BerandaHits
Kamis, 23 Agu 2023 18:52

BMKG Ramal Krisis Air dan Pangan Bakal Semakin Parah pada 2050

Pada 2050, semakin banyak lahan yang nggak bisa lagi ditanam. (Detik/Antara/Anis Efizudin)

Ramalan BMKG sepertinya nggak bisa disepelekan ya, Millens. Pada 2050 alias 27 tahun lagi, krisis air dan krisis pangan bakal semakin parah terjadi di seluruh dunia. Apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya?

Inibaru.id – Kamu sadar nggak dalam beberapa tahun belakangan bencana alam semakin sering terjadi di mana-mana?

Selain karena pemanasan global yang sepertinya memang sudah sulit untuk dihentikan, kebiasaan buruk manusia yang masih menyepelekan alam membuatnya datang secara bertubi-tubi. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut pada 27 tahun ke depan, kondisi alam yang memburuk akan membuat krisis air dan pangan semakin parah di seluruh dunia.

Padahal, kamu tahu sendiri kan air dan makanan adalah kebutuhan dasar manusia. Tanpa adanya kedua hal tersebut, manusia bisa jatuh sakit atau meninggal. Berita buruknya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut kedua hal tersebut bisa jadi akan semakin sulit dicari pada 2050 nanti.

“Kondisi ini akan melanda semua negara, termasuk Indonesia. Perubahan iklim dampaknya nggak hanya sekadar membuat permukaan air lait naik. Lahan yang bisa ditanami jadi semakin berkurang. Sekarang mungkin kita bisa impor. Di masa depan, mau impor beras dari mana?” ucap Dwikorita sebagaimana dilansir dari Cnbc, Senin (21/8/2023).

Organisasi pangan dan pertanian PBB FAO (Food and Agriculture Organization) juga mengungkap prediksi serupa. Mereka menyebut 500 juta orang yang berprofesi sebagai petani kecil, yang tanpa disadari menyokong 80 persen kebutuhan pangan di seluruh dunia, bakal terdampak perubahan iklim. Besar kemungkinan mereka akan kesulitan mendapatkan hasil panen yang baik di masa depan jika kondisi alam tak kunjung diperbaiki.

“Sekarang saja kenaikan suhu global 1,2 derajat sudah menyebabkan banyak kejadian ekstrem. Kalau nggak ada mitigasi, kenaikannya bisa mencapai 3,5 derajat Celcius, bakal jauh lebih mengerikan,” ungkap Dwikorita.

Krisis air dan krisis pangan bisa melanda seluruh dunia dalam waktu dekat. (Kabarjombang)

Apa yang diungkap Dwikorita nggak asal cuap. Belakangan ini, data yang diungkap Unit Intelijen Iklim dan Energi (ECIU) Inggris juga mengungkap semakin menurunnya pasokan buah dan sayuran segar ke negara tersebut dari negara-negara Mediterania. Ini mengkhawatirkan lantaran iklim Inggris hanya cocok ditanami jenis tanaman tertentu. Itu sebabnya mereka bergantung pada pasokan dari negara lain. Berkurangnya pasokan bahan makanan bisa memicu kelaparan.

Lantas, apa nggak ada solusi sama sekali terkait dengan hal ini? Selain menekan pembuat kebijakan di negara-negara seluruh dunia untuk mengedepankan teknologi dan bahan bakar ramah lingkungan serta mulai memperbaiki kondisi alam, para petani juga dituntut harus lebih cermat dalam memahami fenomena cuaca serta iklim yang semakin sulit diprediksi.

“Kalau mengetahui tentang cuaca, iklim, dan perubahannya dengan lebih dini, petani tentu bisa merencanakan kapan bisa menanam, tanaman apa yang cocok ditanam dengan kondisi cuaca atau iklim tertentu, bagaimana pengelolaan airnya, dan lain sebagainya,” ujar Dwikorita sebagaimana diungkap dalam rilis pers BMKG (1/8).

Selain itu, kita sepertinya memang harus lebih serius dalam menjaga alam ya, Millens. Nggak hanya dengan melakukan penanaman pohon, Yuk kita mulai membersihkan saluran air dari sampah dan limbah, serta nggak lagi buang sampah sembarangan.

Lebih dari itu, kita juga bisa mulai lebih sering memakai transportasi umum demi mengurangi emisi gas buang ke bumi. Setuju? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: