BerandaHits
Sabtu, 2 Des 2022 09:22

Banjir di Pati, Kondisi Alam di Pegunungan Kendeng Perlu Diperbaiki

Banjir di Pati ditengarai karena rusaknya alam di Pegunungan Kendeng. (Jatengheadline)

BPBD, pemerintah daerah, dan masyarakat kompak menuding kerusakan alam di Pegunungan Kendeng sebagai penyebab banjir di Pati. Perbaikan alam, khususnya penghijauan dan penghentian eksploitasi alam di pegunungan tersebut mutlak harus segera dilakukan.

Inibaru.id – Dalam tempo kurang dari satu tahun, Kabupaten Pati, Jawa Tengah mengalami dua kali banjir besar. Setelah mengalaminya pada Juli 2022 lalu, Pati kembali dilanda banjir pada Rabu (30/11/2022) malam. Banjir bandang yang disebut terakhir bahkan menenggelamkan dua kecamatan dan membuat dua orang meninggal dunia.

Banjir bandang kali ini membuat sejumlah pihak menuding rusaknya alam di Pegunungan Kendeng sebagai penyebabnya. Betewe, Pegunungan Kendeng yang merupakan pegunungan kapur ini memang terlihat semakin tandus dalam beberapa tahun belakangan. Hal itu disebabkan banyak pohon yang ditebangi sehingga nggak ada lagi resapan air yang mumpuni.

“Kalau di Kendeng hujan deras, pasti bakal banjir. Yang terdampak adalah Kecamatan Winong dan Tambakromo,” ujar Camat Tambakromo, Pati Mirza Nur Hidayat sebagaimana dilansir dari Murianews, Kamis (1/12/2022).

Hal yang sama juga diungkap warga Desa Sinomwidodo, salah satu desa di Kecamatan Tambakromo yang paling parah dilanda banjir, Kaswadi.

“Ini banjir dari Pegunungan Kendeng,” tuturnya sebagaimana dilansir dari Suaramerdeka, Kamis (1/12).

Penghijauan Harus Segera Dilakukan

Dalam setahun, Pati mengalami dua kali banjir besar. (Kompas/Raditya Mahendra Yasa)

Keluhan warga ternyata didengar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati. Kepala Pelaksana Harian badan tersebut Martinus Budi Prasetyo menyebut kerusakan alam di Pegunungan Kendeng sudah nggak bisa dibiarkan lagi.

“Iya, salah satu faktor penyebab banjir di Pati karena berkurangnya penghijauan di Pegunungan Kendeng. Air nggak lagi terserap akar pohon dan langsung turun ke dataran rendah, masuk ke sungai bersama lumpur,” ucapnya dikutip dari Medcom, Kamis (1/12).

Sayangnya, hutan di Pegunungan Kendeng telah banyak beralih fungsi menjadi ladang jagung bahkan lokasi pertambangan liar. Banyak orang yang menambang kapur di sana tanpa izin. Padahal, aksinya jelas-jelas merusak lingkungan sekitar.

Meski warga dan sejumlah pihak lain sudah meminta pemerintah, khususnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk segera menghentikan eksploitasi alam di Pegunungan Kendeng, nyatanya belum ada tindakan serius yang dilakukan. Jika hal ini terus terjadi, bisa jadi banjir besar dan bencana-bencana lain bakal melanda Pati atau daerah-daerah di sekitarnya dalam waktu dekat.

Hm, semoga saja penghijauan di Pegunungan Kendeng bisa segera dilakukan agar alam nggak semakin rusak, ya Millens. Kamu juga perlu meningkatkan kewaspadaan mengingat biasanya pergantian tahun musim hujan mencapai puncaknya dan bencana alam mungkin terjadi. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024