BerandaAdventurial
Kamis, 12 Jun 2019 17:26

Larut dalam Keriuhan Ritual Menenggelamkan Kepala Kerbau di Tengah Laut saat Pesta Lomban

Pengunjung sedang menaiki kapal untuk ikut dalam prosesi larung kepala kerbau. (inibaru.id/ Isyah Maharas)

Pesta Lomban dan Festival Kupat Lepet 2019 jatuh pada Rabu (12/6). Acara besar ini nggak pernah sepi sebab bakal menjadi puncak acara syawalan di Kabupaten Jepara.

Inibaru.id - Pesta Lomban sudah menjadi tradisi yang rutin diselenggarakan secara besar-besaran oleh warga Jepara. Momen setahun sekali ini dilaksanakan selama 2 hari berturut-turut, Millens. Mulai dari arak-arakan, ziarah hingga pada puncaknya yaitu pelarungan kepala kerbau.

Sehari sebelum dilaksanakan pelarungan, kerbau lebih dulu diarak dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Ujung Batu hingga lokasi penyembelihan. Dengan diiringi tarian keprajuritan dan tarian-tarian lokal kerbau ini menjadi tontonan banyak orang. Nggak hanya warga setempat, acara ini juga dihadiri masyarakat dari daerah lain hingga warga negara asing.

Pengunjung menunggu aba-aba panitia untuk naik ke kapal yang telah dihias. (Inibaru.id/ Isyah Maharas)

Tapi kabarnya, dari tahun ke tahun acara ini mulai sepi sejak tenggelamnya kapal saat pesta lomban 2 tahun lalu. Sehingga orang-orang yang datang ikut serta naik kapal untuk mengiring pelarungan pun berkurang, mereka lebih memilih menunggu acara selanjutnya yaitu Festival Kupat Lepet di Pantai Kartini.

"Ini sedikit. Biasanya lebih dari ini. Karena biasanya parkir sampai lapangan itu penuh," kata Aries, juru parkir di Pantai Kartini, Rabu (12/6).

Meskipun pengunjung nggak seramai beberapa tahun yang lalu, tapi pelaksanaannya tetap meriah kok, Millens. Untuk menambah minat pengunjung, acara hiburan lain juga digelar seperti lomba panjat pinang di pantai.

Tentunya, tahun ini pelarungan kepala kerbau kembali digelar. Jadi, dari rumor yang beredar hal ini untuk mencegah malapetaka. Masyarakat percaya kalau peristiwa kecelakaan kapal saat pesta lomban dua tahun yang lalu terjadi lantaran ritual ini nggak dilakukan. Tentunya tradisi ini bukan bermaksud syirik ya, Millens. Melainkan sebagai ungkapan syukur warga Jepara atas hasil tangkapan ikan di laut.

Jadi, tahun depan kamu mau ikutan melarung kepala kerbau juga nggak nih? (Isyah M/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024