Inibaru.id – Pada 2013 silam, mulai banyak laboratorium di Luar Negeri sana yang mengklaim sedang mengembangkan daging buatan. Salah satunya membuat patty atau isian burger tanpa daging sungguhan.
Meski tujuan awal penciptaan daging artifisial ini untuk memenuhi kebutuhan akan daging yang terus meningkat, tapi daging tanpa hewan dinilai bisa mengurangi dampak negatif lingkungan. Lalu perlukah kita benar-benar mengganti daging alami dengan daging dari lab?
Tentunya, keputusan untuk mengganti daging alami dengan daging buatan sepenuhnya tergantung pada preferensi dan nilai-nilai pribadi masing-masing individu.
Daging buatan atau daging tanpa hewan adalah produk makanan yang dihasilkan secara in vitro dari sel-sel hewan atau tanaman. Teknologi ini dikembangkan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein manusia yang semakin meningkat, namun juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan hewan.
Namun, keputusan untuk mengganti daging alami dengan daging buatan dapat menjadi kontroversial. Hal ini karena masih dalam tahap pengembangan dan pengujian yang belum selesai. Selain itu, beberapa orang mungkin lebih memilih untuk tetap makan daging alami karena alasan kesehatan, kebiasaan makan, atau karena nilai-nilai budaya atau agama.
Apakah daging buatan sehat dan menyehatkan?
Daging buatan atau daging tanpa hewan masih dalam tahap pengembangan dan pengujian, sehingga belum ada data yang cukup untuk memastikan apakah daging buatan secara khusus dapat menyehatkan.
Namun, jika daging buatan berhasil dikembangkan dan dijual di pasaran, kemungkinan besar akan memiliki keuntungan dari segi kesehatan dibandingkan dengan daging alami. Beberapa keuntungan yang mungkin dimiliki oleh daging buatan adalah:
Lebih rendah kandungan lemak jenuh
Beberapa jenis daging alami, seperti daging sapi dan babi, mengandung lemak jenuh yang tinggi. Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Daging buatan dapat dikembangkan dengan kandungan lemak yang lebih rendah, sehingga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
Bebas antibiotik dan hormon pertumbuhan
Beberapa produsen daging alami sering menggunakan antibiotik dan hormon pertumbuhan pada hewan ternak untuk meningkatkan pertumbuhan dan mengurangi risiko infeksi. Namun, penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat meningkatkan resistensi antibiotik pada manusia. Daging buatan dapat diproduksi tanpa menggunakan antibiotik dan hormon pertumbuhan, sehingga dapat membantu mencegah resistensi antibiotik.
Nggak terkontaminasi bakteri patogen
Daging alami dapat terkontaminasi oleh bakteri patogen, seperti E. coli dan Salmonella, yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Daging buatan diproduksi secara in vitro, sehingga dapat dijamin bahwa nggak terkontaminasi oleh bakteri patogen.
Namun, penting untuk diingat bahwa daging buatan masih dalam tahap pengembangan dan masih perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk memastikan bahwa produk tersebut aman dikonsumsi dan memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.
Meskipun demikian, jika teknologi daging buatan berhasil dikembangkan dan diterapkan secara luas, dapat membantu mengurangi dampak negatif produksi daging alami pada lingkungan dan kesejahteraan hewan. Hal ini juga dapat membantu memenuhi kebutuhan protein manusia yang semakin meningkat tanpa mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan hewan atau keberlanjutan lingkungan.
Untuk itu, penting untuk terus melakukan penelitian dan pengujian untuk memastikan bahwa teknologi daging buatan aman dan sesuai dengan nilai-nilai etis dan sosial masyarakat. Keputusan untuk mengganti daging alami dengan daging buatan harus didasarkan pada informasi yang jelas dan objektif serta nilai-nilai pribadi yang dipertimbangkan secara matang.
Hm, kalau kamu tertarik nggak mengonsumsi daging buatan? (Siti Zumrokhatun/E05)