BerandaAdventurial
Rabu, 28 Jun 2022 10:24

Taman Srigunting di Kota Lama Semarang, Dulu Lapangan Parade Belanda

Taman Srigunting di Kota Lama Semarang. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Tahu nggak kalau Taman Srigunting baru dibangun di masa Orde Baru? Dulu, lokasi taman ini adalah Lapangan Parade bagi tentara Belanda, lo. Seperti apa ya sejarahnya?

Inibaru.id – Dari sekian banyak ikon bangunan lawas di Kota Lama Sekarang, Taman Srigunting jadi salah satu favorit bagi para pengunjung untuk sekadar duduk-duduk sambil menikmati bangunan-bangunan lawas di sekitarnya seperti Gereja Blenduk. Nah, meski ukuran taman ini kecil, nilai sejarahnya sangat besar, lo.

Taman Srigunting ada di persis sebelah timur Gereja Blenduk. Di sana, ada sejumlah pohon berukuran besar yang membuat tempat duduk-duduk atau berjalan kaki di bawahnya terasa sejuk dan rindang. Andai kamu datang ke sana pada tengah hari sekalipun, nggak bakal kepanasan.

Pada zaman kolonial, Taman Srigunting dikenal dengan sebutan Paradeplein atau lapangan parade. Jadi, pada masa itu, taman ini belum ditumbuhi pohon tinggi seperti sekarang ini. Lapangan parade ini juga cukup luas karena ada di lokasi yang kini jadi Taman Srigunting dan Gedung Kerta Niaga yang ada di sebelah timur taman.

Lapangan parade ini dibuat sesuai dengan perluasan benteng yang dilakukan VOC pada 1690-an. Kala itu, Belanda memang mulai menggeser pusat pertahanan dari yang awalnya Jepara menuju ke Kota Atlas. Nah, benteng yang dikenal dengan sebutan benteng lima sudut itu pun dibangun di sekitar Jembatan Berok.

“Dulu Kota Lama itu adalah benteng pertahanan VOC dan bentuknya segilima, kecil, bukan seluas sekarang,” jelas sejarawan Semarang Rukardi Achmadi, Kamis (11/7/2019).

Meski ukurannya kecil, Taman Srigunting teduh dan nyaman dijadikan tempat duduk-duduk pengunjung Kota Lama. (Inibaru.id/Audrian F)

Pada 1715, perluasan benteng dilakukan seiring dengan semakin tingginya aktivitas VOC di Pantura dan bagian timur Jawa. Semarang pun jadi pusat kegiatan VOC untuk keperluan tersebut. Nah, dalam catatan Belanda, pada saat perluasan benteng dilakukan, lapangan parade sudah eksis.

Yang menarik, lapangan parade ini nggak hanya dipakai untuk latihan para tentara. Di sana juga ada sumur artetis hingga gazebo yang dipakai untuk bermain musik.

“Sumur itu digunakan masyarakat setiap harinya. Kalau tugu reklame itu untuk melihat informasi, biasanya di tempat strategis. Kalau di lapangan parade dulu ada di dekat Gereja Blenduk. Lalu ada gazebo beratap tapi terbuka, tak ada temboknya. Di situ untuk bermain musik,” lanjut Rukardi.

Taman Srigunting modern ternyata dibangun pada saat Indonesia sudah merdeka, bahkan sudah dalam masa pemerintahan Orde Baru. Pada akhir 1970-an sampai awal 1980-an, taman ini dibangun meski nggak dibuka untuk umum. Fungsinya saat itu sebagai paru-paru kota.

Pada 2004, dibangun jalan setapak di dalam taman kecil tersebut agar masyarakat bisa duduk-duduk dan menikmati rindangnya Taman Srigunting. Setelah itu, sejumlah renovasi dilakukan agar taman jadi lebih tinggi dari jalan di sekitarnya.

Meski beda dengan fungsinya sebagaimana pada zaman Belanda, keberadaan taman yang teduh ini seperti mempercantik bangunan-bangunan khas Belanda yang ada di Kota Lama sekarang. Setuju kan, Millens? (Ayo/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: