BerandaHits
Kamis, 21 Agu 2024 13:00

Di Balik Fenomena Fatherless; Siapa Saja Bisa Jadi Ayah

Di Balik Fenomena Fatherless; Siapa Saja Bisa Jadi Ayah

Ustadz KH Fahrurozi menjadi pembicara di kajian Santrendelik Semarang. (Instagram/Santrendelik)

Tidak hanya ayah kandung, peran ayah dapat diisi oleh orang lain, seperti dosen atau senior. Yang terpenting adalah adanya seseorang yang berperan melindungi, memberi saran, dan nasihat.

Inibaru.id - Belakangan ini, isu "fatherless" atau kurangnya kehadiran figur ayah dalam kehidupan anak menjadi topik yang hangat dibicarakan. Banyak orang yang khawatir dengan dampaknya terhadap perkembangan anak, namun ada juga yang menilai fenomena ini tidak selalu berujung negatif.

“Hasil penelitian, Indonesia itu termasuk 10 besar negara yang fatherless, di mana peran seorang ayah itu kurang,” ujar Ustadz KH Fahrurozi saat menjadi pembicara di kajian Nongkrong Tobat Santrendelik Semarang belum lama ini.

Menurutnya, fenomena ini tidak terlepas dari budaya sistem patriarki yang mengharuskan laki-laki bekerja mencari nafkah, sedangkan anak di rumah bersama sang ibu. Inilah yang membuat anak kekurangan waktu bersama ayah.

"Kadang ayah harus berangkat pagi dan pulang petang. Ini membuat ayah sering kali pulang dalam kondisi lelah dan langsung tidur tanpa sempat berinteraksi dengan anak. Dari situlah anak merasa absen sosok ayah," jelas uztadz dengan pakaian putih itu.

Ustadz Fahrurozi membawakan tema <i>fatherless</i> kepada para jamaah. (Instagram/Santrendelik)

Namun, Fahrurozi juga menekankan bahwa fenomena fatherless ini tidak serta merta menghalangi anak-anak untuk meraih kesuksesan di masa depan. Tahu nggak, ternyata ada beberapa tokoh besar yang meskipun fatherless, tetap menjadi sosok hebat ketika dewasa.

“Contoh saja Nabi Isa yang tidak memiliki ayah, atau juga nabi Muhammad, yang berhasil menjadi sosok hebat tanpa adanya sosok ayah. Karena ayah Rasulullah meninggal saat dia masih dalam kandungan,” tambah Fahrurozi.

Lalu, apa sih sebenarnya permasalahan dari fatherless ini? Menurut Fahrurozi, masalahnya bukan pada ada atau tidaknya sosok ayah, melainkan lebih kepada peran ayah yang dapat diperankan oleh siapapun.

“Rasulullah tidak pernah dididik ayahnya, tapi dia mendapatkan peran ayah dari Abu Thalib. Jadi, anak tetap butuh figur ayah, tapi bukan berarti harus sosok yang dipanggil ayah," tutur ustadz yang juga sebagai dosen itu.

Para jamaah kajian Nongkrong Tobat Santrendelik mendengarkan penjelasan dari pembicara kajian. (Instagram/Santrendelik)

“Saya di kampus tidak hanya sebagai dosen yang mentransfer ilmu, tapi juga berperan sebagai ayah karena saya tahu kalian mahasiswa jauh dari orang tua. Bapak kos bisa memerankan sosok ayah, bahkan senior organisasi di kampus juga bisa berperan sebagai ayah yang kemudian memberi saran atau masukan," tandasnya.

Pada akhirnya, yang penting adalah kualitas interaksi, bukan sekadar kuantitas pertemuan dengan sosok ayah. Memahami dan memenuhi kebutuhan emosional dan psikologis anak dapat dilakukan oleh siapa saja yang peduli. Kuncinya terletak pada membentuk lingkungan yang kaya akan peran ayah, terlepas dari siapa yang memerankannya. (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025