BerandaHits
Rabu, 26 Agu 2025 13:04

Butuh Waktu Tujuh Jam untuk Bacakan Nama Belasan Ribu Anak Korban Genosida di Gaza

Seorang ibu meratapi putranya yang tewas dalam serangan udara Israel di Khan Younis, Gaza. Hingga kini, tercatat belasan ribu anak menjadi korban konflik yang berubah menjadi genosida tersebut. (Getty Image/Ahmad Hasaballah via NBC News)

Bertempat di 'kota penuh bekas luka' Marzabotto, Kardinal Zuppi butuh waktu sekitar tujuh jam untuk berdoa dan membacakan dokumen setebal 469 halaman yang berisikan daftar lebih dari 12 ribu nama anak korban genosida di Gaza; berlangsung dari siang hingga larut malam.

Inibaru.id - Pertengahan Agustus 2025 lalu, Kardinal Matteo Zuppi yang merupakan Uskup Agung Bologna dan Ketua Konferensi Waligereja Italia, duduk di reruntuhan Gereja Casaglia di Marzabotto, sebentuk kota kecil yang berlokasi sekitar 27 kilometer ke arah selatan-barat daya dari Bologna.

Meski kecil, kota molek ini dikenal luas karena menjadi lokasi memorial tragedi Perang Dunia II. Di kota bersejarah yang penuh dengan bekas luka itulah Zuppi memimpin doa kesunyian yang dramatis.

Selama tujuh jam penuh, dia membacakan satu per satu nama dan usia anak-anak yang tewas dan menjadi korban dalam genosida yang terjadi di Gaza selama hampir tiga tahun. Dalam daftar setebal 469 halaman ini, sebanyak 12.211 nama Palestina dan 16 dari Israel tercatat sejak serangan pertama pada 7 Oktober 2023.

"Kami akan sebutkan nama-nama tersebut satu per satu," seru Zuppi saat memulai vigili atau doa malam, menembus sunyi, menggema sebagai permohonan bersama agar dunia nggak melupakan wajah-wajah kecil itu. "Kami ingin kita mengingat nama mereka, untuk menghormati dan menyelamatkan dari anonimitas."

Pesan yang Menggugah

Vigili ini berlangsung pada 15 Agustus lalu, bertepatan dengan peringatan penting umat Katolik, yakni hari ketika Bunda Maria diangkat ke surga. Dalam ritual tersebut, Zuppi menyematkan satu pesan yang sungguh menggugah.

"Ingatlah mereka. Setiap orang memiliki nama, maka selamatkan mereka dari kehilangan identitasBelasan ribu korban ini bukanlah sekadar angka," sebut kardinal 69 tahun tersebut.

Kardinal Matteo Zuppi membacakan nama dan usia belasan ribu korban genosida di Gaza. (X/ToryFibs)

Zuppi sengaja menjadikan Marzabotto sebagai lokasi vigili untuk mengingatkan dunia pada genosida yang juga pernah terjadi di sini pada masa Perang Dunia II. Perlu kamu tahu, dalam upaya melawan Italia, sekitar September-Oktober 1944 pasukan SS Nazi melakukan pembantaian terhadap ratusan warga sipil di kota ini.

Ritual digelar di reruntuhan Gereja Casaglia yang diluluhlantakkan Nazi antara akhir September. Zuppi seakan ingin menegaskan seberapa perlu mengingat korban, betapa kejinya peperangan, dan sungguh krusial sebuah perdamaian.

Doa yang Menegaskan Harapan

Sedikit informasi, sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023, konflik yang perlahan berubah menjadi genosida di Gaza masih berlangsung hingga kini. Kementerian kesehatan setempat memaparkan, korban meninggal di Gaza mencapai 31.045 orang, sedangkan yang mengalami luka sebesar 72.654 orang.

Hampir 70 persen dari korban tersebut adalah anak-anak dan perempuan. Karena alasan inilah Kardinal Zuppi mengundang seluruh masyarakat dunia untuk berkomitmen dalam menemukan atau mengejar jalan menuju perdamaian dengan kecerdasan dan semangat yang lebih besar.

"Di tempat ini penderitaan pernah terjadi dan sejak saat itu selalu menjadi lokasi untuk mengingat semua korban. Maka, (terkait genosida di Gaza) kita bisa mulai dengan gencatan senjata dan menawarkan persyaratan untuk melakukannya," tegasnya.

Ya, Zuppi nggak hanya berhenti pada membaca nama, tapi juga menyerukan langkah konkret seperti perdamaian yang cerdas, penghentian perang, dan perlakuan manusiawi bagi semua. Sosok yang pernah ditunjuk Paus untuk misi perdamaian ini menggunakan doa tersebut sebagai panggilan untuk aksi kolektif.

Dalam sebuah konflik, anak-anak selalu menjadi korban, padahal mereka mungkin menjadi satu-satunya pihak yang nggak bersalah. Maka, saat perang dijadikan sebagai alasan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang, apakah dalih ini relevan? (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: