjukkan peristiwa sejarah penangkapan Pangeran Diponegoro. Kini, kamu bisa menemukannya dipamerkan di Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Kalau kamu, tertarik nggak untuk melihat karya-karya milik Raden Saleh ini secara langsung, Millens? (Goo, Mer, Kom/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024