BerandaHits
Jumat, 2 Feb 2023 14:25

Anak Jadi Kelompok Rentan Penculikan, Ayuk Tingkatkan Pengawasan!

Ilustrasi: Jumlah kasus penculikan tahun 2022 meningkat dibanding tahun sebelumnya. (Istimewa)

Penculikan dan hoaks tentang penculikan sedang ramai dibicarakan para orang tua. Mereka khawatir kejadian malang itu akan menimpa anak-anak mereka. Untuk mengantisipasi terjadinya penculikan, butuh pengawasan dari berbagai pihak.

Inibaru.id - Penculikan anak adalah hal yang ditakutkan oleh para orang tua. Belakangan di negara kita penculikan anak sering terjadi. Sontak hal itu memicu kekhawatiran berlebih para orang tua. Mereka menjadi overprotektif melepas anak berangkat sekolah atau bermain.

Ketakutan mereka makin menjadi ketika berita penculikan yang terjadi di Makasar baru-baru ini viral di media massa. Peristiwa itu terjadi awal Januari 2023. Dua remaja menculik bocah 11 tahun untuk dibunuh dan diambil ginjalnya. Si penculik tergiur dengan besarnya uang dari menjual organ ginjal. Sungguh miris ya, Millens?

Kekhawatiran para orang tua itu memang beralasan. Berdasarkan Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) pada 2022, angka kasus penculikan anak mencapai 28 kejadian sepanjang tahun. Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 15 kejadian.

Anak Sering Jadi Korban Penculikan

Ilustrasi: Anak merupakan kelompok rentan yang belum mampu melindungi diri sendiri dan menggunakan hak-haknya secara mandiri. (Vibizmedia/Sartika)

Wah, kenapa penculikan anak bukannya semakin berkurang tapi malah bertambah ya? Menurut Sekretaris Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Putri Aisyiyah Rachma Dewi, ada banyak faktor mengapa anak sering menjadi korban penculikan.

Pertama, karena anak merupakan kelompok yang rentan. Anak belum mampu melindungi diri sendiri dan menggunakan hak-haknya secara mandiri. Kedua, karena pengawasan orang tua yang lemah.

“Pengawasan ini penting dilakukan terutama anak sedang berada di luar rumah. Sekarang ini banyak orang tua yang terlalu sibuk dengan urusannya sehingga kurang memperhatikan lingkungan bermain anak,” ujarnya di laman resmi Unesa, Selasa (31/1/2023).

Meski demikian, meningkatkan pengawasan kepada anak bukan berarti menakut-nakuti mereka ya. Putri menegaskan agar orang tua nggak boleh berlebihan mengawasi mereka sampai menimbulkan mean world syndrome atau sindrom dunia yang kejam.

“Sindrom ini membuat orang tua membatasi dan melarang anak untuk bermain maupun mengeksplor daya kembang di luar rumah karena ketakutan yang berlebihan. Hal ini juga buruk bagi anak,” ujarnya.

Tanggung Jawab Siapa?

Ilustrasi: Untuk mencegah penculikan dibutuhkan kerja sama berbagai pihak dalam melakukan pengawasan. (Antara)

Kamu yang kini tengah menjadi orang tua atau memiliki saudara usia anak nggak perlu khawatir berlebihan dengan merebaknya isu penculikan ini ya, Millens. Tetap berpikir tenang dan bersama-sama kita menjalankan peran masing-masing.

Sadarilah bila penculikan anak bisa kita cegah dengan adanya kerja sama dari berbagai pihak. Selain orang tua yang harus meningkatkan pengawasan, pihak lain seperti sekolah, lingkungan masyarakat, dan pemerintah juga nggak boleh tinggal diam.

Sekolah hendaknya membuat sistem keamanan yang menjamin keselamatan anak selama belajar di dalam sekolah. Sementara masyarakat sekitar harus meningkatkan pengawasan terhadap kedatangan orang asing di lingkungannya. Sedangkan pemerintah kita harap peran sertanya untuk membuat program pencegahan penculikan yang menyentuh hingga level RT.

Jika semua pihak bahu-membahu melakukan pengawasan ditambah penegakkan hukum yang baik di Indonesia pasti penculikan nggak akan terjadi. Betul nggak? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: