BerandaHits
Sabtu, 31 Mar 2023 08:21

Cara Industri Fesyen Menjawab Permasalahan Krisis Air

Ilustrasi: Limbah tekstil yang dihasilkan dari industri fesyen dapat mencemari air dan tanah jika nggak diolah dengan benar. (Kompas/Rony Ariyanto Nugroho)

Dunia fesyen berkontribusi dalam pencemaran air melalui berbagai cara seperti produksi bahan baku, proses produksi pakaian, dan limbah tekstil. Meski begitu, sebagian dari mereka berusaha menjawab permasalahan krisis air bersih itu dengan langkah-langkah nyata.

Inibaru.id - Fast fashion belakangan menjadi bahan perbincangan banyak pihak karena dampak negatifnya yang serius. Dalam industri fast fashion, perubahan tren yang cepat dan produksi dalam jumlah besar menghasilkan produk yang murah, tetapi pada saat yang sama meningkatkan tekanan pada sumber daya dan lingkungan.

Salah satu dampak buruk dalam produksi pakaian secara besar-besaran itu adalah adanya limbah fesyen yang mencemari air. Pencemaran air dari dunia fesyen itu bisa dari produksi bahan baku, proses produksi pakaian, dan limbah tekstil.

Sebagai informasi, produksi bahan baku seperti kapas, sutera, dan wol membutuhkan penggunaan pestisida dan bahan kimia beracun yang dapat mencemari air dan tanah. Selain itu, proses produksi pakaian seperti pencelupan dan pemrosesan juga memerlukan penggunaan bahan kimia yang dapat mencemari air. Limbah tekstil yang dihasilkan dari industri fesyen juga dapat mencemari air dan tanah jika nggak diolah dengan benar.

Upaya Penyelamatan dari Krisis Air

Illustrasi: Fast fashion memberikan dampak buruk bagi ketersediaan air bersih. (Shutterstock/Sundry Photography)

Sebagian perusahaan fesyen telah menyadari adanya dampak signifikan yang berakibat buruk bagi ketersediaan air bersih akibat berjalannnya industri pakaian. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai upaya untuk menjawab permasalahan krisis air tersebut.

Millens, kamu mau tahu nggak apa kontribusi yang sudah mereka lakukan dan bisa menjadi contoh bagi perusahaan fesyen lainnya? Ini dia di antara bentuk upaya mereka.

1. Penggunaan bahan ramah lingkungan

Ada industri fesyen yang menggunakan bahan baku yang lebih ramah lingkungan seperti serat alami, serat organik, serat daur ulang, dan serat tanaman yang dapat tumbuh dengan penggunaan air yang sedikit.

Selain itu, teknologi baru seperti pencelupan yang lebih hemat air dan pengolahan bahan baku yang lebih efisien juga dapat membantu mengurangi penggunaan air dalam produksi pakaian.

2. Mengurangi limbah tekstil

Sebagian industri fesyen meminimalkan limbah tekstil dengan mendaur ulang, mendonasikan, atau menjualnya sebagai produk baru. Selain itu, penggunaan bahan daur ulang dapat mengurangi penggunaan bahan baku baru dan memperpanjang umur pakaian.

3. Menggunakan teknologi hijau

Ilustrasi: Ada beberapa perusahaan fesyen yang menyadari kerusakan lingkungan akibat produksi pakaian, lalu melakukan langkah perbaikan lingkungan. (Blog.Dzargo/Unsplash)

Menggunakan teknologi hijau dan pengolahan limbah yang lebih efisien menjadi salah satu upaya untuk memperbaiki sistem daur ulang air. Sebagian perusahaan fesyen telah melakukannya untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan sumber daya air.

4. Mendorong praktik fesyen berkelanjutan

Industri fesyen mendorong praktik fesyen yang berkelanjutan melalui kampanye sosial dan edukasi konsumen tentang dampak lingkungan dari produksi pakaian. Mereka juga membentuk kemitraan dengan organisasi lingkungan untuk mempromosikan praktik yang lebih berkelanjutan.

5. Menggunakan sumber daya air dengan bijak

Ada industri fesyen yang sadar untuk menggunakan sumber daya air dengan bijak. Caranya dengan memperhatikan penggunaan air dalam produksi dan memilih pabrik yang mempertimbangkan dampaknya terhadap sumber daya air lokal.

Maraknya fast fashion seperti nggak bisa dihindari lagi. Untungnya, meski masih sedikit, ada perusahaan yang sadar dan nggak mengabaikan faktor kerusakan lingkungan sebagai dampak dari produksi pakaian secara massal.

Semoga langkah-langkah menghalau krisis air tersebut bisa diterapkan oleh lebih banyak lagi perusahaan pakaian, di dalam ataupun di luar negeri ya, Millens! (Siti Khatijah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: