Inibaru.id - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini menjadi bagian penting dari perkembangan teknologi. Meski banyak yang menganggap AI sebagai ancaman bagi berbagai industri, termasuk media, AI bisa digunakan untuk membantu jurnalis dalam membuat berita.
Damar Juniarto, Pendiri PIKAT Demokrasi (Pusat Inovasi Kecerdasan Artifisial dan Teknologi untuk Demokrasi) menjelaskan bahwa banyak media saat ini sudah menggunakan AI dalam produksi berita. Bahkan, beberapa berita yang dibuat dengan bantuan AI telah memenangkan penghargaan Pulitzer, yang merupakan penghargaan tertinggi di bidang jurnalistik.
Damar mencontohkan beberapa media yang memanfaatkan AI seperti The New York Times yang menggunakan AI untuk mengidentifikasi kawah bom seberat 2.000 pon di Gaza, di area yang seharusnya aman bagi warga sipil.
"Ini adalah salah satu contoh bagaimana AI bisa membantu jurnalis dalam mengungkap fakta," katanya saat sesi Master Class di Indonesia Digital Conference (IDC) 2024 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Di Indonesia, media seperti Narasi menggunakan AI untuk menyusun laporan peristiwa Tragedi Kanjuruhan pada 2022. Sementara Beritagar memanfaatkan AI untuk pelaporan berita sepak bola.
"Bahkan, Thai.news menggunakan AI sepenuhnya untuk menyusun berita breaking news," tambah Damar.
Selain membantu dalam pembuatan berita, AI juga bisa digunakan untuk melindungi narasumber, misalnya dengan teknologi seperti media sintetis yang dapat memburamkan atau memodifikasi wajah dan suara. AI juga memungkinkan pembuatan rekonstruksi lokasi untuk melindungi lokasi asli jika diperlukan, serta membantu menggambarkan peristiwa yang tidak ada dokumentasi aslinya.
Ika Ningtyas, jurnalis Tempo, menyatakan bahwa meskipun AI telah banyak digunakan untuk memproduksi konten berita, teknologi ini tidak bisa menyelesaikan semua tugas jurnalistik.
"Media harus tetap mengawasi perkembangan teknologi AI dan dampaknya terhadap hak asasi manusia (HAM)," ujar Ika.
Ika juga menyoroti berbagai risiko yang terkait dengan penggunaan AI dalam jurnalistik, seperti kurangnya transparansi, pelanggaran privasi, masalah hak cipta, bias data, dan ketidakakuratan.
"AI mengumpulkan materi dari berbagai sumber tanpa menyebutkan sumbernya secara spesifik, sehingga menimbulkan banyak tantangan," tambahnya.
Ya, sekarang jadi lebih mudah, kan? Awak media bisa memanfaatkan AI untuk mendukung kerjanya dalam menyajikan informasi ke masyarakat dengan lebih akurat, cepat, dan tepat. (Siti Khatijah/E07)