BerandaAdventurial
Jumat, 10 Okt 2019 11:14

Selisik Sejarah Pabrik Rokok Praoe Lajar di Kota Lama

Nampak depan bangunan peninggalan Pemerintahan Belanda yang kini digunakan sebagai pabrik. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Pabrik Rokok Praoe Lajar di Kota Lama Semarang punya sejarah panjang. Bangunan yang sudah berumur lebih dari satu abad ini awalnya digunakan sebagai kantor administrasi perusahaan listrik Belanda hingga pertengahan 1900-an. Gimana kisahnya?

Inibaru.id - Kota Lama Semarang yang punya julukan Little Netherland menyimpan berbagai bangunan kuno dengan keunikan dan ceritanya sendiri. Meski ada beberapa bangunan mangkrak dan suwung, tapi banyak pula bangunan yang masih difungsikan.

Salah satu bangunan yang menarik dikulik adalah bangunan Pabrik Rokok Praoe Lajar di Jalan Merak. Sayangnya pengelola pabrik nggak bisa memberikan informasi terkait sejarah gedung yang dulunya kantor administrasi listrik zaman Belanda tersebut. Beruntung inibaru.id bisa mengorek informasi via telepon dari pemandu wisata Bersukaria Walk, Nadin Himaya.

Gedung Maunt'z & Co ini berubah menjadi milik pribumi pada 1959. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Menurutnya, gedung dua lantai ini merupakan bekas anak perusahaan Maintz & Co milik Belanda yang didirikan pada awal 1900-an dan bergerak di bidang kelistrikan.

“Seperti PLN, Mantz & Co ini penyedia jaringan listrik Hindia Belanda,” katanya.

Karena hanya berfungsi sebagai kantor administrasi, Nadin mengungkapkan bahwa pembangkit listrik perusahaan ini disinyalir berada di sekitar pelabuhan dan Tambak Lorok.

Fasad (Muka Bangunan) Nggak Berubah

Meski Indonesia merdeka pada 1945, tapi bangunan dengan luas sekitar 3,5 hektar ini masih ditempati oleh asing hingga beberapa tahun setelah kemerdekaan. Pada 1959, bangunan ini baru diambil alih oleh pribumi. “Ditempati sampai kemerdekaan dan pascakemerdekaan. Hingga 1959,” tambah Nadin.

Baca juga: Melihat Proses Nglinting Manual di Pabrik Rokok Indie; Praoe Lajar Semarang

Walaupun berumur lebih dari satu abad, Nadin mengungkapkan nggak ada perubahan pada bagian depan bangunan. “Secara fasad utama nggak ada perubahan, tapi ada tambahan tulisan Pabrik Rokok Praoe Lajar di sisi depan gedung yang menghadap ke polder,” tambahnya detail.

Saat ini gedung menjadi pabrik rokok dengan ratusan pekerja. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Selain itu, ada perubahan yang sangat signifikan akibat peninggian jalan yang disebabkan oleh banjir di lokasi bangunan. “Semula pintu masuknya ada empat atau tiga engsel pintu. Namun jika diperhatikan, sekarang hanya ada dua,” tutur Nadin.

Nadin menjelaskan bahwa beberapa bagian bangunan di lantai satu terkena peninggian hampir separuh. Hal ini banyak nggak disadari oleh orang-orang termasuk saya ketika berkunjung ke lokasi.

Sayangnya, nggak semua informasi terkait gedung-gedung di Kota Lama bisa diketahui secara lengkap setelah peristiwa kebakaran yang melahap arsip yang terletak di gedung papag (Gedung Keuangan Negara). Termasuk kemungkinan tempat ini pernah menjadi gudang senjata milik Jepang.

Selain itu, berbagai dokumen juga tercecer sehingga menyulitkan untuk bisa mengorek sejarah lengkap Kota Lama. “Ada bagian yang hilang yang menyebabkan gap yang nggak diketahui publik,” kata Nadin.

Terlepas dari itu semua, bangunan Pabrik Rokok Praoe Lajar kini semakin cantik dan layak untuk dikunjungi. Tentunya melalui komunitas tur. Revitalisasi Kota Lama yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang tampaknya cukup berhasil mengubah citra bangunan yang kumuh menjadi lebih apik dan tertata. Jika dulu tata kota di depan pabrik semrawut, kini semuanya rapi dan teratur. Mau foto-foto juga nggak malu-maluin.

Tertarik berkunjung ke sini, Millens? (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: