BerandaHits
Jumat, 11 Mei 2023 14:38

Berbagai Alasan Kamu Nggak Seharusnya Ikutan Flexing

Flexing yaitu hobi memamerkan harta. (Pexels)

Flexing merupakan istilah untuk perilaku suka memamerkan harta agar mendapat pengakuan orang lain. Namun, ada banyak alasan kamu seharusnya nggak ikut-ikutan memamerkan harta atau pencapaian.

Inibaru.id - Tren flexing mengacu pada gaya hidup yang cenderung memamerkan kekayaan dan kemewahan melalui media sosial atau interaksi sosial. Salah satu tujuannya, agar orang lain mengikuti apa yang dilakukan atau dikatakan. Karena itu, perilaku ini banyak dilakukan sebagai strategi pemasaran.

Meskipun bisa menjadi hal yang menyenangkan atau membanggakan untuk menunjukkan hasil kerja keras atau prestasi, namun terlalu memamerkan harta benda dan kemewahan bisa memiliki dampak negatif.

Pertama-tama, hal itu dapat membuat orang merasa rendah diri atau nggak berharga jika mereka nggak dapat meniru gaya hidup yang sama.

Kondisi ini dapat memperkuat kesenjangan sosial dan meningkatkan tekanan sosial untuk mempertahankan citra kekayaan dan kemewahan yang dipromosikan.

Selain itu, mementingkan flexing dapat mengabaikan nilai-nilai yang lebih penting seperti kebahagiaan, kesehatan, dan kehidupan sosial yang memuaskan. Terlalu fokus pada penampilan luar dan status sosial dapat mengorbankan kebahagiaan dan kepuasan dalam hal-hal yang lebih bermakna dalam hidup.

Akhirnya, mendorong tren flexing juga dapat memperkuat sikap konsumtif dan penggunaan sumber daya yang berlebihan. Perilaku seperti itu dapat merusak lingkungan dan memperburuk masalah sosial seperti ketimpangan ekonomi dan kemiskinan.

Karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan yang lebih luas sebelum mengikuti tren flexing. Lebih baik fokus pada nilai-nilai yang lebih penting dan mencari cara-cara untuk memberikan kontribusi positif pada dunia sekitar kita.

Flexing Merusak Lingkungan

Tanpa kamu sadari budaya flexing bisa merusak lingkungan. (via Orami)

Sebentar, mengapa tren flexing disebut dapat merusak lingkungan? Jadi begini, memamerkan harta juga dapat melibatkan penggunaan sumber daya yang berlebihan dan menciptakan limbah yang berbahaya. Beberapa contoh dari hal ini termasuk:

Konsumsi yang Berlebihan

Orang yang terlalu memamerkan kekayaan dan kemewahan sering kali juga mengkonsumsi barang-barang mahal secara berlebihan, termasuk barang-barang mewah yang dibuat dengan cara yang nggak ramah lingkungan. Misalnya, mereka mungkin sering membeli mobil mahal yang menggunakan bahan bakar fosil atau mengoleksi barang-barang mewah dari bahan yang nggak bisa didaur ulang.

Penggunaan Energi Berlebihan

Gaya hidup yang sering kali dihubungkan dengan flexing, seperti perjalanan ke destinasi mewah, penerbangan pribadi, atau penggunaan gedung-gedung besar yang memerlukan AC yang berlebihan dapat memperburuk dampak perubahan iklim.

Hal ini juga memerlukan konsumsi energi yang sangat tinggi yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada lingkungan.

Pemanfaatan Bahan Kimia Berbahaya

Beberapa barang mewah yang digunakan untuk flexing mungkin mengandung bahan kimia berbahaya atau sulit untuk didaur ulang. Misalnya, barang-barang elektronik seperti telepon pintar, televisi dan peralatan lainnya mengandung bahan kimia yang berbahaya seperti timah, kadmium, dan merkuri. Jika nggak didaur ulang dengan benar, barang-barang ini dapat berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Dalam rangka memelihara keberlangsungan lingkungan yang baik, kita harus mempertimbangkan dampak dari konsumsi kita pada lingkungan dan mencari cara-cara untuk mengurangi penggunaan sumber daya dan mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

Kita dapat memilih untuk mengonsumsi produk yang ramah lingkungan dan mendukung perusahaan yang mempertimbangkan dampak lingkungan mereka.

Selain itu, kita juga dapat memilih untuk mengedepankan nilai-nilai yang lebih penting dalam hidup kita, seperti kesehatan, hubungan sosial yang baik, dan kebahagiaan, daripada hanya memamerkan kekayaan dan kemewahan.

Wah, ternyata flexing nggak cuma mengganggu mental tapi juga merusak lingkungan ya, Millens? Masih mau flexing? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: