BerandaHits
Minggu, 24 Okt 2020 18:45

Atasi Obesitas dan 3 Alasan Lain Kamu Harus Mulai Makan Serangga

Entomofagi punya berbagai manfaat. (Idn Times)

Meski terdengar menjijikkan, mengonsumsi serangga ternyata punya berbagai manfaat selain kaya gizi, makan serangga juga dapat menjadi solusi dari kelapran gang melanda dunia. Kok bisa?

Inibaru.id - Praktik mengonsumsi serangga atau disebut entomofagi lazim dilakukan oleh sebagian penduduk dunia. Bahkan menurut laporan Food and Agriculture Organizatin (FAO), entomofagi dilakukan oleh sekitar dua miliar penduduk dunia sebagai bagian dari diet.

Entomofagi menjadi praktik umum di beberapa negara seperti Tiongkok, Afrika, Asia, Australia, Selandia Baru, dan negara-negara berkembang di Amerika Tengah dan Selatan.

Namun, di wilayah barat, praktik ini belum mampu menggugah selera penduduknya. Journal of Insects as Food and Feed mengungkap fakta bahwa 72% warga Amerika menolak mengonsumsi serangga. Mereka beranggapan bahwa praktik ini sebagai tindakan menjijikkan dan perilaku primitif.

Eits, sebelum kamu ikut-ikutan jijik, beberapa manfaat mengonsumsi serangga ini perlu kamu ketahui.

Mengatasi Obesitas

Gizi dalam serangga dipercaya dapat mengatasi obesitas. (Idn Times)

Mayoritas serangga memiliki kandungan protein, lemak sehat, zat besi, dan kalsium. Maka, jenis pangan ini dinilai bergizi tinggi. Bahkan, para ahli FAO mengklaim gizi dalam serangga setara dengan daging sapi.

100 gram jangkrik mengandung sekitar 121 kalori, 12,9 gram protein, 5,5 gram lemak, dan 5,1 gram karbohidrat. Sementara, 100 gram daging sapi mengandung 23,5 gram protein dan lemak sekitar 21,2 gram.

Rendahnya lemak pada serangga membuat ahli berpikir bahwa mengonsumsi serangga dapat mengatasi obesitas.

Mencegah Malnutrisi

Serangga sebagai sumber gizi murah dan mudah didapat. (VOA Indonesia)

UNICEF mengungkapkan hampir setengah kematian anak di bawah usia lima tahun yang sering terjadi di Asia dan Afrika disebabkan oleh malnutrisi. Terkait hal ini, PBB mengatakan praktik entomafogi dapat memberantas masalah kekurangan gizi di negara-negara berkembang.

Malnutrisi dapat meningkatkan risiko penyakit, merusak fungsi kognitif anak, serta dapat menyebabkan kematian. Sehingga, serangga sebagai sumber gizi yang murah dan mudah didapat sangat bermaanfaat bagi negara dengan penduduk yang berpenghasilan rendah.

Memenuhi Kebutuhan Pangan Dunia

Berbagai olahn serangga. (H.I.S Travel)

Seiring meningkatnya populasi dunia, praktik entomafogi dapat menjadi solusi dari kekurangan pangan. WHO memprediksi populasi dunia diperkirakan akan meningkat sekitar 2 miliar penduduk. Untuk itu, bumi perlu memproduksi 50 persen makanan lebih banyak.

Padahal, perubahan iklim dapat mengurangi hasil panen hingga 25 persen. Maka, menurut FAO, praktik entomofagi merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan ini. Apalagi serangga yang dimasak memiliki risiko untuk menginfeksi manusia lebih rendah ketimbang hewan ternak.

Bertani dan Beternak dapat Menghancurkan Bumi

Peternakan dan pertanian dapat menghancurkan bumi. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta A)

Lahan-lahan pertanian, peternakan, dan pengolahan hewan ternak ternyata menghasilkan ribuan ton CO2 ke atmosfer lo, Millens! Semakin tingginya permintaan pasar turut meningkatkan produksi CO2 yang dilepaskan ke atmosfer.

Jika kebiasaan mengonsumsi hewan ternak dapat dikurangi, bukan nggak mungkin kamu juga berkontribusi atas keselamatan bumi. Bumi juga dapat diperbaiki jika praktik entomofagi menjadi hal yang lazim bagi penduduk bumi.

Nah, mungkin sekaranglah saatnya kita mengalihkan perhatian pada serangga ya! Eits, tapi kalau semua orang makan serangga, binatang pemakan serangga makan apa ya? Ha-ha. (Nat/IB27/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: