BerandaBudaya
Kamis, 6 Sep 2017 16:27

Ngeri! Ini 4 Suku Di Indonesia Yang Pernah Melakukan Praktik Kanibalisme

Ngeri! Ini 4 Suku Di Indonesia Yang Pernah Melakukan Praktik Kanibalisme

Suku Suku Tolai di Papua (Foto: Google)

Ngeri !! Indonesia faktanya memiliki bermacam suku yang beberapa di antaranya ternyata merupakan suku yang melakukan praktik kanibalisme.


Inibaru.id - Jika kalian penah melihat karya film demi dokumenter terkait praktik kanibalisme yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah suku tententu, saya yakin kalian tentu akan ngilu dan susah menelan ludah. Namun, ternyata praktik kanibalisme tersebut bukan hanya fiktif belaka. Bahkan, sejak zaman dahulu hingga di abad ke 20 ini, manusia pemakan daging manusia lainnya atau yang sering kita sebut dengan praktik kanibal masih ini masih tersebar diberbagai belahan dunia. Sebut saja suku Maori di Selandia Baru, suku Indian di kepulauan Karibia, suku Kulina di daerah Sungai Amazon Brazilia, suku-suku kuno di pedalaman Afrika yang kemungkinan besar masih ada sampai sekarang.

Motif mereka memakan sesamanya pun beragam, ada yang menyebutkan karena alasan ritual, kebanggaan, kesehatan bahkan kekuatan. Dalam beberapa literasi juga banyak disebutkan bahwa praktik kanibal ini banyak dilakukan ketika suatu suku telah menang dalam sebuah peperangan. Yakni dengan menguliti hidup-hidup, dibakar dan dimakan beramai-ramai lawan mereka yang tertangkap. Miris bukan?

Baca juga : 5 Kesenian Tradisional Beraroma Mistis di Indonesia

Tak hanya di Selandia Baru, Karibia, daerah Amazone, maupun dipedalaman Afrika, manusia pemakan daging sesamanya ini juga ternyata pernah dan bahkan masih ada di Indonesia. Suku apakah tersebut? Berikut adalah beberapa suku di Indonesia yang pernah dan mungkin masih melakukan praktik kanibal di Indonesia seperti dilansir dari awas-aja.com.

1. Suku Dayak Punan di Kalimantan.

Suku Dayak Punan dapat ditemukan di daerah kalimantan Barat, kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Mereka biasanya hidup di sepanjang aliran sungai dan sering berpindah-pindah tempat. Konon, dulu suku Dayak Punan ini terkenal dengan suku yang jago berperang. Bahkan, praktik kanibal yang dilakukan oleh suku ini sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi.
Saat ini, sebagian besar suku Dayak Punan sudah mulai secara modern, meskipun dalam sebuah penelitian suku primitive Dayak Punan ini masih ada yang tinggal di goa-goa rimba di pedalaman Kalimantan dan hidup berpindah-pindah.

2. Suku Korowai di Papua


Hidup di alam terbuka, membuat suku Korowai di Papua ini harus tinggal secara berpindah-pindah tempat (nomaden). Alasannya adalah untuk mencari lahan subur untuk mereka tinggali dan mencari penghidupan yang lebih baik. Nah, dalam pencarian lahan subur ini, biasanya mereka harus berperang berebut lahan dengan suku lain.
Kendati demikian, Suku Korowai sebagai suku yang menjalankan praktik kanibal, mereka tak sembarangan memakan daging manusia. Biasanya, mereka hanya akan memakan daging korban yang kerap melakukan pelanggaran adat. Korban tersebut biasanya ditangkap dan diadili. Setelah diputuskan bersalah maka korban akan di ritualkan dan dimakan bersama-sama. Keberadaan mereka masih ada hingga saat ini.

3. Suku Tolai di Papua

Papua memang terkenal memiliki suku-suku yang masih mempertahankan hidup primitif mereka. Suku Tolai ini merupakan suku yang tinggal diperbatasan Papua Nugini dan Papua Wilayah Indonesia. Praktik kanibalisme ini diketahui dari pengakuan warga suku Tolai modern dengan meminta maaf kepada pemerintahan Papua Nugini yang menyebutkan bahwa nenek moyang mereka pernah menangkap tiga orang guru dari negara Fiji pada abad 19 an dan dimakan ramai-ramai.

Baca juga: Ini 6 Budaya Asli Indonesia, Jangan Sampai Diklaim Negara Lain

4. Suku Batak di Sumatera


Suku terakhir di Indonesia yang pernah melakukan praktik kanibalisme adalah suku Batak di Sumatera. Praktik kanibal yang dilakukan oleh suku Batak di Sumatera ini bertujuan untuk memperkuat jiwa atau yang meraka biasanya sebut dengan tondi. Bahkan, mereka menyebutkan bahwa bagian tubuh korban seperti darah, jantung, telapak tangan dan telapak kaki dianggap kaya akan tondi. Namun demikian, praktik semenjak belanda berkuasa di Indonesia, praktik semacam itu telah dilarang keras.

Demikian adalah beberapa suku di Nusantara yang pernah melakukan praktik kanibalisme. Namun, seiring dengan perkembangan moderitas, perlahan suku-suku tersebut mulai menunggalkan praktik-praktik kanibalisme dan semacamnya. (NA/IB)⁠⁠⁠⁠

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025