BerandaFilm
Jumat, 7 Sep 2017 10:11

Biopic Wiji Thukul Berjaya di Festival Film Bulgaria

Biopic Wiji Thukul Berjaya di Festival Film Bulgaria (Foto: google)

Film Istirahatlah Kata-kata dipilih untuk diikutsertakan dalam kompetisi ini karena cerita Widji menarik. Tokoh ini dapat terjadi pada siapa saja sehingga wakil dari bangsa lain pun bisa merefleksikan isi ceritanya.

Inibaru.id – Kita patut berbangga dengan film-film bagus buatan anak bangsa yang berjaya di berbagai festival internasional. Yang terbaru, film karya sineas berbakat Indonesia, Yosep Anggi Noen yang berjudul Istirahatlah Kata-Kata (2016) berhasil meraih penghargaan khusus pada Festival Film Internasional (IFF) "Love is Folly” yang berlangsung di Kota Varna, Bulgaria.

Dihelat sejak 25 Agustus hingga 3 September 2017, penghargaan itu pun langsung diterima oleh Konsul Kehormatan RI di kota Varna, Krassimir Simov. Sebanyak 102 film ditayangkan dalam ajang ini, termasuk di antaranya film yang menceritakan tentang aktivis cum sastrawan Wiji Thukul ini.

Dilansir dari Tempo, dalam IFF tersebut, Indonesia memiliki segmen khusus Indonesian Panorama yang menayangkan enam film nasional pilihan, di antaranya Istirahatlah Kata-kata, Nokas, Athirah, Salawaku, Emma, Aisyah Biarkan Kami Bersaudara, dan Kejarlah Daku Kau Kutangkap.

Baca Juga :Film Keren Ini Sedang Tayang di Bioskop Indonesia dan akan Dibawa ke Festival Internasional

Dalam sesi khusus Indonesia itu, Salawaku menjadi film pembuka pada tanggal 26 Agustus, sehari setelah gala Red Carpet IFF. Pemeran utama film tersebut, Karina Salim, turut hadir dalam penayangannya.

Sementara dalam penayangan Istirahatlah Kata-kata, dua aktor berbakat Tanah Air, Gunawan Maryanto (Wiji Thukul) dan Marissa Anita (Sipon, istri Wiji Thukul) juga turut diundang.

Film Istirahatlah Kata-kata merupakan kritik bagi rezim Orde Baru. Film ini merupakan biopic Wiji Thukul. Dalam film diceritakan, ia tengah melarikan diri dari para serdadu yang mengejarnya lantaran dianggap terlalu kritis dalam berkarya. Wiji kemudian berdiam diri di Pontianak.

Dalam kehidupan nyata, Wiji adalah salah satu sosok yang “dihilangkan” oleh rezim Soeharto tersebut. Hingga kini, tak ada yang tahu rimba dari penyair kritis ini.

Kurator Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Sekar Ayu Asmara, mengatakan, film Istirahatlah Kata-kata dipilih untuk diikutsertakan dalam kompetisi ini karena cerita Widji menarik. Tokoh ini dapat terjadi pada siapa saja sehingga wakil dari bangsa lain pun bisa merefleksikan isi ceritanya.

Sekretaris pertama fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) KBRI Sofia, Nurul Sofia mengungkapkan, penghargaan yang diterima Istirahatlah Kata-kata merupakan penghargaan tertinggi kedua setelah Grand Prix Award di festival tersebut.

Penghargaan Lain

Di festival lain, panel juri internasional juga memberi penghargaan kepada film The Citizen dari Hungaria untuk Penghargaan Utama Grand Prix Aphrodite. Sementara, penghargaan aktris terbaik dimenangkan Rimma Zyubina dalam film The Nest of the Turtledove dari Ukraina. Sedangkan aktor terbaik diraih İnanç Konu lewat film Wedding Dance dari Turki.

Baca Juga :Segera Go Internasional, Wiro Sableng 212 akan Dibintangi Deretan Artis Top Ini

Keikutsertaan film Indonesia dalam festival ini merupakan hasil kerja sama KBRI Sofia dengan Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud. Kerja sama ini bertujuan mendukung sineas Indonesia bersaing pada tingkat global.

Sementara untuk segmen Indonesian Film Panorama terselenggara atas kerja sama Pusat Pengembangan Perfilman (melalui kegiatan Pekan Film Indonesia di Luar Negeri) dengan KBRI Sofia dan panita IFF Love is Folly. (OS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024