Inibaru.id – Sebagai kerajaan kecil, Yogyakarta hingga kini tetap melestarikan wisata budayanya. Nggak heran jika berkunjung ke sana, kamu bisa menjumpai situs-situs budaya yang dirawat dengan baik. Salah satu situs budaya yang hingga kini terawat dan dikunjungi banyak wisatawan adalah Makam Raja-Raja Mataram di kawasan Kotagede.

Untuk berziarah ke makam ini, kamu nggak bisa sembarangan, lo. Selain menjaga tingkah laku, para pengunjung juga harus mengenakan pakaian khusus.

Kalau kamu pengunjung perempuan, kamu harus mengenakan kain jarit setinggi dada. Dulu, kamu juga bahkan harus menyanggul rambut, sementara atribut seperti kerudung dilarang dikenakan di pemakaman ini. Terus, kalau kamu pengunjung laki-laki, kamu juga harus memakai kain jarit dan atasan laiknya abdi dalem.

Mengenakan kemben atau jarit setinggi dada selama berada di Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede. (Youtube/Andhung Andha R)

Oya, kedua peraturan ini hanya berlaku saat kamu berziarah ke makam raja. Jika berziarah ke makam anggota keluarga kerajaan yang derajatnya lebih rendah, kamu diperbolehkan mengenakan kebaya dan beskap. Semakin rendah derajat anggota kerajaan, semakin umum pula pakaian yang dikenakan pengunjung.

Disediakan Pengelola

Kamu yang nggak punya kain jarit, nggak perlu kebingungan kalau pengin berkunjung ke makam ini, ya. Sebab, pengelola telah menyediakan pakaian-pakaian itu. Khusus pakaian untuk masuk pemakaman, kamu bisa menyewanya dengan harga Rp 35 ribu, sedangkan yang di luar pemakaman dibanderol Rp 25 ribu.

Beberapa aturan penting yang harus kamu ikuti selama masuk ke pemakaman, di antaranya harus melepas alas kaki. Kamu juga dilarang membawa kamera dan memotret. Namun, kamu tetap bisa berfoto di luar pemakaman, kok.

Para abdi dalem mengusung peti raja. (Harian Jogja)

Pengin berkunjung ke Pemakaman Raja-Raja Mataram? Datanglah pada Minggu, Senin, Kamis, dan Jumat. Saban Jumat, pemakaman buka pukul 13.00 WIB, sedangkan pada hari lainnya buka lebih pagi, yakni pukul 10.00 WIB.

Hm, berkunjung ke makam para raja ini mungkin bakal membuatmu membayangkan Yogyakarta tempo dulu. Supaya nggak lupa sejarah bangsa, ajak pula teman-temanmu menengok nenek moyang kita di sana ya! (IB15/E03)