BerandaHits
Selasa, 25 Sep 2017 20:24

Begini Jadinya Jika Gunung Agung Meletus Lagi, Wahh

Erupsi Gunung Agung di Karangasem, Bali pada1963. (Foto: sejarahbali.com)

Erupsi Gunung Agung pada 1963 menimbulkan dampak dasyat secara global. Dan kini, saat gunung tertinggi di Bali itu diprediksi akan segera meletus, dampak yang sama juga kembali menghantui masyarakat.

Inibaru.id – Lebih dari setengah abad lamanya raksasa Pulau Dewata, Gunung Agung, tertidur pulas. Namun, gunung tertinggi di Bali yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, itu kini berstatus Awas. Penduduk setempat pun dibuat waswas.

Kali terakhir gunung yang menjulang hingga ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut mengalami erupsi, tak kurang dari seribu jiwa terenggut. Kendati jarang terjadi, letusan Gunung Agung termasuk yang terbesar di antara aktivitas vulkanik global dalam 100 tahun terakhir.

Maka, ketika Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologis (PVMBG) menaikkan status Gunung Agung pada Jumat (22/9/2017) malam lalu, penduduk lereng gunung pun berbondong-bondong mengungsi. Sementara, proses evakuasi juga telah diberlakukan dalam jarak 7,5 kilometer dari puncak.

Dilansir dari The Conversation sebagaimana diberitakan Liputan6, Gunung Agung adalah satu dari jajaran gunung di wilayah Cincin Api yang mengelilingi Pasifik dan samudera timur India. Tak hanya letusannya saja yang sporadis, gunung berapi tipe stratovolcano ini juga mampu melontarkan abu vulkanik dan sulfur dioksida hingga ke atmosfer.

Baca juga: 13 Fakta Kondisi Gunung Agung yang Wajib Diketahui

Letusan Gunung Agung akan menimbulkan dampak yang luas. Tak hanya bagi penduduk Bali, tapi juga masyarakat di luar Bali. Maka, tak mengherankan jika sejumlah negara saat ini mulai membuat larangan berwisata (travel warning) ke Indonesia, khususnya Bali.

Kali terakhir Gunung Agung mengalami letusan dahsyat adalah pada 1963. Mengawali letusan dengan gempa bumi, abu vulkanik dan lahar mulai mengalir dari puncak gunung berkawah lebar itu hingga sejauh tujuh kilometer ke utara pada Februari tahun itu.

Tak sampai sebulan, letusan besar terjadi pada 17 Maret 1963, memuntahkan lava pijar, abu dan gas vulkanik, serta lumpur lahar, lantaran pada saat bersamaan terjadi hujan deras.

Berselang dua bulan kemudian, Gunung Agung kembali mengalami erupsi dengan ciri fisik yang tak jauh berbeda dari yang pertama. Korban demi korban berjatuhan. Kerugian materi pun tak lagi bisa dihitung.

Baca juga: Gunung Agung Berpotensi Meletus, Inggris Keluarkan Travel Advice

Banyak yang memprediksi, gunung yang dikeramatkan warga Bali ini akan mengalami hal serupa dalam waktu dekat. Salah satu cirinya adalah kian seringnya frekuensi gempa vulkanik dan tektonik di gunung kerucut tersebut.

Mengacu pada letusan pada 1963, salah satu dampak global erupsi Gunung Agung adalah kemungkinan gunung ini melontarkan sulfur dioksida dalam jumlah besar ke stratosfer bumi.

Apabila bereaksi dengan uap air, sulfur dioksida akan membentuk aerosol asam sulfat yang bertahan hingga hitungan tahun dan menyebabkan penurunan suhu atmosfer secara global antara 0,1 hingga 0,4 ℃.

Suntikan abu vulkanik Gunung Agung ke atmosfer Bumi juga berpotensi menyebabkan gangguan lalu lintas penerbangan regional maupun internasional. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: