BerandaHits
Selasa, 7 Okt 2024 16:39

Cinta Ibu yang Membutakan; Ketika Orang Tua Sulit Menerima Kesalahan Anak

Hindari membela anak ketika salah. (Unsplash)

Cinta seorang ibu kepada anaknya sering kali digambarkan sebagai cinta tanpa batas, namun dalam beberapa kasus, cinta ini bisa membutakan hati. Banyak ibu yang sulit menerima kenyataan ketika anak mereka terlibat dalam tindak kriminal. Ini adalah fenomena umum yang melibatkan ikatan emosional yang kuat, penyangkalan, dan rasa bersalah.

Inibaru.id - Cinta seorang ibu kepada anaknya memang sering kali dianggap sebagai cinta tanpa syarat. Namun, cinta yang luar biasa ini juga bisa memiliki sisi gelap yang nggak disadari. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah ketidakmampuan orang tua, terutama ibu, untuk menerima kenyataan bahwa anak mereka melakukan kesalahan, bahkan hingga melakukan tindakan kriminal. Mengapa hal ini terjadi?

Dalam banyak kasus, ketika seorang anak terlibat dalam masalah serius seperti tindak kriminal, seorang ibu bisa menjadi terjebak dalam penyangkalan. Ini adalah bentuk mekanisme pertahanan psikologis. Ibu merasa bahwa mengakui kesalahan anaknya berarti ada kegagalan dalam pola asuh atau peran sebagai orang tua.

Hal ini bisa memicu perasaan bersalah yang sangat dalam, karena selama bertahun-tahun, ibu biasanya adalah orang yang paling dekat dengan anak, merawat, membesarkan, dan mendidiknya.

Selain itu, ikatan emosional yang sangat kuat antara ibu dan anak juga berperan besar. Cinta seorang ibu seringkali melampaui logika, sehingga dia lebih cenderung membela anaknya tanpa memikirkan fakta yang ada. Pandangan seorang ibu terhadap anaknya mungkin sudah begitu terbentuk oleh kasih sayang dan pengorbanan, sehingga sulit bagi mereka untuk melihat sisi gelap dari perilaku anak. Dalam pandangan mereka, anak yang mereka kenal nggak mungkin melakukan kejahatan, dan jika terjadi, pasti ada alasan atau pihak lain yang harus disalahkan.

Terus dampingi dan dukung anak untuk memperbaiki kesalahannya. (Getty Images)

Fenomena ini juga dipengaruhi oleh cultural bias di mana ibu sering kali merasa bertanggung jawab secara pribadi atas setiap perilaku anak mereka. Dalam banyak budaya, ibu dianggap sebagai sosok utama yang membentuk moral dan karakter anak, sehingga kesalahan anak dianggap sebagai refleksi langsung dari dirinya.

Namun, perilaku penyangkalan ini dapat berdampak negatif, baik bagi ibu maupun anak. Ketidakmampuan orang tua untuk melihat kesalahan anak dapat menghalangi proses koreksi dan rehabilitasi. Anak yang nggak dihadapkan pada konsekuensi perbuatannya mungkin akan semakin sulit untuk memperbaiki diri.

Apa yang bisa dilakukan?

Penting bagi ibu (dan orang tua secara umum) untuk mendapatkan dukungan emosional dan profesional dalam menghadapi kenyataan pahit ini. Konseling keluarga dapat membantu mereka memahami bahwa menerima kenyataan bukan berarti gagal sebagai orang tua, tetapi justru langkah penting dalam membantu anak memperbaiki dirinya. Selain itu, komunitas atau kelompok dukungan orang tua bisa menjadi tempat berbagi pengalaman dan mendapatkan perspektif yang lebih luas.

Cinta ibu memang luar biasa, tetapi cinta yang benar adalah yang mampu mengakui kesalahan dan mendukung perbaikan, bukan yang membutakan dari kebenaran.

Jadi untuk para orang tua, berhentilah menganggap anak selalu benar jika nggak ingin mereka terjerumus lebih dalam. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: